1 • Gudang Di Kamar Kebutuhan

1.1K 78 1
                                    

Tahun kelima, entah bagaimana Draco mendefinisikan tahun kelimanya di Hogwarts. Kedatangan Dolores Umbridge adalah bencana, Draco harus mengakui itu, karena sejujurnya, dia sama sekali tidak menyukai wanita yang selalu mengenakan aksesoris dan baju pink tersebut.

Ada banyak aturan, bahkan hampir setiap waktu Draco melihat Flich menaiki tangga dan memasang bingkai baru berisi aturan baru di dinding yang dipenuhi berbingkai-bingkai larangan.

Umbridge adalah seroang diktator, tapi rasa puas setelah mengetahui bahwa Harry Potter dan teman-teman bodohnya menjadi bulan-bulanan Umbridge beberapa waktu ini, Draco merasa sangat senang. Yah, setidaknya ada hal baik dari kedatangan wanita pink itu di Hogwarts.

Pagi itu, pengumuman baru tentang dibentuknya tim penyelidik tersebar diseluruh penjuru Hogwarts dan Draco dengan senang hati segera mendaftarkan diri untuk bergabung. Ini kesempatan bagus untuk menyeret Potty, Weasel dan si Mudblood dalam hukuman. Tapi, sepertinya tidak semudah yang Draco pikirkan.

Setiap malam tim penyelidik bergantian untuk berpatroli, Draco mendapat giliran di hari Sabtu, tapi kadang-kadang dia ikut menyeret seseroang jika punya kesempatan.

"Lihat, itu Lonny," ujar Crabbe, menunjuk ke arah gadis Ravenclaw berambut pirang dan berpenampilan estentrik. Draco dan yang lain segera menoleh, melihat Luna Lovegood berjalan sendirian sembari melompat-lompat di koridor seperti anak umur lima tahun.

Sudut bibir Draco tertarik, membentuk seringai. Malam ini dia akan mendpaatkan kelompok bodoh Potter dan menyerahkannya pada Pink Umbridge.

Mereka menunggu saat Luna berhenti di depan dinding di ujung lorong, melihat dengan mata melebar dan berbinar saat sebuah ukiran mencuat dari dinding yang tak lama kemudian membentuk pintu.

Jadi itu tempat persembunyian Potty dan kelompok bodohnya, batin Draco berdesis.

Para tim patroli segera keluar dari persembunyian dan berjalan cepat menuju pintu, tapi mereka malah berahkir dalam ruangan kecil kotor dan penuh sapu. Mereka jatuh dan saling menindih, Draco mengumpat keras. Flich yang berada paling bawah tertindih Crabbe dan Goyle mendesis marah dengan wajahnya yang mengerut jelek.

Hari-hari berkutnya mereka mencoba mengikuti setiap anak yang dicurigai terlibat dalam kelompok kecil Potter, tapi hasil yang mereka temukan selalu saja sama dan sia-sia.

Draco mengerang kesal, dia berjalan kesana kemari dalam kamarnya, membuat Blaise Zabini dan Theodore Nott yang sedang bermain catur sihir memutar bola mata berulang kali melihat tingkah sang penerus Malfoy.

Blaise sendiri mulai agak muak dengan sikap Draco. Mereka tentu tau apa penyebab pria platina itu jadi uring-uringan seperti sekarang, memang siapa lagi yang bisa membuatnya begitu selain Potter dan dua temannya. Weasley dan Granger.

"Berhentilah, Draco, kau membuat kami pusing," tegur Theo, mood bermain catur sihir sudah menguap entah kemana.

"Aku harus menangkap mereka, sialan orang-orang itu, mereka mempermainkan kami," kata Draco. Nafasnya memberat dan rasa kesalnya makin tak terbendung.

Blaise merapikan catur sihir dengan jentikan tongkat, lalu beralih pada Malfoy yang masih uring-uringan.

"Kudengar mereka punya tempat persembunyian yang bagus. Mereka menyebutnya kamar rahasia atau apa," kata Blaise.

"Kamar kebutuhan, Blaise. Kamar rahasia itu tempat basilisik," hardik Theo. Blaise hanya mengedikan bahu tidak perduli.

Draco menghentikan kegiatan mondar-mandirnya, kini duduk diranjang.

"Kudengar kamar itu akan muncul jika kau menginginkan sesuatu, karena itu kenapa disebuat kamar kebutuhan. Kenapa kau tidak berdiri di sana dan mencoba?" Saran Theo.

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now