Modus!

28.2K 1K 20
                                    

Mereka sebelas yaitu Nolan, Asher, Alfan, Alan, Chelvan, Zean, Alesha, Alya ,Zea, Chelsea dan yang terakhir Alena. Yogyakarta adalah kota yang akan mereka tuju. Terdapat banyak candi-candi bersejarah di Yogyakarta. Tapi kali ini mereka akan mengunjungi bangunan candi bercorak agama Hindu terbesar di Indonesia yaitu candi Prambanan.
Mereka pergi menggunakan dua mobil yaitu mobil Chelvan dan juga mobil Alfan.

Alesha bersama kedua sahabatnya Alya dan Zea juga Nolan serta Alan berada di mobil yang sama dengan Chelvan sebagai supirnya sebab mobil cowok itulah yang mereka gunakan. Sementara yang lainnya berada di mobil Alfan.

Alesha menoleh kebelakang, menatap tajam Zea yang menunjukkan wajah polos seolah-olah tidak mengerti padahal Zea tahu betul jika Chelvan itu adalah mantan kekasihnya. Tapi bisa-bisanya Zea menyuruhnya duduk di depan bersama Chelvan. Alesha ingin menolak karena merasa canggung dengan Chelvan setelah mendengar cerita Chelsea waktu itu. Tapi ingin menolak juga tidak bisa. Alesha takut Chelvan tersinggung.

"Lo kenapa?" Tanya Zea heran saat melihat Alesha menatapnya tajam.

"Gak-." 

"Eh Sha! Itu Hoodie Nolan kan? Kenapa bisa Lo pakai?" Saut Alan dari belakang Zea. Sementara Chelvan seketika melirik ke arah kaca spion guna melihat Alan yang mengatakan Hoodie yang dipakai Alesha adalah milik Nolan.

"Iya! Gue pinjam soalnya baju gue jelek semua!" Jengkel Alesha saat Alan memotong ucapannya. Mata Alesha menoleh pada Nolan yang berada di samping Alan. Alesha memang sengaja menyindir Nolan. Tapi sepertinya cowok itu tidak sadar sebab Nolan justru asik dengan ponselnya.  Hari sungguh panas tapi bisa-bisanya Nolan menyuruhnya memakai Hoodie yang begitu tebalnya.

"Omongan Lo gak bisa di percaya Sha!" Balas Alan menggelengkan kepala tidak percaya. Tidak mungkinkan seorang Alesha tidak memiliki baju branded. Sementara gadis itu berasal dari keluarga terpandang. 

"Gak percaya? Buktinya aja Nolan gak suka lihat baju gue tadi makanya dia kasih Hoodie ini!" Balas Alesha sambil melirik Nolan yang kini menatapnya tajam.

"Nolan Lo dengerin? Dia emang gak tahu fashion Sha!" Timpal Zea ikut-ikut.

"Jadi Lo pake dua baju?" Tanya Alya dan dibalas anggukan oleh Alesha.

"Gue mau lihat baju yang kata Nolan jelek!" Pinta Zea sementara Alesha langsung menatap Nolan yang terlihat seperti ingin mengeluarkan bola matanya saja.

"Jangan deh!" Balas Alesha gelagapan sebab Nolan terus menatapnya intens. Tidak ingin terus bertatapan dengan mata Nolan, Alesha langsung berbalik ke depan memusatkan matanya pada jalanan yang ramai.

"Loh kenapa?" Bingung Zea dan dibalas gelengan oleh Alesha.

"Gimana kalau kita beli cemilan dulu di Alfamart?" Entah pada siapa Alesha bertanya yang jelas mendengar itu Chelvan langsung melihat kanan kiri mencari Alfamart.

Alya menganggukkan kepalanya setuju begitu juga Zea yang terlihat antusias perkara makanan. "Elvan, berhenti di Alfamart ya!" Ucap Alya.

"Oke!" Jawab chelvan singkat.

Chelvan memberhentikan mobilnya di depan Alfamart. Melirik Alesha yang berada disebelahnya sedang membuka seat belt. "Ada yang mau nitip sesuatu?" Tanya Alesha sebelum keluar.

"Minuman yang segar-segar dong Sha! Haus gue!" Ucap Alan.

Alya yang juga belum keluar menoleh ke belakang. Menengadahkan tangannya didepan wajah Alan. "Duitnya mana?" Pintanya.

"Pake duit Lo pada dulu!" Balas Alan sekenanya.

"Ck! Enak aja! Emang Lo siapa harus kita bayarin!" Ketus Alya.

"Nanti bayar pakai ini aja!" Ucap Nolan  menyerahkan kartu atm-nya pada Alya.

"Oke!" Jawab Alya menerima ATM Nolan lalu keluar dari dalam mobil. Sementara Alesha gadis itu hendak keluar tapi terhenti sebab lengannya ditahan oleh Chelvan.

"Lo bayar pakai kartu gue dulu. Sekalian sama makanan yang Chelsea ambil nanti!" Ujar Chelvan menyerahkan Atm-nya.

"Gak usah El! Lo kasih aja kartunya sama Chelsea langsung!" Setelah mengatakan itu Alesha langsung bergegas keluar tanpa menerima ATM Chelvan.

Sementara diluar Chelsea dan Alena yang baru juga keluar langsung menghampiri Alesha. "Kalian mau beli makanan?" Tanya Chelsea dan dibalas anggukan oleh Alesha.

***

Alesha, menoleh kebelakang melihat kedua sahabatnya malah dengan nyamannya tidur. Mata Alesha juga menoleh ke arah belakang Alya dimana Nolan juga tidur dengan earphone bluetooth di telinganya. Sementara Alan yang sibuk dengan ponselnya yang Alesha tebak sedang bermain game. Alesha membuang nafas kasar, merasa bosan. Alesha juga ingin tidur seperti kedua sahabatnya. Tetapi mata Alesha enggan tertutup. Alesha sungguh tidak bisa tidur dalam kondisi didalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang.

"Kenapa?" Chelvan melirik Alesha yang terlihat sangat suntuk di matanya.

"Nggak kenapa-kenapa." Jawab Alesha singkat.

"Lo beli Aqua botol tadi?" Tanya Chelvan.

"Beli, Lo haus?" Tanya Alesha menatap Chelvan yang menatap lurus ke jalan.

"Iya."

"Tunggu, gue ambilkan." Ucap Alesha sambil   menoleh kebelakang dimana satu karton Aqua botol yang berada di bawah kaki Alya. Tapi sepertinya usaha Alesha mengambilnya sia-sia saja. Sebab tangan Alesha tidak menjangkau ke belakang.
Sementara Chelvan melirik Alesha yang terlihat kesusahan menjangkau karton Aqua botol di belakangnya.

"Sha! nanti aja gue minumnya!" Ujar Chelvan menghentikan Alesha. Gadis itu menatap Chelvan lalu beralih pada tas ranselnya. Mengambil botol minum yang Alesha simpan di dalam tasnya.

"Gue punya air minum setengah lagi. Lo mau?" Tanya Alesha.

"Boleh!" Ujar Chelvan melirik Alesha dengan senyum tipisnya. Alesha langsung membuka botol airnya lalu menyerahkannya dan diterima Chelvan dengan tangan kiri sementara tangan kanannya masih memegang setir.

Tanpa mereka berdua sadari, dibelakang sana Nolan menatap interaksi  sepasang mantan kekasih yang terlihat romantis didepannya. Alesha yang memberikan botol minum bekas bibirnya pada sang mantan kekasihnya yang sedang kehausan. Nolan tidak tidur, cowok itu hanya memejamkan mata juga earphone di telinganya sama sekali tidak bersuara. Itu sebabnya Nolan bisa mendengar interaksi dari sepasang matan kekasih itu. 

"Modus!" Batin Nolan dalam hati.




 






Alesha (TERBIT)Where stories live. Discover now