DELAPAN

4.7K 142 10
                                    



Cogan kuy ☠️, (3)

Sean
Hai, cogan nih bos senggol dong!

Galen
Pala lo.

Rega
Berisik!

Sean

Hidup lo menonton banget Ga.

Galen
Buset, Bos kita gak suka ngebacot gak jelas.

Sean
Dakjall.

Galen
Jangan ngadi-ngadi kalo lo gak mau kena amukan si kulkas berjalan.

Sean
Emang siapa kulkas berjalan, Gal?

Galen
Pakek nanya lagi nih bocah! Yah, Bos lo bego.

Sean
Gue aduin lo.

Galen
Ya ela, ampun suhu.

Rega
Bacot lo.
Gausah ikutin gue mulai besok.

Jeda beberapa menit saat Galen sudah meng-read lalu mengetikkan pesan di layar HP nya.

Galen
Baperan amat sih Ga, kita,'kan cuman becanda doang! Ya ela (⊃ω')zz

Sean
Ga, lo sensi amat sih kayak cewek PMS aja.

Sean
Lo ada masalah? Lo kayak enggak semangat.

Hening beberapa saat.

Matanya masih memandangi pesan dari Galen dan Sean ia berdecak pelan. Dan laki-laki itu beralih menyimpan benda pipih itu di atas nakas.

Di malam hari, Bi Iyem—asisten rumah tangga yang ditugaskan oleh Ayra—bunda Rega di apartemen laki-laki itu. Melangkah menuju kamar tuannya, dengan kamar yang minim penerang dengan langkah ragu, wanita paruh baya itu tetap meraih gagang pintu di depannya seraya melangkah masuk. Tatkala ia membuka pintu, pintu masih belum terkunci dengan langkah pelan dia memeriksa dan tidak menemukan keberadaan laki-laki itu di kasurnya. Namun bayangan punggung, tuannya di balik tirai balkon dengan kapulan asap putih yang melayang di sekitar laki-laki itu.

"Kata nyonya aden jangan begadang. Gak baik untuk kesehatan aden?"Ujar Bi Iyem begitu melihat punggung lebar yang memunggunginya.

Pemuda itu berbalik begitu mendengar suara lembut seseorang menyebut namanya. Ia terdiam sesaat lalu menjawab pelan,"masih belum ngantuk."

Bi Iyem menepuk pudak Rega pelan. Rasanya tidak pantas jika ia mengusik ketenangan laki-laki itu terlebih ia tahu suasana hati tuannya tidak dalam keadaan yang baik. Saat hendak melangkah keluar, Bi Iyem tidak bisa menahan diri untuk tidak mengigatkan pemuda itu.

"Aden jangan ngerokok kebanyakan. engga baik buat aden."

Rega menatap punggung wanita paruh baya itu yang sudah mulai menghilang di balik kegelapan malam. Matanya fokus menatap gedung-gedung tinggi dari apartemenya. Sampai satu jam kedepan pemuda itu baru beranjak menuju kamarnya.

Rega Argantara Where stories live. Discover now