Sensitive

536 55 10
                                    

Hy bestie kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagi ku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading








Bright merasakan kepalanya berdenyut nyeri kendala di perusahaan juga menghadapi oknum-oknum bermuka dua memang sudah menjadi makanan harian tetapi ini berbeda data perusahaan rincian rencana untuk memenangkan tender baru telah di bocorkan Ia selalu menerka siapa yang melakukan ini padanya.

Bright harus bisa mengendalikan keaadaan secepatnya agar tidak terjadinya kesala pahaman antara ia dan juga karyawannya karena akan menimbulka krisis kepercayaan oleh orang-orang terdekat juga kerugian disana sini nantinya hal itu tentu akan menuai dampak negatif jika tidak diselesaikan dengan segera.

"Violet bagaimana perkembangannya?" Tanya bright melirik kearah wanita cantik itu

Sekretarisnya menggeleng "Setelah mengajukan dan mengclaim bahwa rincian ide dan data yang mereka gunakan adalah milik kita mereka langsung melakukan tuntutan ulang akibat pencemaran nama baik tuan"

"Sial bagaimana mungkin? Kita memiliki salinannya dan itu resmi"

"Saya tidak tahu tuan kenapa mereka bisa mempunyai data utamanya dan kalau pun kita melakuka pemeriksaan lagi itu hanya akan membuat kita menjadi tersangka dan di permalukan" Violet merasakan tubuhnya sedikit bergetar karena aura kemarahan yang dileluarkan oleh atasannya benar-benar mengerikan namun sebisa mungkin ia harus tetap tenang.

Win yang kini sedang duduk santai di disofa sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari violet ia terus memperhatikan wanita yang beberapa saat yang lalu baru saja berdebat dengannya ia sedikit curiga dengan raut wajah violet yang begitu tenang bahkan win tak melihat wajah kekhwatiran diraut wajahnya membuatnya semakin curiga

Namun win hanya bisa diam karena ia tak punya bukti apapun untuk menuduh wanita itu bisa-bisa wanita itu malah mencari keuntungan dari tindakan gegabahnya dan malah membuat keadanya semakin tak kondusif tapi ia sediki bingung kenapa mertuanya sangat mempercayai wanita yang tidak memiliki pengalaman apapun sebelumnya di bidang ini untuk menjadi sekretaris suaminya.

"Baiklah violet kamu bisa langsung pergi dan apa jadwal saya selanjutnya?" Tanya bright sebelum mempersilahkan sekretarisnya itu untuk melanjutkan tugas.

"Anda memiliki pertemuan dengan tuan Gabriel dari perusahaan G-Tax, siang nanti." Balaanya membuat bright hanya bisa menganguk paham.

Violet yang sejak tadi hanya memperhatikan wajah tampan dari bossnya tampa ia sadari kalau disana ada win yang sejak tadi memperhatikan setiap gerak geriknya termasuk bagaimana ia  menahan senyumnya untuk bright

"Kenapa masih disini?" Bright heran melihat violet yang tersenyum tidak jelas.

"Oh.. maaf tuan kalau begitu saya permisi" Pamitnya canggung karena di tatap sebegitu anehnya oleh bright

Akhirnya violet pun keluar dari ruangan bright membuat win lansung melayangakan tatapan tajam kearah suaminya karena bright menatap violet dengan wajah yang sulit diartikan namun win tak suka kalau bright menatap orang lain selain dirinya.  

"Bright" pangil win dengan wajah kesalnya.

"Apa sayang?" Balas bright tampa melirik kearah win membuat pria manis itu bertambah kesal.

"Bright?"

"Iya sayangku?"

Win merengut kemudian meletakkan ipadnya di atas meja "Aku mau peluk."

My First Love ( END )Where stories live. Discover now