34. Gone Away.

441 62 25
                                    

Sabtu, 18 November 2023.

— H: Hyunjin & Hemophilia —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— H: Hyunjin & Hemophilia —

“Papaaaa!” Suara nyaring Hyunjin malam itu mengisi koridor sepi. Begitu ia keluar dari kamar, sosok Jinoo datang dengan beberapa barang bawaan. Papa-nya itu baru saja pulang dari Jepang, dijemput di bandara oleh Hyuna.

“Eh, eh! Ngapain lari?!” Hyuna geleng-geleng kepala ketika Hyunjin menghampiri Jinoo setengah berlari seperti anak kecil. Lelaki itu berhambur ke pelukan Jinoo, memeluknya seerat mungkin. Jinoo tertawa hangat dan menyambut pelukan putranya.

“Jangan lari, kaki kamu lagi sakit. Dasar bandel!” Jinoo mengacak rambut Hyunjin gemas. Baginya, Hyunjin tetap anak kecil.

“Kangen tau. Papa bawain apa buat Hyunjin?” Hyunjin melirik totebag yang dibawa Jinoo.

Jinoo melirik, “Oh, ini? Oleh-oleh buat kamu. Ayo masuk dulu.”

Akhirnya, Jinoo merangkul Hyunjin dan memasuki kamar. Hyunjin duduk di atas kasurnya, memperhatikan dengan tatapan tertarik ketika Jinoo membuka barang yang disebut ‘oleh-oleh’ tadi.

“Papa beliin sepatu sama beanie putih.” Jinoo tersenyum lebar sambil mengangkat satu kardus sepatu dan  beanie putih.

Kedua mata Hyunjin otomatis berbinar semangat. Ia berseru antusias lalu mencoba beanie putih pertama kali. Seluruh rambutnya nyaris tertutup, Hyunjin mengambil kaca kecil di atas nakas untuk memeriksa penampilannya.

“Lucu! Hyunjin suka, rajutannya tebel, cocok buat konser. Gimana? Bagus gak dipake?” Hyunjin berpose genit di hadapan Jinoo dan Hyuna, buat keduanya tertawa.

“Cocok banget, jadi kayak anak TK lagi.” Hyunjin tertawa menanggapi jawaban Jinoo.

Kemudian, Hyunjin membuka kardus sepatu yang Jinoo bawa. Sepasang sepatu putih dengan sol tebal dan simple menyambut mata Hyunjin. “Wah! Ini kan sepatu inceran Hyunjin dari lama. Bagus banget! Kok papa tau Hyunjin suka sepatu ini?”

Hyuna yang sedari tadi memperhatikan, angkat bicara. “Kamu pernah nunjukin ke mama mau beli sepatu itu, jadi mama kasih tau papa.”

Hyunjin menatap kedua orang tuanya bergantian. Sambil menggenggam salah satu sepatunya, ia tersenyum samar. Merasa terharu karena perhatian kedua orang tuanya. “Makasih ya, Pa, Ma. Hyunjin janji bakal jadi anak baik!”

Jinoo mengulum bibir, ia mengusap puncak kepala Hyunjin lembut. “Hyunjin-nya papa udah jadi anak baik, kok. Hyunjin anak paling baik sedunia. Gak ada yang bisa gantiin Hyunjin di hati papa mama.”

Hyunjin itu cengeng, tapi jika ia menangis, suasana bahagia yang sedang terbangun akan rusak. Jadi ia hanya tersenyum dan mengangguk cepat. “Sayang, itu sepatu bantu pakein, aku mau ke toilet dulu,” suruh Hyuna.

“Sini, mau papa pakein?”
Hyunjin mengangguk lagi, membiarkan Jinoo memasangkan sepasang sepatu pada kakinya yang menjuntai di tepi kasur.

Jino sangat berhati-hati karena melihat pergelangan kaki Hyunjin masih memar. “Kabar kamu gimana, Nak? Baik-baik aja?” tanyanya, sambil mengikat tali sepatu.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧 - 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧Where stories live. Discover now