PART 6

105K 5.4K 24
                                    

Singapura, pagi hari.

"Bangsat, lima hari kemarin Alex sama Marvel cuma ngabisin waktunya di Atlas cok," Ucap Juna menggeleng-gelengkan kepala setelah sadar atas kelakuan dua teman brengseknya itu.

"Tepar?" Tanya Farel sambil mengelus rambut panjang pacarnya.

"Ya biasa lah. Tiap pagi kita dapet telfon dari orang gak di kenal karena hp mereka ketinggalan dan mereka belum sampe hotel."

Ntah sejak kapak Juna jadi banyak bicara. Yang jelas sejak Juna punya pacar orang Bali itu auranya semakin berubah. Aura positif, bukan negatif.

Selain vakum dari club, dia juga vakum irit bicara. Sungguh diluar kendali teman-temannya.

Saat ini posisi mereka berada disebuah hotel bintang 5, Singapura. Awalnya hanya karena keinginan pacar Farel yang ingin jalan-jalan keluar Jakarta dan Juna bertemu dengan pacar LDR-nya di Bali. Sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Singapura sebab Farel tak bisa ikut ke Bali kala itu.

Yang ini jadwal mereka tersusun secara rapi, makannya bisa full team.

Di dalam kamar hotel Alex, Marvel, Juna dan sepasang kekasih itu terus membicarakan tentang dua orang yang masih tertidur. Baru aja kemarin sampai, malamnya mereka tepar lagi dan lagi.

"Gimana kerjaan lo Rel?" Tanya Juna merasa bosan membahas tentang dua curut itu terus-terusan.

"Pulang dari sini gue harus ke pabrik baru lagi kayaknya," Farel menaruh kepala di pundak sang kekasih.

"Aku mau ikut, boleh?" Sahut pacarnya dengan nada lucu. Itu pertanda dia sedang merayu.

"Kamu nanti capek sayang. Kemarin habis dari Bali loh terus langsung flight ke Singapore," Ucap Farel. Tidak bermaksud untuk melarang sama sekali.

Ceklek.

Farel, pacarnya, serta Juna spontan menoleh ke arah pintu. Gavin masuk lalu kembali menutup pintu. Sebelum menghampiri tiga orang yang masih sadar itu, Gavin mengembalikan kartu kamar Alex dan Marvel pada tempatnya terlebih dulu.

"Telfon apa nyokap lo?" Tanya Farel menegakkan badan.

Gavin memposisikan diri duduk di samping Juna yaitu berada bibir samping kasur kingsize milik dua curut. Hampir memasuki jam sarapan, mereka belum bangun juga.

"Ngancem," Santai Gavin.

"Lo dijodohin lagi?" Tebak Juna, Gavin mengedikkan bahu.

"Cari cewek sendiri atau dijodohin. Pasti kali ini bener," Sahut Farel menebak. Gavin diam, masih seperti waktu SMA, laki-laki itu irit bicara.

"Mending cari cewek, Vin," Suruh Juna seenak jidat. "Dari pada lo dijodohin sama cewek rese."

"Gue gak mau nikah muda anjing," Pelan Gavin.

"Gak nikah muda lah! Umur kita udah oke kok buat nikah. Yang penting lo srek aja sama hubungan yang bakal lo jalani nanti, soal durasinya seumur hidup." Demi apapun Juna lagi mode sok bijak.

"Yoi, lagian lo kaya. Nikah muda gak masalah kali selagi ada uang," Sambung Farel.

"Kalau tiba-tiba Gavin miskin?" Celetuk pacar Farel membuat laki-laki itu membekap mulut gemas pacarnya.

"Gak bakal miskin sih," Jawab Juna melirik Gavin. "Semisal tiba-tiba uangnya abis jual aja salah satu pulaunya."

Farel melepas bekapannya, "Vin lo ingat sesuatu gak sih?"

Dahi Gavin berkerut. Sesuatu apa yang sedang Farel maksud?

"Tentang Vanya," Lanjutnya lirih.

"Sayang! Mau kemana?" Farel spontan memegang tangan pacarnya yang entah mau pergi kemana.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang