"Malem ini, gue tadi dapet sms dari orang nggak dikenal terus bilang kalau ketua Alcatraz mau ngajak lo balapan, gue tebak dia sih anggota Alcatraz," jelas Alsega.

"Dapet apa gue?" tanya Arsaka lagi.

"Dia bakalan ngasih apa yang lo mau!" jawab Alsega sambil mengunyah snack yang dibawa tadi oleh Arsaka.

Arsaka menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman yang tampak menyeramkan dimata Alsega. "Right?"

"Right!" jawab Alsega hingga matanya tertuju pada satu arah.

Dari arah tangga, dua gadis cantik sedang menuruni tangga sambil tertawa. Melihat itu Alsega menjadi kagum melihatnya, cowok itu terpesona melihat dua gadis itu.

Arsaka yang mengetahui itu, menggeplak kepala temannya itu. "Kebiasaan lo!"

"Anjing sakit woi!" pekik Alsega sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa nyut-nyutan akibat ulah Arsaka.

"Yang disamping Giya itu siapa, Ar?" tanya Alsega berbisik mendekatkan dirinya kearah Arsaka.

"Sahabatnya Giya." jawab Arsaka memutar bola matanya malas.

"Cantik euyy, gue ajak kenalan ahh!" celetuk Alsega dengan semangat.

"Dadd!" panggil Giya yang kini sudah sampai dilantai bawah bersama Una disampingnya.

Gadis cantik yang sangat jujur dan tak tau malu itu, kini sedang berkunjung ke mansion Arsaka. Atas dasar suruhan Giya yang katanya ingin belajar melukis dengan Una, karena gadis itu pintar melukis. Walaupun gadis itu barbar setidaknya dia memiliki bakat terpendam.

"Giya mau anterin Una ke depan gerbang, katanya dia mau pulang!" ujar Giya

"Silahkan, Una pulangnya sama siapa?" tanya Arsaka menaikkan sebelah alisnya.

"Nanti dijemput sama abang, kak." jawab Una tersenyum ramah.

Giya membulatkan matanya saat mendengar panggilan Una kepada ayah angkatnya, apa tadi 'kak'? Ini seriusan? Tapi nggak heran juga karena Una adalah tipe orang yang barbar.

Giya menyeret tangan Una agar mengikutinya keluar, sedangkan gadis itu sedang kesemsem dengan cowok yang bersama Arsaka, yang tak lain adalah Alsega.

"Katanya mau kenalan," ejek Arsaka menggelengkan kepalanya.

"Nggak berani gue." sahut Alsega menyengir.

"Ck, samperin gih!" suruh Arsaka.

Alsega mengerjapkan matanya, tangannya terangkat menunjuk kearah pintu keluar. "Samperin?"

Arsaka mendorong bahu temannya itu. "Cepet bego! Siapa tau dia nggak dijemput,"

"Semangat friendly!" seru Arsaka saat melihat Alsega berlari berniat menghampiri Una.

*****

"Gila Na! Kesambet apa lo manggil daddy gue pake kak?" tanya Giya tak habis pikir.

"Nggak kesambet apa-apa kok." jawab Una menggeleng pelan.

"Tapi dia daddy gue Na, harusnya lo panggil om bukan kak!" Mereka berjalan beriringan menuju gerbang mansion Giya.

"Ngeliat muka daddy lo yang tampan paripurna buat gue nggak tega manggil om tau!" Una membayangkan betapa tampannya wajah Arsaka.

"Lebih pantes dipanggil kak!" sambung gadis itu.

Giya memutar bola matanya malas, memang jika soal cowok ganteng Una itu ibaratkan Yamaha, semakin di depan!

"Anw, yang tadi itu siapa Giy? Ganteng juga ya sebelas duabelas sama kak Arsaka!" celetuk Una begitu mengingat cowok tampan yang berada disamping Arsaka tadi.

My Daddy My HusbandOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz