11 • Satu Pasang Gelang

482 51 0
                                    

Kemarahan Bellatrix tidak luntur, tapi ekspresi terkejutnya sesaat menutupi rekasi awal. Ketika ia melihat rambut platina dan wajah yang ia kenali.

"Draco." Bellatrix mendesis marah, mengumamnya nama Draco seolah mendendam sebeb keponakannya sendiri telah mengacaukan rencananya.

"Apa itu anak Narcissa?" Sirius bertanya entah pada siapa, namun tatapannya tertuju pada sosok Draco yang masih tampak tegang. Perhatian Sirius kemudian beralih pada Bellatrix, dan dengan wajah mengeruh, dia bergumam tanpa sadar "tadi itu...apa dia sungguh ingin melemparkan mantara itu padaku?"

Harry bisa mendengar gumaman Sirius. Ia cukup terkejut, tapi mendengar perkataan Sirius dan menelah ulang, Harry menyadari maksud Bellatrix. Harry pernah melihat sihir seperti itu sebelumnya, sihir yang sama yang membunuh Cedric.

Ekspresi Harry segera berubah mengeruh. Alisnya menekuk marah. Wanita itu berniat membunuh Sirius, satu-satunya keluarganya, satu-satunya orang yang akan tinggal bersamanya. Dengan emosi yang meluap, Harry melemparkan mantra ke arah Bellatrix, namun sayangnya wanita itu langsung memblokirnya. Namun serangan Harry yang beruntun membuat Bellatrix terpaksa mundur, dan pada akhirnya berlari keluar dari ruangan batu.

"Tidak, Harry, tidak perlu mengejarnya," kata Sirius, tapi seakan tidak mendengarnya, Harry turun dari batu dan berlari menyusul Bellatrix dengan marah.

Sementara itu, para pelahap maut juga beranjak pergi, menyisakan orang-orang dari pihak Potter dan Lucius yang masih pingsan. Hermione melihat ke arah Draco yang kini terduduk lemah bersandar pada batu. Hermione ingin bertanya tentang maksud keberadaannya di sini, apa yang sedang ia lakukan.

"Hermione ayo." Ron menarik tangan Hermione, mengajaknya menyusul yang lain yang sudah lebih dulu pergi menyusul Harry.

Draco melihat kepergian mereka, dia pikir, dia ditinggalkan sendirian, tapi seseorang datang menghampirinya. "Benar, kamu anak Cissy." Draco mendongkak dan menemukan Sirius Black menatapnya.

Sirius turun, memposisikan tinggi dengan Draco yang duduk "Terimakasih untuk yang tadi. Kamu menyelamatkanku," kata Sirius. Tapi Draco sudah kembali menunduk jadi tidak bisa melihat ekspresi pria itu lagi.

"Aku selalu berpikir bahwa Malfoy bukan pria yang baik untuk Cissy, dugaanku benar, tapi kamu putranya yang menyandang nama Malfoy....aku pikir, kamu tidak akan seburuk ayahmu."

Draco mendengar langkahnya menjauh setelah mengatakan kalimat terakhir. Draco menhembuskan nafas berat, memejamkan mata dan menenangkan diri sejenak.

Sementara itu, di lobi. Orang-orang tiba bertepatan dengan kemunculan Voldemort dan menghilangnya iblis itu kemudian. Orang-orang kementrian, para wartawan bahkan mentri sihir menyaksikan kehadiran Voldemort.

Disatu sisi, Hermione merasa legah bahwa semua orang ahkirnya percaya pada Harry, sementara di sisi lain, ketakutan dan kecemasannya akan kehadiran Voldemort meninggalkan kesan menakutan yang membuat merinding. Aura gelap yang penyihir itu bahwa, benar-benar mengintimidasi, gelap dan suram.

Tahun ajaran ke lima di awali dengan bencana dan diakhiri dengan tragedi. Hermione menyaksikan berbagai macam hal yang menguras tidak hanya tenaga, tapi juga mental.

Malam sebelum liburan, Hermione menemui Malfoy di menara Astronomi. Pemuda itu sendiri yang mengirimkan pesan untuk menemuinya di sana. Hermione awalnya curiga dan skpetis, tapi juga penasaran dan rasa penasaran itu mengalahkan dia perasaan sebelumnya, jadi si sinilah Hermione berada sekarang.

"Katakan dengan cepat. Aku masih harus mengemasi barang-barangku" Hermione bersedekap dada, memasang tampang malas.

Draco yang tengah membelakangi Hermione, berbalik, melihat gadis yang ahkirnya datang. Dia kemudian berjalan mendekat sembari meronggah sesuatu dari dalam saku celananya. Benda yang keluar dari sana mengejutkan Hermione.

"Gelang itu..."

"Bukan gelangmu, ini gelang yang ada di rumahku sebelumnya," potong Draco.

Hermione menekuk alisnya sesaat, kemudian meronggah saku celananya dan terkejut menemukan gelang yang sama "keduanya benar-benar mirip." Hermione melihat antara gelang yang ada di tangannya dan tangan Malfoy.

"Aku ingin bertanya padamu," kata Draco. Hermione mengangkat padangan, menatap pemuda di depannya.

"Gelang itu..." Draco menuding gelang ditangan Hermione "apa benda itu juga suka muncul tiba-tiba dan seakan mengikutimu?" Tanya Draco, membuat Hermione terkejut.

"Bagaimana kau tau?" Hermione tidak pernah mengatakan apapun soal gelang ini. Selain karena situasi Hogwarts yang tidak tenang, Harry juga tengah gelisah akan banyak hal. Jadi Hermione tidak pernah menyinggung soal gelang pada siapapun. Tidak ada yang tau kecuali Malfoy, itupun dengan tidak sengaja.

Draco menghela nafas berat "karena gelang yang ini juga demikian. Aku ingat mengembalikannya dalam kotak, tapi tiba-tiba saja itu ada di dalam saku jubahku"

Hermione menatap agak prihatin, tau rasanya karena saat pertama kali, Hermione juga dibuat kebingungan.

"Apa benda ini mengikuti orang yang telah menyentuhnya?" Gumam Draco. Bertanya-tanya dengan alis berkerut bingung.

"Kurasa bukan itu penyebabnya." Hermione mengambil kembali atensi Draco "Lavender pernah memegang gelang ini sebelumnya, tapi gelangnya tetap kembali dan mengikutiku."

"Lalu apa penyebabnya?" Draco mengusap rambut platinyanya dengan agak frutasi. Sudah cukup sulit dengan masalah keluarganya, ditambah dengan gelang aneh sialan ini.

"Apa yang kau dan aku lihat hari itu, mungkin ada sesuatu yang terlewat yang mungkin jawabannya," kata Hermione.

Mereka terlalu terkejut saat itu, jadi tidak benar-benar memperhatikan, bisa saja mereka bisa menemukan jawaban yang mereka cari di sana.

"Dan bagaimana kau dan aku bisa kembali ke tempat itu lagi?" Draco bertanya dengan nada meremehkan. Membuat Hermione mendengus kesal.

Alis gadis itu menekuk, tapi sekarang Hermione tidak sedang ingin berdebat, jadi dia meredam emosinya sejenak "peragakan saja apa yang terjadi hari itu. Pegang ini." Hermione menyodorkan tangannya, bermaksud menyuruh Draco mengambil gelang, tapi tatapan kotor Draco justru menganggunya.

"Gelangnya, Malfoy," geram Hermione.

Draco mendengus dan menyentuh gelang ditangan Hermione, tapi tidak seperti sebelumnya di mana mereka langsung pindah tenpat. Kali ini tidak terjadi apa-apa.

Keduanya mengenyit heran. Kebingungan "kenapa tidak bisa?" Hermione meneliti gelangnya.

Draco berdecak kesal "efeknya mungkin hanya sekali. Bagaimana jika sekarang kau yang pegang gelangku?"

Hermione mengejrap, sesaat memandang skeptis, tapi tatapan memaksa Draco membuat Hermione ahkirnya menghembuskan nafas dan menyentuh gelang ditangan Draco.

To Be Continued

ʟᴏsᴛ ᴀɴᴅ ғᴏᴜɴᴅ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now