12 • Gadis Dalam Kobaran Api

488 49 0
                                    

Hermione mengejrap, sesaat memandang skeptis, tapi tatapan memaksa Draco membuat Hermione ahkirnya menghembuskan nafas dan menyentuh gelang ditangan Draco.

Tepat setelah itu, apa yang pernah mereka alami waktu di perpustakaan kembali terjadi. Gelang itu bercahaya, semakin terang dan semakin terang, lalu, saat cahayanya redup, mereka telah tiba di suatu tempat asing.

Namun, berbeda dari tempat pertama. Bukan hutan, melainkan di sebuah tanah lapang. Hermione bisa melihat keramaian. Ada banyak sekali orang yang berkumpul, memadati tanah lapang tidak jauh dari tempat Ia dan Malfoy berdiri.

Terdapat gerbang besar dan benteng di dekat kerumunan. Sebuah tiang di kelilingi oleh banyaknya orang berpakaian kuno. Merasa penasaran dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian orang-orang itu, Hermione pun segera pergi untuk melihat.

Di belakang, Draco berdecak kesal sebelum pergi menyusul gadis yang meninggalkannya.

Mereka masuk dengan mudah, seperti hantu-hantu Hogwarts yang bisa menembus manusia.

Beberapa prajurit berdiri di sekitar tiang. Berdiri tegap dan tegas, menjaga tiang tersebut. Bekas terbakar membuat tiang menjadi berwarna hitam, namun tiang itu nampaknya masih cukup kokoh.

"Itu dia!"

Suara sahutan keras seseorang, mengundang yang lain menoleh ke satu arah. Sosok wanita dengan pakaian kotor dan lusuh, tengah di seret oleh dua prajurit berbadan kekar. Gadis tersebut memberontak, berusaha melepaskan diri. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, gadis itu tampaknya tidak bisa pergi. Sebab, tangannya di borgol, sementara kakinya dirantai.

Gadis itu di seret paksa. Ditarik naik ke atas  tumpukan kayu yang telah di susun di sekitar tiang. Mereka mendorongnya, kemudian mengikatnya di sana.

"Tidak! Jangan lakukan ini. Kumohon!" Gadis itu meraung dan memberontak. Tangis telah pecah sejak berjam-jam yang lalu. Sekujur tubuhnya memiliki bekas cambukan yang memerah, sebuah bentuk atas hukuman yang telah ia terima sejak penangkapan.

"Dasar penyihir jalang!"

"Ayo bakar dia!"

"Penyihir itu adalah sumber masalah!"

"Bakar dia!"

Semua orang mulai berseru, beramai-ramai menyumpahi gadis yang di ikat pada tiang, berdiri di atas tumpukan kayu yang siap dibakar. Seruan kemarahan itu, tidak hanya mempengaruhi gadis tersebut, tapi juga Hermione.

Ada perasaan sesak yang tiba-tiba menelusup. Perasaan yang terasa familiar, seolah-olah, Hermione pernah  merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.

Hermione memegang dadanya. Raut wajahnya meringis, menahan gejolak emosi yang entah datang dari mana.

Sosok berjubah hitam memasuki pusat kerumunan. Orang itu memegang obor yang menyala-nyala penuh intimidasi. Kedatangannya, membuat seruan dari kerumunan semakin menjadi. Seolah-olah, ia membakar semangat dan emosi setiap orang di sana dengan obor yang dibawahnya.

Algojo, hakim, malaikat pencabut nyawa. Bagi Draco, sosoknya tampak seperti itu. Meski Draco tidak bisa melihat wajah di balik tudung hitam yang menutupi kepalanya, Draco bisa merasakan aura kuat yang orang itu bawa. Tanpa kata, dia seakan mendeklarasikan bahwa dirinyalah yang akan menjadi satu-satunya perengut nyawa hari ini.

"Kumohon, jangan lakukan ini padaku!"

"Diam, kau penyihir!"

Nafas Hermione mulai tidak terkontrol, ia dengan cemas menatap gadis di tiang yang siap di bakar hidup-hidup. Hermione hampir jatuh kalau saja Draco tidak segara menompangnya.

"Mereka akan membakarnya," cicit Hermione, membuat Draco menoleh "mereka tidak boleh melakukan itu...membakar orang hidup-hidup."

Tepat saat sang Algojo melempar obor ke atas kayu bakar, api langsung menyala dan berkobar ganas. Panasnya membuat orang-orang mundur menjauh. Sementara suara teriakan gadis di tiang, melengking, menusuk telinga. Raungan kesakitan dari api yang naik dan membakar tubuhnya.

"Tidak!"

Hermione berlari tergesa-gesa, mendekati api tanpa rasa takut. Sementara Draco menggerutu dan merutuk, menyusul gadis itu dengan perasaan kesal.

"Apa yang kau lalukan?" Bentak Draco.

"Gadis itu..."

"Tidak ada yang bisa kau lakukan! Keberadaan kita di sini tidak nyata!"

"Tapi..."

"Sialan, Granger!"

Draco menarik tangan Hermione, hendak membawanya pergi menjauh dari api. Namun, gadis itu tetap bergeming, diam di tempat dengan tatapan terpaku ke arah api.

Hermione Granger seakan menjadi patung, seakan api telah menyihirnya untuk tetap diam di tempat. Draco mengerutkan alis, memandang kebingungan gadis tersebut.

"Granger?"

"Hei!"

Draco berdiri di hadapan Hermione, memegang kedua bahu gadis tersebut, lantas mulai menguncangnya, berusaha menyadarkan Hermione dari entah apa yang telah membuatnya seperti ini. Bahkan kelopak matanya tidak berkedip sama sekali.

"Granger?"

"Hei! Ada apa denganmu!"

"Hermione Granger!"

Mata Hermione berkedip, hazel langsung memandang kelabu yang dekat di hadapannya. Hermione mengejrap lagi, menatap Draco Malfoy dengan ekspresi terkejut yang tidak bisa Draco mengerti.

Apa yang baru saja terjadi? Draco sama sekali tidak mengerti, apalagi setelah melihat sikap gadis di depannya yang tiba-tiba membingungkan dan aneh. Seolah-olah, dia baru saja menyaksikan sesuatu yang sangat mengejutkan.

Draco merasa cemas tanpa alasan jelas, dia tidak mengerti. Tapi, rasanya seperti ada benang merah yang terhubung antara dirinya dan gadis di depannya. Tatapan dari iris hazel itu seakan memberitahu Draco tentang hubungan tersebut.

Namun, hazel itu adalah milik Hermione Granger, seorang gadis yang tidak ingin Draco pikirkan atau bahkan terlibat dalam hidupnya.

Bahkan sampai sejauh ini mereka telah terlibat berulang kali atas kejadian membingungkan, meski garis-garis takdir seakan mulai menyatu dan membentuk satu tujuan yang sama, Draco tidak pernah menginginkan seorang Hermione Granger.

Pikiran Hermione mungkin sama, tapi apa yang baru saja ia saksikan seakan melampaui logikanya sendiri. Sesuatu yang Hermione lihat dalam kobaran api itu...

"Merlin! Apa-apaan ini?"

To Be Continued

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now