4. Kokoronashi

6.9K 775 62
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA💐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA💐

TEMBUSIN VOTE KOMENNYA YA :
Vote : 200
Komen : 100

HAPPY READING ONTY UNCLE 💖

***

Kejam, sungguh teramat kejam perlakuan yang di dapatkan anak tak berdosa itu. Bahkan mungkin hewan saja sangat menyayangi anak mereka, setan pun tidak sejahat itu pada darah daging mereka sendiri. Tak ada yang lebih menyakitkan yang di rasakan oleh seorang anak selain kehadirannya yang tidak di harapkan oleh kedua orang tuanya.

Tubuh kurus kering tanpa busana itu meringkuk di pojokkan gelap di penuhi luka-luka dengan darah yang sudah mulai mengering. Wajahnya hampir tak bisa di kenali saking banyaknya bekas membiru dari cap tangan akibat tamparan yang mulai membengkak. Napasnya sangat pelan hampir seperti tak bernapas, hanya gerakan naik turun dari perut penuh luka itulah yang menandakan jika anak itu masih hidup.

Hampir dua hari lamanya Ello harus menerima perlakuan kejam dari ayah, ibu tiri dan keluarga ibunya. Mereka seakan tak puas menyiksanya, mereka menyakiti tubuh kecilnya dengan tamparan, tendangan dan cambukkan. Tanpa makanan, tanpa minum, mungkin sebentar lagi anak itu akan menemui ajalnya, pikir Ilham keji.

Kedua netra obsidian itu berusaha untuk melihat, bengkak di area wajahnya menyulitkan Ello untuk sekedar membuka mata. Tubuhnya seolah mati rasa akibat menahan sakit dua hari terakhir. Air matanya luruh dengan deras menetes ke lantai yang dingin, menggambarkan betapa kejamnya takdir yang ia terima. Entah sampai kapan Ello akan berada di tempat ini, mungkin sampai ia tak bernapas lagi?

Dengan perlahan Ello memiringkan tubuhnya ke samping, Ia mulai terisak pelan menangisi nasibnya yang sangat malang. Meski ia sudah menangis hingga matanya bengkak, berteriak, meronta, mencoba melawan, mereka akan tetap menyakiti tubuhnya tanpa ampun.

Ibu kandungnya tidak menginginkan kehadirannya, sementara sosok ayah sangat membencinya sampai ke tulang-tulang, semua orang pergi meninggalkannya dan kini Ello sendirian hanya berteman rasa sakitnya.

"Pelih hiks.." tangannya bergetar hebat ketika mencoba mengusap perutnya yang memiliki luka terbuka akibat cambukkan itu.

Klek

Ello tak sanggup menoleh ketika pintu gudang terbuka lebar yang memperlihatkan wajah penuh seringai kejam dari Ilham. Dengan langkah lebar pria itu mendekati Ello yang mengigil, meringkuk dengan wajah ketakutan. Di belakang Ilham ada Ibu Tiri Ello yang mendengus sinis tak sabar menghajar anak tak tahu diri itu. 

"Masih hidup rupanya," kekeh Ilham sambil menendang pinggang Ello.

Rintihan kesakitan anak kecil yang meringkuk dibawah kakinya bagaikan melodi indah di telinga mereka.

"Hebat juga kau bocah, bisa bertahan dua hari ini. Haruskah aku membunuhmu sekarang?" Desis Ilham meraih dagu Ello hingga anak itu terpaksa mendongak melihat wajah bengis ayahnya.

Ottello OsterioWhere stories live. Discover now