29 • Tragedi Yang Kembali Terulang

466 49 0
                                    

Suara teriakan Hermione menggema, nyaring penuh kepedihan. Gadis itu mendapat trauma cukup berat karena melihat kematian seseroang tepat di depan matanya.

Bellatrix melemparkan mantra ke atas langit, suar pertanda bahwa sisi hitam berhasil menaklukan Hogwarts. Perempuan itu tertawa riang, menciptakan suasana yang berbanding terbalik dengan duka yang melingkupi Hogwarts.

"Berdiri kau, ja***g Mudblood!" Belatrix menarik kasar lengan Hermione, memaksanya berdiri dan menyeretnya pergi.

"Kau tidak perlu membawanya," kata Draco keras.

"Tidak ada urusannya denganmu, keponakanku, dia akan jadi tawananku."

"Lepaskan aku, sialan!" Hermione memberontak. Meracau, berusaha melepaskan diri. Tapi usahanya gagal sebab Belatrix justru melemparkannya pada Greyback yang memiliki tenaga jauh lebih besar dari Belatrix.

"Hermione!"

Mata Hermione membola penuh harapan ketika mendengar suara Harry. Ia susah payah menoleh ke belakang, melihat Harry berlari, berusaha mengejar kelompok pelahap maut yang membawa Hermione.

"Harry!"

"Tolong aku!"

Mereka mengacaukan Hogwarts, menyerang setiap tempat yang mereka lewati, bermain-main dengan sihir dan kutukan, membuat Hogwarts berantakan disegala sudut. Bersenang-senang dan bersuka cita. Hermione bisa melihat ekspresi para pelahap maut kecuali Draco dan Snape yang berjalan paling depan. Dua orang itu tidak sedikit pun menoleh ke belakang kecuali saat Snape mencegah Harry yang putus asa mengejar di belakang.

Tapi Draco masih tidak berbalik, tidak menampakan seperti apa ekspresi wajahnya. Seperti apa perasaanya setelah menjadi bagian dari sekelompok pembunuh, seperti apa perasaanya setelah menyaksikan kematian.

Malam itu adalah malam paling kelam. Langit mendung dan gelap. Simbol hijau tengkorak kolosal yang bergerak-gerak di atas awan menambah hadirnya kegelapan diantara masyarakat sihir. Malam itu adalah awal dari kekuasaan kegelapan, malam yang seolah akan terus berlangsung tanpa pernah didatangi siang.

Dunia menjadi gelap dan begitu pula hidup Hermione Granger.

Dirinya dilemparkan ke dalam ruang bawah tanah yang gelap, tanpa ventilasi, udara pengap dan lembab. Tongkatnya diambil, Hermione dibiarkan sendirian tanpa bisa melakukan apa pun.

•••

Detik-detik yang berubah menit. Menit-menit berubah Jam. Berjam-jam berubah menjadi berhari-hari. Hermione dibiarkan terkurung tanpa mengetahui waktu.

Sudah berapa lama dirinya di sini?

Bagaimana keadaan Hogwarts?

Apa yang Harry dan Ron lakukan?

Apa perang sudah terjadi?

Pintu ruang bawah tanah di buka. Dan seorang wanita berjalan mendekati tempat Hermione duduk, lemah bersandar pada dinding. Wanita berambut hitam setengah pirang. Narcissa Malfoy, satu-satunya penghuni Manor -selain Bellatrix- yang selalu datang melihat tahanan di ruang bahwa tanah rumahnya.

Sepiring makanan di letakan di dekat tangan Hermione bertumpu oleh Narcissa, tetapi ketika wanita aristokrat itu hendak bangkit berdiri tegap, sebuah kilap dari silver yang melingkar dipergelangan tangan Hermione menahannya.

"Gelang ini..."

"Gelang ini milikku," kata Hermione cepat. Perkataannya menarik perhatian Narcissa.

"Bagaimana bisa? Gelang ini persis sama dengan gelang yang di miliki, Draco."

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن