Mendorong tubuh gadis itu hingga terlentang disofa, lalu ia merangkak menaiki tubuh Giya dengan kedua tangan yang mengukung gadis itu.

"Jangan lama-lama Giya belum ganti baju!" pinta gadis itu sedikit ketakutan.

"Berarti kalo udah ganti baju boleh lama gitu?" tanya Arsaka menyimpulkan.

Giya mencubit perut cowok itu. "Enak aja! Nggak!"

Arsaka menatap Giya dengan lekat, tatapannya terkunci pada gadis itu bahkan suara TV yang terdengar tidak membuatnya mengalihkan perhatiannya.

Giya sedikit merutuki kebodohannya yang malah menawarkan diri kepada cowok gila diatasnya itu. Ingin berteriak juga tidak bisa mengingat dimansion Arsaka hanya ada mereka berdua, jika ada satpam pun mereka hanya berjaga digerbang yang cukup jauh dari mansion, sehingga jika Giya berteriak tidak ada yang mendengarnya.

Itu semua menjadi keuntungan bagi Arsaka, dirinya bisa dengan puas memperlakukan Giya. Terlebih lagi dimansion miliknya tidak ada maid satupun.

"Mau coba sampai pingsan nggak?" tanya cowok itu mengusap lembut pipi mulus Giya.

Gadis itu melebarkan matanya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh bibir Arsaka. Cowok gila yang sangat agresif!

"Jangan aja kalo gitu, Giya ngambek lagi gausah cari cari Hmmphh--"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, bibirnya sudah diblokir agar tidak bicara oleh Arsaka. Cowok itu menggigit bibir bawahnya dengan gemas membuat Giya merasa geli.

Arsaka melepas ciumannya, ia menatap Giya dengan takut-takut. Cowok itu menggeleng pertanda tidak setuju dengan ucapan anak angkatnya itu, tidak cukup kemarin saja ia kelabkan seperti orang gila, jangan sampai sekarang terulang lagi.

"Jangan ngambek! Janji deh nggak sampe pingsan, Giya kayak gitu bikin daddy pusing!" gerutu Arsaka.

Melihat Giya yang terkejut mendengar penuturannya, cowok itu mencuri kesempatan untuk membuka kancing baju Giya bagian atas, cowok itu melebarkan kerah baju Giya hingga membuat leher gadis itu terlihat.

"Satu aja!" ujar cowok itu lalu membuat tanda kepemilikannya disana.

Hal itu membuat Giya melenguh, karena perlakuan Arsaka yang tiba-tiba. Gadis itu mengangkat kepala Arsaka ia menatapnya dengan tajam, gadis itu kini malah mendorong tubuh kekar Arsaka kuat hingga cowok itu bangkit dari posisinya sekarang.

"Giya kemarin liat di film-film Giya jadi mau nyoba juga," celetuk gadis itu menyeringai.

Arsaka mengerti maksud Giya, cowok itu menggulung lengan kemejanya hingga siku. Ia beralih membuka kancing bajunya hingga memperlihatkan perut kotak-kotak miliknya. Giya melebarkan matanya melihat itu, sepertinya ia terpana melihat delapan kotak diperut ayah angkatnya itu.

"Mau dimana hm?" tanya Arsaka sambil melebarkan tangannya seolah menyerahkan tubuhnya kepada Giya.

Pipi Giya merona mendengar itu, gadis itu menggeleng ia menghampiri Arsaka lalu memeluknya erat. "Gajadi deh peluk aja!"

Arsaka terkekeh geli, ia membalas pelukan Giya tak kalah erat. Ia dapat merasakan jika Giya meraba-raba perutnya bahkan mencubitnya gemas membuat Arsaka mengaduh kesakitan.

"Jangan dicubit Giya, sakit." Arsaka mengusap-usap perutnya sambil meringis.

Giya malah tidak menghiraukan itu, ia masih terpana melihat delapan kotak yang ada diperut ayah angkatnya itu.

"Heh nakal!" Arsaka menyentil dahi Giya pelan sambil terkekeh kecil.

"Aduhh!" ringis Giya kaget sambil menatap Arsaka.

My Daddy My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang