Ujian Lisensi Sementara *5*

105 14 4
                                    

Teriakkan kepanikan akibat serangan pahlawan (yang menyamar menjadi penjahat) membuyarkan lamunan gadis perak itu.

Nagisa melepaskan aksesoris yang menggulung rambutnya, memencet tombol hingga tusuk konde itu kini kembali ke ukuran aslinya.

"Kau mau ke sana?" Tunjuk Horibe Itona.

"Mungkin? Yang paling penting lokasi itu dekat posko medis bukan? Pasti skenarionya penjahat datang mengacau posko medis, dan cara pahlawan untuk menghadapi hal ini." Jelas Nagisa.

"Antara melawan, atau menyelamatkan korban. Masuk akal." Gumam Karma sembari mengacak-acak rambut Nagisa, "Baiklah, ayo kita bantu mereka."

***

Beberapa saat yang lalu...

Midoriya meletakkan korban yang sudah diberikan pertolongan pertama itu, petugas kesehatan menerimanya dan mengecek lebih lanjut.

"Bawa dia ke ruangan sebelah."

Tanpa ada angin atau hujan suara ledakkan terdengar.

BOOM!!

DUAR!!

Sekelompok penjahat berbentuk paus - Gang Orca dan anak buahnya datang menyerang posko kesehatan, membuat para korban maupun petugas kesehatan terkejut sungguhan.

Shindo berniat membuat gempa menghalang gen orca, namun quirk orcinus orca dapat melakukan apapun layaknya paus pembunuh, salah satunya sonar nadi menyetrum targetnya.

"Menyerangku seorang diri? Masih terlalu cepat seribu tahun."

Shindo terpelanting akibat serangan itu. Tanah mendadak beku membuat Midoriya menoleh mendapati Todoroki Shouto menggenakkan sisi kanannya, namun tak mempan.

Angin bertiup kencang menampilkan Inasa di sana, kesempatan itu membuat mereka menyelamatkan korban ke tempat aman saat adanya dua orang kuat datang sebagai pengalihan.

"Tidak aku sangka akan bertemu denganmu di sini."

Todoroki mendongak menoleh, "Kenapa kau tidak bantu evakuasi saja? Quirkmu sangat cocok untuk itu."

Inasa yang merasa sakit hati akibat perlakuan Todoroki Shouto setahun lalu mengepal tangannya, masih sangat kental dalam ingatannya saat Todoroki menatapnya dingin sama seperti Endeavour idolanya yang menepis buku serta pulpen sewaktu dia ingin meminta tanda tangan itu.

Rasa kesal dan sedikit benci itulah yang membuat keributan terjadi. Todoroki menyerang gang orca dengan quirk api miliknya, sedangkan Inasa memakai angin membuat kobaran api itu kian besar tanpa sadar kobaran api itu hampir mengenai Shindo.

***

"Celaka." Gumam Todoroki dan Inasa bersamaan.

Gelembung menenggelamkan Shindo dan menerbangkannya ke tempat yang aman, kedua siswa itu bernafas lega.

"Ayolah dinginkan kepala kalian, pahlawan macam apa yang nyaris membunuh orang lain?" Ucap Maehara yang datang membantu.

Masih dengan semangat membara, angin pada quirk Inasa membuat kobaran api semakin besar melahap apapun yang ada di sekitarnya. Selain itu rasa panas di dekat api—lawan dari gelembung berelemen air membuat Maehara tak mampu berbuat banyak.

"Apa yang kau lakukan huh? Kau menghalangi apiku!"

"Apa yang ada di otakmu huh?! Apimu menghalangi lalu lintas anginku!!"

"Esku tidak mempan bodoh! Aku harus menyerangnya dengan api! Dan kenapa kau meniupkan angin kalau tahu aku pengguna api?!"

Perdebatan itu membuat yang lain menatap datar, termasuk gang Orca.

Assain Vs HeroWhere stories live. Discover now