5 • Gelang Yang Memancarkan Cahaya

583 60 0
                                    

Hari-hari berikutnya, Hogwarts berubah menjadi sel tahanan. Mereka diisolasi dan dibatasi melakukan banyak hal. Tidak boleh melakukan itu tidak boleh melakukan ini. Hermione hampir gila. Kamar kebutuhan telah diketahui dan selama dua hari, tidak ada pelatihan mandiri. Senyum Umbridge semakin lebar, sebaliknya, senyum mereka nyaris hilang.

Hari Jumat setelah kelas terahkir selesai saat sore. Hermione pergi ke danau hitam untuk menyendiri sembari membaca buku dengan tenang. Umbridge berkeliaran di sekolah, Hermione ingin tetap waras dan tidak kelepasan mengutuk wanita itu jika kesabarannya habis.

Awalnya, sangat tenang dan damai. Hanya suara riak air danau hitam dan angin sore yang menerpa daun yang terdengar. Hermione dibuai oleh ketenangan batin, sampai suara lain terdengar, menjadi pengacau di harinya yang hampir berakhir.

"Sedang healing, Granger? Kurasa kau juga perlu menceburkan kepalamu ke danau hitam agar rambutmu tidak menghalangi kewarasanmu."

Malfoy berjalan dari arah sekolah, memutar-mutar tongkatnya dengan congkak. Raut wajahnya menyebalkan dengan seringgaian, menatapnya dengan sorot mata kotor.

Hermione menutup bukunya "pergilah, Malfoy. Aku benar-benar perlu ketenangan, dan bau musangmu benar-benar menganggu." Hermione berkata tanpa menoleh. Membuat pemuda Slytherin itu mengerutkan raut wajahnya kesal.

"Yah, tentu saja. Setelah kelompok kotormu diketahui, kau pasti sangat sedih bukan, Granger. Itulah sebabnya kenapa kalian tidak berlatih di Shrieking Shack saja sejak awal."

Hermione berusaha menahan kekesalannya sejak awal kedatangannya, tapi Malfoy bukan orang yang akan membuatnya tetap sabar. Hermione seharusnya tau itu sebelum Malfoy memulai konfrontasi yang memecah kesabarannya.

"Kau brengsek, Malfoy!" Kata Hermione hampir menjerit. Alisnya berkerut melihat seringgaian diwajah pemuda itu semakin tidak tertahankan.

"Kau seharusnya tau diri, Mudblood. Kau diberi kesempatan mulia dengan sihir dan tinggal disekolah ini. Maka diamlah dan jangan banyak tingkah."

Hermione mendengus "bukankah yang banyak tingkah di sini adalah kau, Malfoy. Memiliki identitas sebagai pureblood pasti membuatmu amat bangga, tapi ingat, Malfoy. Identitas darahmu bukan sesuatu yang akan menyelamatkan hidupmu."

"Ohya, kau mengatakannya karena kau iri bukan? Satu-satunya hal yang tidak akan pernah kau dapatkan walaupun kau menjual otak berhargamu adalah identitas darah yang aku miliki," kata Draco sinis, dia melihat kerutan kemarahan yang nyaris meledak diwajah Granger dan itu membuatnya senang karena merasa telah menang "lima poin diambil dari Gryffindor karena berkata kasar, Granger."

Hermione melihat Malfoy pergi, menatap punggungnya dengan niat mengutuk. Jika saja avada bukan mantra yang dilarang, Hermione sudah melemparkannya sejak pertemuan awal mereka. Dia datang hanya untuk berkonfrontasi dengannya, menghinanya dan menjatuhkannya kemudian pergi dengan kebanggan brengseknya.

Sore telah berahkir dengan hilangnya matahari. Langit oranye berubah menjadi biru gelap nyaris hitam. Hermione pergi ke asrama untuk membersihkan diri sebelum pergi ke great hall untuk makan malam bersama. Tidak seperti malam-malam tahun kemarin, ditahun ini, makan malam di great hall terasa seperti makan malam Azkaban. Meskipun Hermione tidak pernah merasakannya, dia yakin pasti suasanya tidak akan banyak berbeda, tenang dan suram.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Harry?" Tanya Seamus, bicara dengan intonasi berbisik dari seberang bangku pada Harry yang duduk berhadapan dengannya.

"Jangan disini, Seamus," kata Harry, memberi isyarat bahwa Umbridge sedang menatap ke meja mereka dengan mata menyipit penuh selidik.

Seamus bungkam, segera merosot rendah dengan kepala menunduk, melanjutkan makan malamnya dengan kurang berselera.

"Ini benar-benar menyiksa."

Hermione mendengar gumaman Ron yang duduk disebelah kanannya.

"Mengesalkan saat dia membuat peraturan tidak masuk akal, apa dia juga harus melakukan teror saat makan malam suci?"

"Hati-hati, Ron aku tidak ingin berurusan dengan Umbridge," Kata Hermione.

"Yah, setidaknya biarkan hari ini berakhir tanpa mendengar suaranya yang menjengkelkan," timpal Ginny.

Yang lain hanya merespon dengan anggukan setuju. Benar-benar berat untuk mengeluarkan suara, seolah mereka akan benar-benar diadili jika terdengar satu katapun yang keluar.

Makan malam berakhir dengan kesuraman seperti pada awalnya. Hermione pamit pada teman-temannya untuk mengerjakan tugas diperpustakaan. Hermione perlu mencari refrensi untuk menerjemahkan tugas rune kunonya.

Dia pergi ke bagian yang dia tau menyimpan sejumlah buku tentang rune kuno, mengambil beberapa buku dan membawanya kemeja tempatnya akan duduk. Sesuatu bergetar dalam saku jubahnya dan Hermione mengeluarkan gelang silver yang mulai familiar baginya. Entah bagaimana bisa, tapi seingatnya, dia meninggalkan gelang ini dilemarinya, aneh dan mengherankan menemukannya berada disakunya lagi. Hermione menghela nafas jengah, meletakan gelang itu diatas meja. Matanya kemudian tidak sengaja melirik selembar parkemen disamping buku diatas meja. Iris coklatnya berkilat tajam saat mengenali huruf awal dan simbol-simbol yang tertulis diatas parkemen tersebut. Hermione meletakan buku yang diambilnya, beralih pada parkemen diatas meja.

Ada dua parkemen diatasnya, yang satu berisi huruf rune dan yang satu adalah aksara inggris. Hermione mengamati kedua parkemen secara bergantian, menyadari kesamaan dengan isi parkemen rune kuno miliknya. Ini pasangan tugasnya. Milik siapa ini. Sampir setengah telah diterjemahkan dan darinya Hermione pasti yakin akan mudah mencari kutipannya dibuku dongeng. Namun, ini bukan dongeng yang Hermione kenali.

"Mencoba menyontek, Granger? Tidak kusangka Miss know it all melakukan hal tercela seperti ini. Apa bergaul dengan Weasel dan Potty menurunkan standar otakmu, Granger?"

Hermione mendengus. Mereka tidak pernah berhenti terlibat, bertapa tidak beruntungnya Hermione. Tidak ada Umbridge, tapi Malfoy akan selalu ada dan memicunya.

"Jangan salah paham Malfoy, kupikir seseorang tidak bertanggung jawab meninggalkanya, maka dari itu aku berniat menyerahkannya pada Madam Piece untuk disingkirkan." Hermione berlalu ketempat duduknya, tidak melihat pada Malfoy sedikutpun. Dia mengira Malfoy akan membalas perkataanya dan memulai sesi pertengkaran panjang, tapi Hermione hanya mendengar angin.

"Dari mana kau dapatkan ini?"

Hermione terkejut saat menemukan Malfoy berdiri amat dekat dengannya, Hermione yang dalam posisi duduk membuat wajahnya berhadapan langsung dengan bagian perut Malfoy yang tertutupi jubah.
Hermione menelan ludah, dia kemudian mendongkak dan melihat Malfoy memegang gelang silver. Raut wajah pemuda itu dipenuhi rasa penasaran dan takjub, bukan untuk Hermione, tapi pada gelang silver yang tiba-tiba mengeluarkan cahaya kebiruan yang lebih terang dari yang pernah Hermione saksikan.

To Be Continued

Jangan lupa vote dan komentarnya~

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now