15. HaPpY.

562 92 4
                                    

Rabu, 4 Januari 2023.

- H: Hyunjin & Hemophilia -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- H: Hyunjin & Hemophilia -

Hari itu, setelah Hyunjin menyelesaikan sarapannya ditemani suara Jeongin lewat telepon. Papa masuk ke dalam kamar. Mengalihkan seluruh atensinya untuk fokus penuh pada pria tampan berumur di hadapannya.

Jinoo, selang setengah jam hanya diam, tak terucap apapun dari bibirnya selain gerakan tangan yang mengusap rambut Hyunjin secara teratur, membuat Hyunjin mengantuk dan nyaris tidur.

"Pa, gak capek?" tanya Hyunjin, menyadari papa hanya mengelus rambutnya sedari tadi.

Jinoo tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Papa lagi senang, sekaligus sedih karena baru sadar kamu udah sebesar ini. Waktu berjalan cepat dan kayaknya papa membuang banyak waktu berharga sama kamu."

Hyunjin turut tersenyum, tapi tidak dapat dipungkiri, bahwa kesedihan Jinoo tersalurkan pada dirinya. Kenyataan bahwa ia menghabiskan sebagian masa mudanya bersama orang lain, bersama mimpinya, bersama orang baru dan lingkungan baru jauh dari papa dan mama.

Hyunjin pun merasa, ia sudah terlalu banyak menyia-nyiakan waktu bersama orang tuanya.

"Papa nyesel, ya? Hyunjin kerja di dunia entertainmen? Papa sejak awal ga suka kan Hyunjin jadi idol?"

Jinoo menggeleng lagi, kali ini sambil terkekeh untuk mencairkan suasana yang semakin muram. "Engga, Nak. Papa bangga, Hyunjin sekarang terkenal, bisa menunjukan bakat dan skill kamu ke seluruh dunia, eksplor dunia baru dengan banyak orang tulus menyayangi kamu selain mama papa. Itu selalu bikin papa tenang karena kamu berhasil raih apa yang kamu mau."

"Kamu bahagia kan dengan kehidupan kamu sekarang? Hobi kamu tersalurkan, kamu pasti enjoy. Kalo kamu seneng, papa juga otomatis seneng."

Diam membisu, Hyunjin tidak mampu membenarkan dugaan Jinoo. Pelupuk matanya memanas, entah mengapa ia larut dalam kesedihan karena papa bahkan tak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan selama ini.

Bukankah sama saja Hyunjin membohongi papa jika berkata bahwa ia sebahagia dugaannya?

"Pa, Hyunjin emang bahagia, tapi gak sebahagia yang papa kira." Meskipun ia rasa itu tak perlu diucapkan, Hyunjin tetap ingin mengungkapkannya. Di depan papa, Hyunjin memang sangat payah dalam berbohong dan menyembunyikan sesuatu.

"Hm? Maksudnya?" tanya papa lembut.

"Papa tau kan, keadaanku selalu begini, lemah dan ngerepotin banyak orang. Hyunjin selalu ngerasa bersalah karena bikin orang-orang khawatir."

Jinoo memudarkan senyumnya. Satu hal yang ia sadari lewat perubahan wajah dan nada suara Sang Anak, Hyunjin tengah berusaha meluapkan isi hatinya, mencoba untuk jujur pada dirinya sendiri dan itu pasti cukup berat bahkan untuk Jinoo yang hanya menjadi pendengar.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧 - 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧Where stories live. Discover now