Confess

26 5 0
                                    

Jangan lupa tekan bintang ⭐ di pojok kiri bawah, komen, dan share. Terima kasih🙏💓

Karna ada ko
- New Gvme

Murid kelas 10-2 sedang berkerumun di perpustakaan sekolah. Mereka sedang mencari novel untuk mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, yaitu membuat resensi dari cerita fiksi. Resensi bisa diartikan sebagai ulasan tentang kelemahan atau kelebihan suatu karya.

Di sisi yang sama Chesa tengah sibuk memilih novel untuk di buat resensi. Seperti biasa Chesa suka cerita fiksi remaja. Ia memutuskan memilih cerita yang bergenre fiksi remaja. Memilah novel yang akan di bacanya, lalu di buat resensi.

"Tinggi banget. Tangan Gue gak nyampe!" Kaki Chesa berjinjit dan tangannya terangkat untuk mengambil novel di rak buku bagian ujung atas.

Chesa melihat ke arah sekitarnya. Tidak ada meja maupun kursi di dekatnya. Ada kursi dan meja di perpustakaan, tapi letaknya agak jauh darinya. Membuat Chesa malas mengambilnya. "Gue naik apa? masa harus terbang. Saya tidak punya sayap bang." Chesa mulai berbicara random. Chesa punya ide. Ia pun mulai memanjat rak buku yang tinggi itu.

"Jangan naik." Terdengar suara seseorang di telinga Chesa.

Chesa membalikkan badannya melihat Brian yang tengah menatap dirinya datar. Brian mengambil novel yang ingin Chesa ambil itu dengan mudah. Kakinya tidak perlu berjinjit seperti Chesa, karena tubuh Brian yang tinggi tegap. Chesa saja hanya sebatas dada Brian saja, saking tingginya Brian.

Brian menyerahkan novel yang telah di ambil olehnya itu kepada Chesa. Lalu Ia pergi meninggalkan Chesa tanpa sepatah kata pun.

"Dingin banget kayak es. Tapi ganteng manis lagi," ucap Chesa pelan agar tidak terdengar orang.

Chesa menghampiri Brian yang tengah duduk di kursi yang ada di perpustakaan itu. Chesa duduk bersebelahan dengan Brian. Tempat duduk Brian dan Chesa bisa di bilang rumayan sepi, karena tempatnya ada di pojok. Tapi mereka tidak berniat untuk mojok. Mereka adalah anak sekolah yang baik-baik.

"Brian," panggil Chesa.

"Hm." Brian tidak menoleh ke arah Chesa. Ia setia membaca novel yang tengah di pegangnya.

"Kenapa suka novel horor?" tanya Chesa.

Brian tidak menjawab pertanyaan Chesa. Ia tetap fokus pada novel yang di bacanya. Chesa mendengus kesal. Merasa di cuekin. Chesa menatap lekat wajah Brian yang eksotis dengan kulit sawo matangnya, serta kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Chesa mengakui jika dirinya kagum pada seorang Brian.

"Brian, Lo mau gak?" ucap Chesa masih memperhatikan Brian.

"Apa?" Brian tak menoleh. Ia masih fokus pada novel yang dibacanya.

"Mau nggak jadi pacar, Gue?" ujar Chesa.

############################
Aku kasih pagar. Tak gantung gapapa yaa🤣

Kalo dapat 5 vote aku update lagii❤

Terima kasih dan sampai jumpa 💓

B and CWhere stories live. Discover now