Musuh Baru

464 48 14
                                    

Hy bestie kembali lagi dengan Sarawattine jangan lupa follow coment dan vote ya bestie karena setiap lentikan jari kalian pada tanda bintang dan kolom komentar sangat berati bagi ku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading













Bright dan win kini sedang menyantap sarapannya dimeja makan namun sedari tadi bright terlihat tidak bisa diam dikursinya membuat win sedikit bingung namun memilih untuk diam saja Sebenarnya bright ingin bertanya kepada win tentang perihal kemarin karena sejak tadi malam ia merasa khwatir dan penasaran tentang siapa yang menelfon win kemarin malam hingga membuat kekasihnya itu histeris.

"Sayang apa aku boleh bertanya satu hal kepada mu?" Ucap bright sedikit ragu.

"Tanya apa?"

"Soal yang kemarin apa yang terjadi sehinga kamu menangis seperti itu" Win terdiam sejenak sebenarnya ia tak ingin menjelaskan apa-apa kepada bright untuk saat ini namun setelah berfikir cukup lama win memutuskan untuk memberitahu bright siapa ia sebenarnya kerena bagaimana pun bright berhak tahu tentang dirinya.

"Bright apa kamu mau dengar cerita aku? Win menatap bright dengan tatapan sendu dan terluka.

"Sayang kalau kamu belum siap cerita ke aku jangan dipaksa karena aku nggak mau kamu sampai tertekan karena perihal ini"

"Nggak, kita harus memperjelas ini semua biar kamu tahu siapa aku sebenarnya dan aku juga ngak mau kamu tahu tentang aku dari orang lain" tutur win sedikit sendu membuat bright merasa bersalah karena terlalu memaksakan ke inginannya padahal ia sudah tahu tentang masalalu win tapi otaknya malah berfikir kalau ia harus mendengarnya itu semua lansung dari bibir kekasihnya.

"Seperti yang kamu lihat beberapa hari yang lalu bahwa masion besar itu adalah rumahku yang dulunya rumah itu sangat hangat dan nyaman bahkan aku tidak pernah berfikir untuk jadi yang sekarang, Aku memiliki orang tua yang lengkap buna dan daddy selalu memanjakan ku bahkan setiap minggunya kami akan pergi ketaman bunga untuk melihat berbagai macam jenis tanaman disana dan jika daddy libur dari kantornya kami akan pergi liburan keluarga kepantai atau setidaknya berkemah di taman belangkang rumah"

"hingga suatu hari aku kehilangan sesuatu yang berharga dihidup ku, aku kehilangan buna tepat dihari ulang tahun ku jika saja waktu itu aku tak memaksa buna menjemput ku kesekolah mungkin saja buna masih ada disini dan menemaniku tumbuh menjadi anak yang hebat seperti keinginannya semenjak kepergian buna daddy merubah sikapnya jika dulu ia adalah sosok yang hangat dan penyayang kini malah sebaliknya ia menjadi dingin dan kejam bahkan ia tak segan untuk melontarkan kata-kata jahat kepada ku tentang kepergian buna.

"setelah buna pergi dia juga ikut meninggalkan ku di sini sendirian dan beralih pindah keluar negri untuk memulai kehidupan baru bersama istrinya dan anak tirinya karena dia tak mengingikan atau mengangapku sebagai putranya lagi" win menitihkan air matanya saat menjelaskan masalalunya kepada bright dengan setia bright mengusap air mata itu yang berhasil lolos dari pelupuk mata si manis.

Win kembali menghela nafas panjang sebelum mulai menyambung ceritanya kembali "Kemarin dia menelfon meminta ku untuk pulang kerumah namun aku menolak karena aku merasa tak ingin bersamanya kerena ia telah membuang dan memutus hubungannya dengan ku, dia marah pada ku dan mengungkit masalah tentang kamatian buna pada ku hiks.... hikss...... dia menyalahkan ku lagi brighttt hiks.." akhirnya win menangis didalam dekapan bright mencoba mencari kehangatan dari sang kekasih.

"Shutttt.... shutttt jangan menangis sayang aku ada disini bersama mu ini bukan salahmu ini adalah takdir yang telah digariskan tuhan untuk keluarga mu jadi berhenti menyalahkan diri mu sendiri karena disini tidak ada yang salah jika daddy mu menyakitimu maka aku akan menjadi orang pertama yang akan membunuhnya" jawab bright dengan tegas.

My First Love ( END )Where stories live. Discover now