35. Miss You.

404 74 17
                                    

Sabtu, 25 November 2023.

Sabtu, 25 November 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


— H: Hyunjin & Hemophilia —

Sepertinya nyaris tak pernah lagi Hyunjin menginjakan kaki di atas tanah lembab pagi hari. Lelaki itu sekadar menatap sendu hawa sejuk dari jendela kamarnya.

Belum genap satu bulan, Hyunjin rindu seluruh hal di luar sana. Musik, dance, panggung, dorm dan seluruh teman-teman di dalamnya. Tetapi teringat dengan ucapan Lucca kemarin lusa untuk fokus pada pemulihan selama satu bulan dan tidak memikirkan pekerjaan untuk sementara waktu membuat Hyunjin lebih menikmati waktu istirahat kali ini.

Seperti … bebannya terangkat separuh.

“Hyunjin.”

Pemilik nama menoleh, didapatinya Dokter Nam lengkap dengan jubah dokter yang selalu keren di mata Hyunjin. “Jadwal terapi kamu dua hari sekali, kamu siap jam berapa?”

Hyunjin mendudukan diri di sofa dengan hati-hati. “Eum, terserah dokter aja. Kalo saya yang nentuin, nanti malah ngandelin mood saya.”

“Oke, jadwal terapinya yang pasti di luar jam besuk, ya? Pagi jam 9 sampai jam 10 dan sore jam 3 sampai jam 4. Oke?”

“Hm, boleh.” Hyunjin mengangguk singkat.

Dokter Nam menyeret tiang infus dan mendekati Hyunjin, ikut duduk di sofa setelah menggantungkan kantung infus baru. Sang Dokter meraih tangan Hyunjin untuk dipasangkan infus. Sesekali melihat wajah datar Hyunjin, Dokter Nam menghela napas.

“Kamu kenapa? Kayaknya suasana hati kamu lagi buruk.”

“Engga.” Hyunjin memalingkan pandangan, apakah sejelas itu terlihat?

“Kamu gak bisa bohong sama saya, saya orang tua kedua kamu.”

Hyunjin menoleh cepat, tertegun. Ia perhatikan betapa telaten dan rapihnya Dokter Nam memasangkan selang infus di punggung tangan kirinya, sampai-sampai darah yang sedikit keluar secepat kilat dihentikan.

Kata orang, semakin sering bersama seseorang, kamu akan terbiasa dengan segala halnya. Tapi itu tidak berlaku bagi Hyunjin, sampai detik inipun, ia masih mengagumi dokter hebat yang merawatnya, ia tak pernah terbiasa melihat Dokter Nam sebagai dokter biasa.

Andai kata dirinya ada di genggaman dokter lain, mungkin sudah sejak lama ia tak selamat karena tak ada yang mampu mengalahkan kecepatan Dokter Nam dalam menangani kondisi kritis Hyunjin.

Hyunjin merasa, memiliki Dokter Nam sebagai orang tua keduanya juga adalah salah satu dari keajaiban di dalam hidupnya.

“Saya kepikiran, Dok. Dokter Lee ternyata … sepupu dekat mama. Apa itu masuk akal? Kenapa bisa …,” Hyunjin mendengus.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧 - 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧Where stories live. Discover now