Mi novia

32.2K 1K 22
                                    

Baru saja Alesha menginjakkan kakinya di aspal guna ingin menghampiri cowok yang sudah pergi meninggalkannya tiga tahun yang lalu. Begitu banyak yang ingin Alesha tanyakan padanya. Mungkin untuk saat ini Alesha belum bisa menanyakan apapun sebab Chelvan sudah terlanjur pergi dengan motornya tanpa mengetahui ada seorang gadis yang ingin menghampirinya. Air mata yang sudah Alesha tahan-tahan kini jatuh, Alesha tidak kuat saat mengingat kenangan indah dan juga kenangan terburuk yang cowok itu berikan padanya.

"Kita pulang!" Ucap Asher sambil membuka pintu mobil. Alesha menurut, ia kembali masuk kedalam mobil Asher dengan mata terus menatap ke arah parkiran cafe.

"Jangan menangisi cowok brengsek itu Alesha!" Ucap Asher dingin setelah masuk kedalam mobil dan melihat Alesha masih menangisi cowok sialan itu yang dulu adalah sahabat terbaiknya.

Mendengar ucapan Asher tangis Alesha bukan berhenti tetapi semakin deras membuat Asher menghela nafas kasar dengan tangan yang terangkat guna menghapus air mata Alesha.

"Kok bisa kebetulan bangat ya? Kita barusan bahas dia dan sekarang lihat! Kita malah ketemu dia setelah tiga tahun lamanya." Ujar Alesha.

***

Nolan mengerutkan keningnya saat melihat wajah murung dengan mata sembab Alesha yang berjalan sendiri di koridor apartemen ini. Nolan yang berniat keluar ingin membeli makan malam malah dipertemukan dengan Alesha dengan keadaan yang terlihat tidak baik-baik saja. Nolan berhenti dihadapan Alesha yang juga berhenti saat melihat dirinya.

"Kenapa?" Tanya Nolan menatap lekat mata sembab Alesha.

"Boleh peluk?" Tanya Alesha.

"Gue cuma tanya, gak boleh jug-." Ucapan Alesha terhenti sebab Nolan membawa tubuh kurusnya masuk kedalam pelukan cowok itu. Alesha memejamkan matanya merasakan ketenangan saat berada di pelukan Nolan lagi.

"Lo mau kemana?" Tanya Alesha melepaskan pelukan Nolan.

"Keluar beli makan."

"Gue ikut!" Nolan menganggukkan kepalanya menyetujui dengan tangan yang tanpa sadar menggenggam tangan Alesha. Alesha menyadari itu tapi ia sama sekali tidak mengatakan apapun. Alesha hanya terus menatap genggaman tangan mereka sambil berjalan di samping Nolan.

"Kita jalan kaki?" Tanya Alesha memastikan sebab Nolan tidak membawanya ke parkiran apartemen.

"Hm."

"Kita beli nasi goreng yang ada di depan sana!" Lanjut Nolan menunjuk penjual nasi goreng yang tidak terlalu jauh dari gedung apartemen ini.

"Yang gerobak itu?"

"Hm."

"Lo gak jijik? Lihat gerobak bututnya itu!" Ucap Alesha tapi tidak dihiraukan Nolan.

"Jangan makan disitu lah! Tempat lain aja!" Alesha menghentikan langkahnya membuat genggaman tangan mereka lepas.

"Gue yang mau makan kenapa Lo yang ngatur?" Tanya Nolan menaikkan sebelah alisnya.

"Gue juga belum makan! Masa Lo tega makan sendiri!" Kesal Alesha.

"Lo pergi bareng Asher mana mungkin belum makan!" Sindir Nolan.

"Emang belum!"

"Ya udah kita makan di situ!" Tunjuk Nolan pada penjual nasi goreng yang mangkal di tepi jalan.

"Tapi gue- tungguin gue dong!" Teriak Alesha kesal saat Nolan dengan seenaknya berjalan kembali sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.

"Nasi gorengnya dua, dibungkus ya pak" Pinta Nolan.

"Duduk dulu!" Suruh Nolan yang melihat Alesha hanya berdiri dengan wajah yang ditekuk.

"Ogah! Kursinya jorok!" Ucap Alesha menatap kursi panjang yang terbuat dari kayu yang terlihat sudah usang. Nolan menghela nafas kasar, menoleh ke arah penjual yang menatap Alesha. Suara Alesha memang tidak keras tapi tidak juga pelan. Dan yang pasti penjual nasi goreng itu mendengarnya. Untung saja tidak ada pembeli lain kecuali mereka berdua. Jika tidak pasti orang-orang akan mencibir Alesha yang memiliki sikap angkuh.

"Terserah!" Ucap Nolan lalu mendudukkan dirinya di kursi itu. Alesha menghentakkan kakinya kesal saat melihat ketidak pedulian Nolan ketika melihatnya berdiri. Sampai nasi gorengnya siap di masak dan dibungkus Alesha tetap enggan untuk duduk.

"Gue cape!" Rengek Alesha di tengah-tengah perjalan. Tentu saja sangat melelahkan menunggu nasi goreng yang harus dimasak terlebih dahulu. Kalau diingat-ingat Alesha belum duduk sedari dia keluar dari mobil Asher tadi.

Alesha menghentikan langkahnya lalu berjongkok dengan wajah cemberut menatap Nolan yang menjulang tinggi.

"Salah sendiri gak mau duduk!" Balas Nolan.

"Gue cape, gak bisa jalan lagi! Gedong gue!" Pinta Alesha.

"Ogah Lo berat."

"Ya udah, gue duduk aja di sini sampe ada preman-preman yang culik gue! Lo pergi aja sana!" Ketus Alesha.

"Naik!" Titah Nolan sambil berjongkok di hadapan Alesha. Melihat itu Alesha tersenyum manis lalu berdiri untuk menaiki punggung Nolan. Alesha sudah menduga ini, Nolan tidak mungkin menolak permintaannya.

"Gue gak beratkan?" Tanya Alesha dengan kepala yang menempel di leher Nolan guna menatap wajah cowok itu.

"Pikir sendiri!"

"Kencan kita batal gara-gara truth or dare sialan itu!" Ucap Alesha masih di gendongan Nolan.

"Padahal gue udah nunggu hari ini dari lama tahu!"

"Itu salah Lo!" Balas Nolan.

"Kok gue? Ini semua karena permainan kalian!"

"Gue udah minta maaf dan tanya tentang masalah jalan hari ini. Tapi Lo gak balas pesan gue kan!" Kalimat yang lumayan panjang menurut Alesha untuk Nolan yang selalu berbicara singkat.

"Lo bahkan pergi sama Asher!"

"Gue marah Nolan! Gue butuh di bujuk! Dasar cowok gak peka!"

"Turunin gue!" Pinta Alesha menepuk-nepuk punggung Nolan meminta di turunkan. Alesha berniat berjalan duluan tapi tangannya malah ditahan oleh Nolan.

"Tolong maafin gue Mi novia" Ucap Nolan lembut membuat Alesha terdiam. Lalu tersadar saat mendengar kata asing yang diucapkan Nolan.

"Mi novia apa?" Tanya Alesha bingung.

"Pikir sendiri!" Ucap Nolan lalu melangkah lebih dulu.

"Bilang dong! Jangan buat gue penasaran!" Teriak Alesha.

Part ini gimana? Suka gak?
Maaf bangat kalau cerita ini banyak typo nya.

Oh iya!
Kalian tim siapa?

Nolan & Alesha

Asher & Alesha

Alesha & cinta pertamanya

Alesha (TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें