DUA

8.5K 265 17
                                    



Zea gadis berambut cokelat, menatap laki-laki di depannya dengan wajah yang ketakutan. Karena seragam laki-laki itu basah. Itu semua karena ulahnya yang tidak hati-hati membawa segelas minuman bersoda di tangannya hingga menumpahkan minumannya ke seragam cowok itu. Zea mendongakkan wajahnya memberikan diri menatap laki-laki itu dengan takut takut.

"G?maaf aku ngga sengaja." Kata Zea dengan wajah yang menunduk.

"Gak sengaja lo bilang." Jawab Rega dengan wajah yang memerah padam.

"Seragam aku basa, karena lo sialan."

"Gue tahu lo miskin lo ga akan mampu ganti seragam gue!"

Laki-laki yang dipanggil 'Rega' itu membuka seragam sekolahnya hingga sekarang ia hanya mengenakan kaos putih. Tania refleks menutup mulutnya dengan tangan. Laki-laki yang bermulut pedas itu kini melangkah keluar tanpa mengucapkan sepata-kata apapun.

Tania melangkah ke arah Zea gadis berambut cokelat, dengan kacamata sisi diwajahnya. Tania menarik tangan Zea lembut membawah gadis itu di bangkunya. Sejauh yang Tania lihat Zea gadis pering dan baik hanya saja Zea sering mengalami kekerasan di sekolah oleh Rega dan kawan-kawan. Yang Alana dengar dari murid lain.

"Kenapa sampai segitunya dia sama lo?"

"Dia emang gitu. Semua atas kendali dia. Gak ada yang berani menentang."

Tania masih nampak belum puas akan jawaban gadis di depannya, Sejak Tania menginjak kan kaki di sekolah ini semua terasa sulit baginya Tania sadar bersekolah di tempat ini bukan hal mudah. Tapi dengan keberanian penuh Tania menerima tawaran bundanya. Sekolah yang daftar masuknya dapat membuat gadis itu jantungan karena sangking mahalnya.

Gadis itu tercengang mendengar jawaban Zea. Menenagkan hatinya beberapa detik Tania melihat kerah Zea."Tadi itu siapa?" Tanyanya pelan.

Sejak beberapa bulan lalu dia akan memasuki sekolah ini. Hana—bundanya telah menyiapkan segala kebutuhan Tania, mulai dari surat pindah dan perlengkapan lain. Meski Tania sendiri tercengang akan keputusan sepihak bundanya, setidaknya dengan bersekolah di tempat ini dia bisa masuk di universitas diinginkannya nanti.

"Dia Rega? Namanya Rega Argantara." Jawab Zea.

Tania makin jadi penasaran."Kenapa lo sampai ketakutan?"

"Karena dia Rega Argantara." Zea termenung sejenak. Semua murid akan ketakutan saat mendengar namanya. Dia laki-laki yang tidak memiliki rasa simpati. Ya gitu, lo jangan sampe berurusan dengannya!!"

Tania mengangguk mengerti.
"Heem.. Gue ngasih tahu ke lo karena gue ga mau kalau lo ngalamin hal yang sama."

Tania mengangguk-angguk. Bertepatan dengan suara langkah kaki seorang masuk dengan tatapan dinginnya. Dengan seragam yang rapi. Tania mengulum senyum pada Zea. Gadis itu beranjak melangkah ke mejanya.

Laki-laki bernama lengkap Rega Argantara itu melangkah menuju meja belajarnya, dan duduk di sana. Dengan tatapan dinginnya. Rega dan kedua temannya duduk di meja masing-masing.

Guru yang bername tag Sarah duduk dikursinya dengan absensi kelas. Tania yang mengerti tatapan guru itu. Ia melangkah kedepan dengan jantung yang berdebar.

Rega Argantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang