CHAPTER 18: NEW DAY

Start from the beginning
                                    

"Wait!", Rebecca menahan lengan Ariana saat gadis itu menurukan dressnya secara brutal.

"Why?"

"Pelan-pelan aja"

"Ya, siapa yang terburu-buru?"

"Leave my clothes alone!"

Ariana tertawa sembari mencium pipi Rebecca gemas. "You know, aku suka easy acces to your body"

"Astaga takut banget", jawab Rebecca dengan nada yang dibuat-buat bergidik. Ia merapikan anak rambut Ariana yang dibawahnya sembari menggoda gadisnya dengan tatapan nakal.

"Kamu terlalu buang-buang waktu kalo hanya menatap wajah ini, sayang", bisik Ariana yang diiringi kekehan ringan oleh Rebecca.

Setelah itu ia tak bicara lagi dan sibuk memaksimalkan fungsi tangan dan bibirnya. Ariana menekan tengkuk Rebecca meminta lebih. Memaksimal lonjakan dopamin dalam dirinya.

Setelah puas menyesap bibir Ariana, Rebecca berpindah ke rahang bawah kakaknya dengan gerakan teratur. Ia mulai mengecup dan menggigit kecil leher jenjang nan polos milik Ariana.

"Sumpah, aku gemes banget"

Ariana hanya bisa pasrah karena kini dunia nya berputar seolah ia akan tumbang saat Rebecca sengaja meniup pelan-pelan daun telinganya sebelum mendaratkan gigitan-gigitan kecil disana.

Ariana menggeram gemas saat tangan nakal adiknya juga mulai tak sopan menurunkan tali dress nya yang tak seberapa kokoh sehingga hanya menyisakan bra berwarna senada ditubuhnya.

Rebecca terus melumat dengan ritme semakin lama makin menuntut. Tangan kanannya sedang menjadi asisten menyingkirkan anak rambut kekasihnya dan menekan tengkuk Ariana agar ciuman mereka menjadi semakin panas sedangkan tangan kirinya sudah berakhir di dada Ariana.

Tangan yang entah kenapa sangat paham jobdesknya itu mulai menyambangi kulit putih dada Ariana dengan pelan namun pasti. Rebecca memainkan ujung telunjuknya diatas dada Ariana dan sesekali menggenggam gemas daging dibalik bra hitam milik kakaknya.

"Becca..."

Suara Ariana mulai tertahan saat Rebecca dengan teganya menurunkan ciuman dari leher menuju bahu kurus kakaknya dan berakhir di dada atas Ariana. Lidah panas nya bertemu dengan kulit lembut Ariana menyisakan getaran beruntun pada jantung Ariana.

"Jangan sampai gagal jantung ya.."

Rebecca berbisik dengan nada meledek saat wajahnya menempel dengan dada milik Ariana sehingga secara jelas ia mendengar dentuman keras jantung kakaknya berpacu.

Ariana hanya meremas lengan atas Rebecca gemas sebagai balasan. Ia menggigit bibirnya sendiri mencoba menahan gejolak saat Rebecca akhirnya melepaskan kaitan kain terakhir yang menutupi dadanya dan kini ia bertelanjang dada didepan Rebecca.

Tentu saja sebelum menyapa dengan lidah hangatnya Rebecca sempat-sempatnya tersenyum bak iblis pada Ariana yang sudah menghambakan diri meminta sentuhan lebih.

"Ssshhh...Keep going on..

"Want more, huh?"

Rebecca mendorong tubuh Ariana ke sandaran sofa dan turun dari pangkuan kakaknya. Dress cantik nan anggun Ariana sudah dipinggang gadis itu.

Ariana menutup wajah malunya saat Rebecca memperhatikan seluruh tubuhnya dengan pandangan nanar sebelum akhirnya mendekat dan berjongkok didepannya.

"Don't look at me with those eyes!"

"Which eyes, babe?"

Ariana memejamkan mata saat telapak tangan hangat Rebecca menyapu pahanya tanpa halangan. Jemari Rebecca terus merangkak maju dan mentok di ujung paha kekasihnya dan sedetik kemudian ia menyibakkan dress yang menutup paha kakaknya.

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Where stories live. Discover now