Kue Coklat

15 6 0
                                    

Chesa menghampiri Bunda Salma yang terlihat sedang bahagia, karena senyum-senyum sendirian sambil mengaduk adonan roti di dapur.

"Bunda, kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Chesa penasaran.

"Bunda senang banget! Nanti ayah mau pulang yuhuu..."

Bunda Salma tersenyum sangat gembira. Hingga tak sadar adonan kuenya tumpah sedikit di apron yang dikenakannya. Menciptakan warna titik-titik coklat pada kain putih apron miliknya.

"Wah... Asik! Akhirnya ayah pulang. Setelah hampir satu tahun di Dubai." Chesa melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil.

"Iya. Bunda senang banget. Makanya Bunda bikin kue coklat buat ayah, nanti pas udah sampai rumah," ujar Bunda Salma sambil mengaduk adonan kue cokelat itu sampai halus.

"Nanti ayah, pulang jam berapa Bun?" tanya Chesa. Ia ikut membantu Bunda Salma membuat adonan Kue cokelat.

"Jam satu siang sayang." Bunda Salma menuangkan adonan kue cokelat ke dalam cetakan berbentuk cinta.

Tiba-tiba saja Chesa teringat tetangga barunya, yaitu Brian. "Bunda bikin kuenya banyak banget. Nanti kalo masih sisa kuenya mau aku kasih ke tetangga baru sebelah rumah kita boleh Bun? kebetulan tetangga baru sebelah kita itu teman aku sekelas lho, Bun.

"Oh anaknya Bu Dinda itu ya. Pasti boleh sayang. Nanti pasti masih sisa banyak kuenya. Sekalian juga anterin ke rumah tetangga sekitar juga ya Che."

"Siap Bunda!" ucap Chesa semangat.

Apa sih yang nggak buat Brian. Chesa membantu Bunda Salma membuat adonan kue cokelat dengan semangat. Hingga tak terasa sudah selesai. Chesa memasukkan cetakan kue berisi adonan cokelat itu ke dalam mesin pemanggang.

Sekitar lima puluh menit, Chesa mengeluarkan kue cokelat yang telah matang itu. Menggunakan sarung tangan yang membungkus kedua tangannya. Bau harum kue cokelat itu menghipnotis semua orang yang menciumnya.

"Enak banget! Masih hangat lagi." Chesa hampir saja ngiler saat mengeluarkan kue cokelat itu dari mesin pemanggang. Chesa meletakkan kue cokelat itu di meja makan. Selanjutnya Chesa dan Bunda Salman akan menghias kue cokelat itu agar terlihat lebih cantik.

"Makasih ya sayang udah di bantu." Bunda Salma mengusap lembut rambut hitam sebatas bahu Chesa.

"Sama-sama Bundaku sayang." Chesa tersenyum manis ke arah Bunda Salma.

Bunda Salma mencubit pelan hidung mancung Chesa. "MasyaAllah Cantik banget anak Bunda. Manis lagi."

"Semut aja suka sama Chesa Bun, saking manisnya." Chesa terkekeh pelan. "Bercanda Bun."

"Ya sudah ayo kuenya di hias." Bunda Salma mengambil stroberi di kulkas yang berada di dapur. Mencucinya dan memotong stroberi itu tipis-tipis.

Sementara Chesa mengoleskan krim coklat di kue cokelatnya. Chesa dan Bunda Salma tampak asik menghias kue cokelat buatan sendiri. Mereka menghias kue cokelatnya dengan cepat tak butuh waktu lama kue cokelat bentuk cinta itu sudah siap di hidangkan.

***
Chesa tertidur di sofa depan televisi. Tempat yang biasanya digunakan Bunda Salma menonton film maupun berita.

Seseorang mengusap pelan lembut rambut Chesa. Membuat Chesa terbangun. Ia menggeliat pelan sebelum membuka matanya. Betapa senang dan terharu ketika Chesa bisa memandang langsung orang yang di rindukannya selama kurang lebih satu tahun ini.

"Ayah!" Chesa berhamburan dalam pelukan ayahnya. Menangis bahagia Chesa memeluk ayahnya erat.

"Cup...cup...cup... Chesa jangan nangis." Ayah Chesa mengusap punggung anak semata wayangnya itu. Terasa hangat dan damai.

Julianto atau akrab di panggil Anto adalah seorang pengusaha di Dubai. Dirinya memiliki hotel, rumah makan, dan toko kue di Dubai. Hal itulah yang membuatnya harus merantau ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya. Jika di tanya mengapa tidak membawa keluarganya ke Dubai saja? jawabannya adalah Bunda Salma ingin tetap tinggal di Indonesia. Menurut Bunda Salma 'sejauh apapun kamu melangkah jangan lupa kembali ke tanah airmu Indonesia.' Meskipun demikian Ayah Anto tetap mencintai Bunda Salma dan Chesa. Jika pekerjaannya sedang santai, Ayah Anto akan sering-sering pulang ke Indonesia.

"Chesa, kangen sama Ayah." Chesa menangis sesenggukan di pelukan ayahnya.

"Ayah juga kangen banget sama Chesa yang cantik ini. Sama Bunda juga." Ayah Anto memeluk Bunda Salma yang ada di belakangnya. Mereka bertiga berpelukan meluapkan rasa rindu yang kini telah terobati.

"Sudah. Ayo kita makan kue cokelat. Ayah mandi dulu. Setelah itu kita makan kue cokelat bareng-bareng." perintah Bunda Salma.

"Siap boss." Ayah Anto segera menuju ke kamar Bunda Salma yang terdapat kamar mandi. Sekaligus tempatnya untuk tidur.

Bunda Salma dan Chesa mengeluarkan kue cokelat bentuk cinta dari kulkas. Kue yg rumayan besar sehingga mereka berjalan sangat hati-hati agar kuenya tidak rusak.

"Hmm... Enak banget!" Chesa mencium harum kue cokelat yang di buatnya bersama Bunda Salma.

"Sini Yah, cepetan kita makan kue cokelat!"

"Iya sabar." Ayah Anto keluar dari kamar dengan pakaian kaos santai. Menghampiri Bunda Salma dan Chesa.

"Surprise (kejutan)!"

"Wah... Kue cokelat cinta. Harum banget pasti enak," ucap Ayah Anto.

"Iya dong pasti! sini makan bareng-bareng." Bunda Salma memotong kecil sebagian kue cokelat dan menaruhnya di piring kecil, kemudian menyerahkan kue itu ke Ayah Anto.

"Terima kasih Bunda." Ayah Anto menerima Kue dari Bunda Salma.

"Sama-sama."

"Enak nggak Yah? tadi aku ikut bantuin Bunda bikin kue cokelat juga," ujar Chesa.

"Enak banget! manisnya pas, tapi kalo Ayah nggak bisa makan banyak-banyak. Harus tetap jaga kesehatan. Terima kasih ya kuenya enak sekali." Ayah Anto tersenyum sumringah saat memakan kue cokelat itu.

"Bunda juga nggak bisa makan banyak kuenya. Nanti Chesa kasih ke Pak Ahmad ya. Sama bantu tolong kasih ke tetangga sekitar rumah. Dan satu lagi kasih ke teman sekolah baru Kamu yang tinggal di sebelah rumah Kita," perintah Bunda Salma.

"Siap Bunda." Chesa memotong kecil kue cokelat itu menjadi ukuran yang sama. Kemudian membungkusnya dengan plastik seukuran kue lapis. Dan setelah itu menatanya di kantong plastik dengan rapi.

"Hati-hati ya Che," ucap Bunda Salma.

"Iya Bunda." Chesa pamit mencium tangan ayah dan bundanya.

Pertama, Chesa memberikan kue cokelat pada Pak Ahmad sopir keluarga Chesa. Setelah itu Chesa mengantar kue cokelat itu pada tetangga sekitar rumahnya. Dan terakhir Chesa mengantar kue cokelat itu ke rumah Brian.

Chesa tampak sedikit canggung. Rumah Brian terlihat sepi dari luar seperti tidak ada penghuninya. Chesa memberanikan diri masuk ke gerbang rumah Brian yang tidak terkunci. Mata Chesa menelusuri setiap penjuru rumah Brian. Rumah Brian tidak bertingkat, tapi mempunyai halaman yang sangat luas. Ditambah ada pohon-pohon rindang dan banyak macam warna bunga di taman depan. serta rumahnya pun cukup luas. Chesa merasakan aura teduh di rumah Brian.

Chesa mengetuk pintu depan rumah Brian. Tidak ada yang membuka pintu. Chesa mengetuk pintu sekali lagi.

"Krittt..." bunyi suara pintu.

"Apa?" Pintu terbuka dan menampilkan sosok tampan Brian.

"BRIAN! HEH GUE BELUM SIAP-SIAP YA!" teriak Chesa heboh sekaligus salting.

################################

Gantung dikit gak ngaruh🙂

Bagaimana ceritanya? maaf yaa lama tidak update. Bismillah Desember ini cerita B and C selesai di wattpad dan viral Aamiin❤

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa vote, komen, dan share sebanyak-banyaknya. Love you💖❤💞

B and CWhere stories live. Discover now