Maried day

488 51 5
                                    

Hy bestie kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagi ku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading













1 minggu telah berlalu

Win menatap dirinya di depan cermin rias wajahnya sudah di poles segar dengan bibir berwarna merah muda tapi tidak mencolok Seluruh keluarga bright sedang berada dibawah dan ia hanya sendiri menanti kedatangan sang ayah yang akan membawanya ke altar

Win tak menyangka hari ini akan datang ia nyaris menggila memikirkan bagaimana kehidupan akan berjalan setelah pernikahan namun di samping itu semua ada hati yang membuncah bahagia ada detakan menyenangkan dalam setiap hembusan nafas, mereka telah sampai pada titik dimana bukti dari ungkapan cinta harus segera di realisasikan.

Pintu berderit pelan mew menatap kearah win sembari tersenyum
"Kemari nak daddy mau cium sebelum kamu jadi milik orang lain" mew mengulurkan tangannya menanti win yang malah melengkungkan bibirnya kebawah namun tetap datang menghampiri.

"Daddy jangan begitu aku masih anaknya daddy dan buna" win memeluk sang ayah dengan erat seolah berat untuk meningalkan lelaki yang selama ini ia musuhi.

"Tapi sudah tidak bisa seperti dulu lagi padahal kamu suka sekali setiap bangun tidur langsung pindah ke kamar daddy dan buna buat peluk kita" ujar mew jenaka ketika mengingat bagaimana harmonisnya keluarga mereka dulu.

"Sekarang tugas daddy sudah selesai kini saatnya kamu harus tumbuh menjadi istri dan ibu yang baik untuk anak-anak mu daddy bangga melihatmu menjadi orang yang mandiri dan terima kasih sudah menjadi anakku selama ini" Tangannya kekarnya mengusap halus pipi sang putra

"Daddy jangan begitu aku mau nangis ni" rengek win karena ia tak bisa membendung air matanya saat mendengar ucapan sang ayah.

Papa dave dan mama jane yang berada disana tergelak saat melihat wajah win yang sudah di rias dan keadaan juga tidak memungkinkan untuknya menangis membuatnya harus menata ulang kembali sebab waktu sudah hampir tiba.

"Kalau begitu mama dan papa balik ke sana dulu ya sayang" pamit mama jane keluar dari ruangan tersebut.

"Iya ma"

Kini hanya tinggal win dan mew yang berada disana namun setelah mertuanya pergi tidak ada lagi percakapan diantaran ayah dan anak tersebut namun pada detik berikutnya mew kembali membuka sebuah obrolan agar suasana disana tidak terlalu canggung "Nanti jangan lupa kunjungi daddy ya?"

"Hmm pasti dad karena aku masih putramu?" Win menelisik bagaimana cara pria paruh baya yang masih terlihat gagah di usia senjanya mengusap sudut mata

"Apakah daddy merindukan buna?" Tanya win saat melihat sang ayah menatapnya dengan tatapan kerinduan membuatnya menerka kalau mew merindukan bunanya.

"Tidak sayang kan masih ada kamu kapan pun daddy mau daddy bisa mengunjungimu" kilah mew karena ia tak mau kalau win sampai berfikir terlalu berat tentang kerinduannya pada sang istri.

"Daddy jangan bohong aku tahu kalau daddy merindukan buna"

Mew menghela nafasnya panjang seberapa keras ia berbohong pada win tetap saja kalau putranya tahu kalau ia benar-benar merindukan gulf jika saja istrinya masih ada mungkin saja gufl akan menjadi orang pertama yang mengejeknya karena menangis melihat putranya akan diambil oleh orang lain.

"Sudahlah jangan bahas itu lagi sekarang ayo daddy akan mengantarkan mu menemui suami mu disana pasti dia marah jika istrinya terlalu lama didalam" sanggah mew mencoba mencairkan suasana
setelahnya mew memberikan lengannya untuk win gandeng namun anak itu hanya menatapnya.

My First Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang