Assassin Class

290 36 8
                                    

Kimura mengarahkan kemampuan swift miliknya. Tujuannya hanya satu, UA meminta pertolongan. Nasib rekan-rekan serta kedua pro– hero itu ada padanya. Menerobos pintu mencari keberadaan ruang kepala sekolah. Dia tidak peduli konsekuensi akan tindakan tak sopannya itu. Akan dia terima apapun yang terjadi.

Membanting pintu kepala sekolah dengan paksa, Kimura memasukinya.

"Nezu-sensei.., tolong..., Dua kelas.., yang hari ini.., ada latihan di USJ.., dijadikan.., sandra.., oleh mereka.., salah satunya.., terdapat.., potongan.., tangan di wajahnya..," Ucap Kimura dengan terengah-engah.

"Villain menyerang?" Tanya Nezu.

Kimura langsung mengangguk. Nezu selaku kepala sekolah memberikan alarm khusus untuk setiap hero yang sedang senggang untuk segera ke USJ.

Dan kini mereka semua, para pro– hero muncul. Por hero itu menghancurkan pintu baja dengan mudahnya. Mereka bersiap dalam posisi menyerang penjahat-penjahat itu.

Sugaya yang terpental ke area flood atau banjir, terbang lebih dulu saat melihat makhluk besar tak masuk akal itu hancur dengan darah menyebar kemana-mana. Dia memerintahkan elang yang digambarnya untuk turun saat menemukan Nagisa tengah terlelap di area tengah.

Mengangkat Nagisa dan membawanya menaiki elang tersebut berkumpul di arena pintu utama.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Selain kita terpisah lewat portal itu dan penjahat menyerang?" Tanya Sugaya yang heran.

"Aku salah membuka portal. Tadinya mau membuat Kimura-kun keluar dari sini, tapi gagal. Akhirnya aku dan Karma menjadi pion menyerang sedangkan Kimura mencari cara keluar dari sini."

"Oh Portal itu kau yang buat Hinata?" Ucap Touka sambil memakan bakpao memulihkan tenaga dengan susah payah. Tubuhnya penuh luka. Ini sama buruknya dari latihan Karasuma Tadaomi.

"Portal itu muncul di area tengah membawa Nagisa, kelanjutannya bisa ketebak kan?" Ucap Hazama.

"Dia membunuh makhluk besar menjijikan itu?" Komentar Kataoka.

"Entahlah, tapi dia bilang hanya akan menghindar. Mungkin tanpa sadar justru membunuhnya." Ucap Fuwa.

"Tidak ada yang terluka kan?" Tanya Cementos memastikan tak ada muridnya yang terluka.

"Aizawa-sensei, dan 13-sensei." Jawab Kayano, dia memegang kepalanya akibat rasa pening luar biasa. Memegang perutnya yang tiba-tiba mual, sebelum akhirnya ambruk tak sadarkan diri.

"Kayano-chan simpan tenagamu. Aku sudah memakan bakpao Hara serta milik Muramatsu. Jadi kurasa ini cukup." Okano memplagiat kemampuan Kayano, menyembuhkan luka luar milik Nagisa. Tidak terlalu besar memang, setidaknya itu cukup untuk menyelamatkan gadis itu.

"Pertolongan pertama sudah selesai, tinggal tunggu dia terbangun." Okano merasakan pandangannya kabur, dia jatuh pingsan tepat di sebelah Nagisa

****

Esok harinya, murid kelas A duduk dibangkunya menunggu pengganti Aizawa Shota yang tengah dirawat di rumah sakit.

Iida Tenya mengepal tangannya, Jika dia langsung tanggap membantu merusak pintu dan memanggil bantuan mungkin korban akan berkurang.

Ashido Mina mendadak diam, biasanya gadis mutan itu akan selalu ceria, namun kali ini tidak. Dia amat sangat sadar kemampuan asamnya dapat menghancurkan apapun lebih cepat. Rasa ragu dalam tubuh menyelimutinya. Terutama saat melihat 13 yang sudah terluka.

"Siapa yang akan mengajar?" Tanya Uraraka mencairkan suasana.

"Cementos? Ectoplasma? Paling guru pengganti. Aizawa sensei masuk rumah sakit kan?" Jawab Sento.

Assain Vs HeroМесто, где живут истории. Откройте их для себя