TIGABELAS

3.3K 151 13
                                    



Setelah menyelesaikan hukumannya Rega kembali ke kelas. Laki-laki itu meraih tas ranselnya hendak pergi. Kelas pun masih tampak kosong, hanya ada tiga orang yang memilih tidak keluar kelas dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Galen dan Sean, kedua laki-laki itu pun belum memunculkan batang hidungnya hingga siang ini. Mungkin, kedua laki-laki itu tengah berada di kantin sekolah pikir Rega.

Rega kemudian melangkah pergi menjauh dari kelas, dia menekan tombol lift agar cepat sampai di lantai atas. Ya, tujuannya menuju atap sekolah. Laki-laki itu memiliki akses tersendiri yang jarang di jangkau oleh siswi lain. Jangan tanyakan kenapa Rega memilikinya, semua itu. Sangat mudah di dapatkan Rega.

Rega melangkah pergi menuju sofa dengan seragam yang tidak serapi sebelumnya. Dia menaruh tas ranselnya asal, kemudian merebahkan tubuhnya di sofa dengan mata yang mulai terpejam.

"Gue dan Galen nyariin lo di kelas. Eh, tau-taunya lo di sini ternyata." Ujar Sean begitu melihat Rega.

Rega masih tidak bergeming, laki-laki itu masih menutup matanya rapat dengan tangan ia gunakan sebagai bantal. Mengerti akan tatapan Galen, Sean memilih diam. Sehingga satu jam kemudian, Rega kembali mendekat dan bergabung bersama kedua laki-laki itu.

"Ga, lo emang gak ada takut-takutnya ya. Lo berani banget ngelawan Bu Farrah. Apalagi tuh ya! Bu Farrah guru kiler yang terkenal seantero sekolah." Ucap Sean kala mengingat kembali wajah guru itu yang mengeram penuh amarah.

"Bosan, pada banyangin aja. Dia ngejelasin tuh gak ada satupun materi yang masuk di otak gue."Balas Rega tanpa ragu.

Sean dan Gelan menatapnya dengan terkejut.

"Eh, lo berdua ngapain di sini. Bukannya jam terakhir masih ada kelas lagi? Jangan bilang lo berdua pada mau ngebolos." Selidik Rega.

"Yah, enggak lah. Kita tuh kesini cuman nyari lo." Jawab Galen tidak terima akan tuduhan Rega.

Hingga satu jam kemudian....

"ANJIR! KALO DI LIAT-LIAT YANG WAJAHNYA PUCET TUH MANIS BANGET. MANA TATAPANNYA TUH LO."Pekik salah satu gadis itu nyaring.

Saat melihat tiga orang laki-laki yang bertubuh atletis tengah berjalan di depan kelas XI MIPA 1, kelas yang semula tenang kini kembali ribut.

"BISA DIAM GAK!"Sahut Cleo yang tengah mengerjakan tugas di hadapannya. Karena merasa terganggu.

Bagi sekolah Internasional High School, para orang tua tidak segan mengeluarkan uang banyak. Untuk membawa anak mereka masuk ke sekolah bergengsi itu. Meski harus mengelurkankan dua digit untuk membayar SPP sekolah. Sekolah ini di lengkapi dengan pasilitas yang mewah tak ayal pula para siswi hanya di peruntungan bagi kalangan atas dan pengusaha yang bisa bersekolah di sekolah elite itu

"Yee!!! Sirik aja lo, Cle!"Balas gadis itu tersipu malu.

"Berisik tau gak."Cleo sudah selesai dengan tugasnya. Lalu menatap gadis di dekatnya."Lo ganggu gue tau gak."

"Udah! Udah! Kenapa pada ribut sih." Kata sang gadis melerai keributan keduanya.

■■■

Rega Argantara Where stories live. Discover now