40. Black Hole.

388 66 10
                                    

Minggu, 31 Desember 2023.

Haiii, siapin diri buat baca bab ini yaaaa.

- H: Hyunjin & Hemophilia -

Bau obat, ruangan berwarna putih dan wajah khawatir Chan dan Jisung. Tiga hal itu adalah hal pertama yang Hyunjin sadari dalam waktu bersamaan. Mata sayunya berkedip pelan, suara Chan yang memanggilnya masih terdengar redup.

Chan memeluknya, Hyunjin sedikit terkejut karena Chan gemetaran.

"Ya Tuhan, gue khawatir banget," ujar Chan setelah melepas pelukan.

Di sisi yang lain, Jisung menggenggam jemari Hyunjin begitu erat. Hyunjin pandangi kedua temannya itu bergantian. Lalu, ingatannya muncul secepat kilat. Terakhir yang ingat, dirinya ada di dorm. Saat ingin masuk kamar, Hyunjin sudah tak mengingat apapun lagi dan tahu-tahu sudah terbaring di tempat ini.

"Gue ... kenapa?"

"Lo pingsan, kenapa sih lo gak jujur kalo lagi sakit? Tau gitu gak usah ikut pulang ke dorm."

Omelan panjang Jisung langsung dihadiahi pukulan pelan dari Chan. "Lo jangan gitu, Hyunjin baru sadar."

Hyunjin berdeham, ia hendak duduk- "Engga!" Tidak jadi, kompak sekali Chan dan Jisung melarangnya.

"Lo gak bangun-bangun dari semalem, lo liat sekarang jam berapa?"

Hyunjin mengikuti arah Jisung menunjuk, jarum pendek jam dinding mengarah pada angka 9.

"Gue tidurnya lama banget." Hyunjin tersenyum malu.

"Kalian tidur di sini semaleman?"

Anggukan kepala dua orang membuat Hyunjin menggeleng-geleng. "Pulang aja, pasti capek kan tidur di sofa?"

"Yang di sofa Chan hyung sih, gue mah di lantai."

"Ngibul lo!" Chan melempar bantal sofa dan Jisung menangkapnya, terkekeh tanpa dosa.

"Selamat pagi, Chan dan Jisung." Tiga manusia itu menoleh bersamaan pada Dokter Nam yang baru saja memasuki kamar. Melihat Hyunjin sudah sadar, senyum Dokter Nam merekah lebar. "Oh, dan Hyunjin," lanjutnya.

"Kebetuan udah bangun, bentar lagi jadwal fisioterapi. Kalian berdua bisa pulang sekarang, makasih udah nemenin Hyunjin."

"Tapi saya mau ditemenin terapi, Dok."
Sambil memeriksa kantung infus dan kecepatannya, Dokter Nam menjawab.

"Udah ada yang mau nemenin kamu, Hyunjin. Ada di depan kamar tuh."

Hyunjin mengernyitkan kening penasaran. "Hah, siapa?"

"Pagi, Hyunjin." Muncul sosok Jinoo dengan senyum sehangat mentari.

Hyunjin membelalakan mata antuasias. "Papa!" Lelaki berumur 20 tahun itu merentangan tangan selebar-lebarnya. Jinoo memeluk putra tunggalnya itu dengan penuh kasih sayang.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧 - 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang