PART 30

93.7K 5K 401
                                    

"Aku bolehin kamu ketemu Elen, tapi nggak bawa kabur dia kayak gini!!" Bentak Vanya, nafasnya naik turun menandakan emosi yang tidak stabil.

"Van, jangan gila di tempat umum. Kamu gak malu dilihat banyak orang?" Celetuk Key dengan santainya.

"Key?" Ayumi tak habis pikir dengan gadis satu itu.

"Apa? Inget, utang kamu ke Ayah belum lunas!" Katanya tidak sopan.

"Lo bisa diem gak sih Key? Nggak sadar lagi bicara sama orang tua?" Ucap Gavin kecil, menekankan nada itu kepada Key.

"Elen, ayo kita pulang," Vanya mengambil paksa Elen dari gendongan Gavin. Namun anak itu terus menempel kepada laki-laki itu.

"N-nggak, Elen ma-mau sa-ma Papa!" Sentak Elen semakin erat memeluk leher Gavin.

"ELEN?!" Sahut Vanya tidak suka. Ia tatap mata Gavin dengan penuh permusuhan.

"SEMUA INI KARENA KAMU KAN?! KAMU HASUT DIA! KENAPA SIH KAMU JAHAT BANGET?!" Vanya memukul-mukul lengan Gavin. Tidak kencang karena tenaganya sudah terlalu lemah.

Gavin memejamkan mata. Ayumi yang peka pun mengambil alih Elen. Untung anaknya tidak rewel ketika Ayumi gandeng.

"Elen gak apa-apa kan?" Tanya Ayumi khawatir. Elen menggeleng, wadah jasuke yang ia genggam sudah tak berbentuk rapi.

"TOLONG BERHENTI, GAVIN. AKU CAPEK, AKU CAPEK, AKU CAPEK! KENAPA KAMU GAK PERGI AJA SIH DARI SINI?!" Awalnya Gavin membiarkan Vanya terus memukuli dadanya.

Namun semakin lama, dia merasa kalau tubuh wanita itu semakin lemah. Persetan dengan banyak orang berlalu-lalang didekatnya. Gavin merengkuh badan Vanya, membawa wanita itu dalam dekapan walau terus meronta.

Air mata Vanya mengalir membasahi baju yang Gavin kenakan. Gavin taruh dagunya di atas kepala Vanya. Ia pejamkan mata sejenak.

"Van," Lirihnya, membiarkan Vanya menangis. "Aku gak ada niatan buruk ke kamu ataupun Elen."

Masih dibelakang Gavin, Key melotot. Benar-benar kurang ajar. Jelas Key tidak terima, niat mengajak Gavin ke pasar malam untuk berduaan. Lah ini kenapa malah jadi berlima? Mana sekarang Gavin sama Vanya pelukan.

"Hehh!! Apa-apaan sih, Van?! Lepasin gak?" Key maju, tangannya bergerak memisahkan Vanya dan Gavin.

Saking lemahnya Vanya, dia pun terlepas. Gavin berdecak kecil akan hal ini. Pandangan Vanya yang kosong sudah tak bisa diajak bicara lagi. Tapi gadis itu terus mengomel.

"Nggak Ibunya! Nggak anaknya! Semua sama aja, pengganggu!"

"Lo kenapa sih??" Tanya Gavin antara bingung dan lelah. "Kita gak kenal, dan bisa lo stop ganggu gue?"

"Gavin, kok kamu gitu?" Ucap Key kembali lembut.

Tiba-tiba kepala Vanya menggeleng. Entah apa yang wanita itu pikiran.

"Kamu gak boleh deket-deket sama dia Key. Dia itu jahat! Kamu nggak boleh deket sama dia!" Larang Vanya membuat Key mengernyit.

"Kamu itu gila! Menurutmu, orang kayak Gavin bakal jahat hah?! Dasar gak waras!"

"Nggak! Nggak Key! Aku bilang jauhin dia!"

"Gavin, kamu kok gak belain diri sendiri sih? Dia dari tadi ngatain kamu tahu," Ucap Key memandang Gavin. Laki-laki itu hanya diam menatap Vanya.

"Nak Key, mending kamu pulang. Tadi juga Pak Rama cariin kamu sampai keliling kampung," Tegur Ayumi.

"Dih ngatur? Orang aku kesini sama Gavin. Berarti pulangnya juga sama Gavin dong," Key menggandeng lengan Gavin. Di saat itu juga, telapak tangan Gavin mengepal.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang