Menginap

668 60 4
                                    

Hy bestie kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagi ku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading













Mobil BMW hitam itu terpakir tepat didepan kosan milik win, bright turun terlebih dahulu untuk membantu pria manis itu keluar dari mobilnya namun saat bright hendak membopong tubuh win tiba-tiba pria manis itu menolak rengkuhan bright.

"Gue bisa sendiri makasih udah bawa gue kerumah sakit maaf tadi gue bentak lo" win mengeratkan tangannya pada pintu mobil bright mencoba untuk terlihat baik-baik saja.

"Iya nggak papa gue tahu mood lo lagi nggak baik kerena sakit jadi biar gue yang bawak lo kedalam" bujuk bright.

"Udah sana lo pulang gue bisa sendiri kok" win mendorong tubuh kokoh milik bright dengan lemah.

"Win lo bisa nggak ngebantah gue muluh disini niat gue baik lagi pun lo baru satu hari jadi babu gue udah tepar kayak gini" jenaka bright pada win mencoba mencairkan suasana.

"Sialan lo hampir aja gue kemakan ucapan brensek lo minggir gue mau masuk" galak win.

"Dasar gendut pemarah" ejek bright

"Apa lo bilang gue sumpel juga mulut sialan lo itu ya" marah win membuat bright hanya mencibir tak jelas.

"Coba sini berdiri aja masih sempoyongan sok-sokan mau nyumpel mulut gue" tantang bright.

Namun saat win hendak mengejar bright tiba-tiba perutnya terasa mual dan sakit tak lama kemudian sebuah cairan kuning keluar dari mulut win yang membuat bright seketika panik lalu menghampiri win yang kini menunduk kesakitan sambil memegang perutnya.

"Kan udah gue bilang lo ngeyel sih sini gue bantuin masuk kekamar lo" ajak bright lagi.

Win tak menjawab ia hanya pasrah saat tubuhnya diangkat oleh bright menuju kamarnya bahkan tampa disadari pria manis itu sudah menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh milik pria tampan itu kerena pusing.

Setelah sampai dikamarnya bright membaringkan tubuh win diatas ranjang lalu bergegas mengambil sebaskom air dan handuk kecil untuk mengompres tubuh win dengan telaten bright mengusap dahi win yang kini berkeringat dingin sepertinya pria manis itu sedang menahan perih diperutnya.

"Lo udah makan? Bright bertanya dengan sangat lembut membuat win sedikit salah tingkah ketika suara itu masuk kependengaranya.

Win mengeleng lemah mulutnya terasa berat untuk sekedar menjawab pertanyaan dari bright lagi pun ia tak ingin makan apa-apa saat ini karena mulutnya terasa pahit untuk sekedar menelan sesuatu.

"Kalau gitu gue keluar sebentar lo jangan kemana-mana" peringat bright pada win.

Win tak menjawab ia malah menutup kedua matanya karena sedari tadi ia sudah menahan rasa kantuk yang menyerangnya

Bright pun keluar untuk pergi ke sebuah restoran langananya untuk membelikan win bubur dan makanan lainya tak lupa ia juga singgah kesebuah super market untuk membeli air putih dan buah-buahan kalau difikir kembali bright tak tahu apa yang dilakukannya sekarang yang bright tahu ia hanya mengikuti kata hatinya saja.

Setelah membeli semuanya bright kembali kekosan win ia menenteng begitu banyak belanjaan membuat ibu nam yang kini sibuk mengobrol dengan tetangganya dibuat tercengang namun hanya menatap bingung kearah pria tampan itu.

Bright masuk kedalam kamar win ia menatap ke arah pria manis yang kini sedang tertidur pulas di atas ranjangnya ternyata win tertidur saat ia membeli makanan tak mau mengangu bright memilih untuk menungu pria manis itu bangun dari pada harus membangunkannya. lagi pun pastinya win juga lelah kerena sakitnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

My First Love ( END )Where stories live. Discover now