Camp Pelatihan >3<

115 24 0
                                    

Menggulung rambutnya, Nagisa melangkah ke pemandian air panas khusus perempuan yang berada di penginapan itu.

"Ada apa Nagisa-chan? Kau tak ingin berendam?" Tanya Kataoka Megu yang sudah masuk dan duduk berendam di dalam kolam.

"Bu-bukan begitu hanya saja..." Ucap Nagisa dengan ragu saat melihat aset milik temannya itu. Bukannya dia berharap memiliki aset yang besar, melainkan dia merasa minder.

Dari belakangnya, Nakamura Rio menyeringai, "Hee~ si bungsu di kelas minder dengan ukuran miliknya?~ Mau aku bantu?" Dengan nada sensual, Nakamura Rio menarik tangan Nagisa memasuki pemandian.

"Cho–chotto! Hei!"

BYUR.

Suara air bersamaan dengan volume air yang naik saat ada yang lompat memasukinya. Nagisa menggeleng sambil membunga nafas, saat tubuhnya tercebur ke kolam pemandian air panas.

"Bahaya tahu!" Protes Nagisa.

Nakamura tidak mengindahkan protes itu, dia berenang mengelilingi gadis biru itu dengan ide jahil agak kotor miliknya.

"Na-Nakamura-san! Kau mau apa?" Tanya Nagisa saat melihat Nakamura mengitari dirinya.

"Yukiko, Hinano, penggang Nagisa. Aku mau melakukan pemeriksaan." Titah Nakamura.

Dengan seksama Nakamura melihat tiap inci dari tubuh polos gadis itu. Sesekali dia menyentuh area yang membuat gadis itu geli.

Nagisa mengiris menahan geli tiap sentuhan yang di dapat olehnya, "Nakamura-san..., kau mau cari apa pada tubuhku? Tubuh kita sama tahu! Karena kita sesama gadis!"

Nagisa tertawa renyah, saat Nakamura menyentuh titik geli miliknya, "Hahahaha...., hen-hentikan! Kau menyentuh titik sensitifku!!"

Tanpa mereka sadari, interaksi itu membuat beberapa orang di sebrang tembok merona membayangkan adegan erotis itu.

"Kalian tidak penasaran dengan segala hal yang ada di sebrang sana?" Tanya Mineta, telinganya dia dekatkan ke arah tembok.

"Berhenti Mineta-kun! Kau akan dibenci para gadis nantinya! Dan lagi kau tidak mengenali suara mereka kah?" Tanya Iida tenya, dia memberikan isyarat tangan kedepan untuk menghentikan aksi teman sekelasnya itu.

"Laki-laki sungguh membosankan." Ucap Mineta dengan wajah seperti biksu.

"Au! Sakit Nakamura! Jangan terlalu kencang begitu sakit!!" Rintihan itu membuat Mineta makin penasaran. Beberapa siswa lain juga penasaran.  Hal erotis apa yang dilakukan para siswi di sebelah dinding pembatas?

"Ah..., sakit! Kau mau menyiksaku? Atau apa sih?" Penyataan ambigu itu terdengar membuat segala macam adegan kotor terlintas dalam benak mereka.

"Itu suara Nagisa kan? Dan apa yang sedang dia dan Nakamura lakukan?" Tanya Kirishima.

"Entah, tapi kenapa rasanya terdengar erotis?" Ucap Kaminari yang menahan mimisan pada wajahnya.

"Diamlah Nagisa! Jangan banyak bergerak!" Suara Nakamura tak kalah ambigu bagi siswa tanggung itu.

"Jika aku memikirkan hal kotor, aku tidak salah kan?" Ucap Mineta. Dari hidungnya, keluar darah yang tak mampu dia tahan.

Di pemandian wanita, Kataoka Megu berenang menghampiri Nakamura, memukul puncak kepala gadis pirang itu.

"Auh! Sakit Ikemegu! Kau mau melakukan kekerasan padaku?" Ucap Nakamura sambil mengusap kepalanya.

"Personelnya tambah satu?" Gumam entah siapa dari para siswa.

"Hentikan itu Rio. Nagisa sudah memohon bukan? Tak kasihan kau melihat Nagisa tengah meringis menahan sakit hm?  Aku jadi khawatir dengan orientasi seksualmu." Komentar Kataoka.

Assain Vs HeroWhere stories live. Discover now