19

1.8K 82 4
                                    

"Lucianna," panggil Kanaya yang tengah menunggu putrinya didepan rumah.

"Sebentar, Mah," balas Lucianna yang baru keluar dari pintu. Gadis kecil itu tadi melupakan mengambil prakaryanya. Kini ia sudah berdiri didepan Mamanya.

"Udah? Udah gak ada yang ketinggalan." Kanaya menatap putrinya memastikan tak ada yang ketinggalan.

Lucianna menggeleng, lalu memasuki mobil setelah Kanaya membukakan pintu.

"Makasih, Mama."

"Sama-sama." Lalu Kanaya ikut masuk ke kursi kemudi. Mobil mulai melaju membelah jalanan. Pagi ini jalanan padat tapi masih lancar.

Kanaya tiba didepan sekolah Lucianna. Ibu satu anak itu membantu putrinya turun lalu menggandeng tangannya hingga kedepan gerbang sekolah. Kanaya berjongkok didepan Lucianna.

"Ingat pesan Mama, belajar yang rajin, jangan lupa makan siang, dengar kata ibu guru, jangan pulang jika bukan Mama yang jemput." Kanaya mengusap kepala Lucianna dengan penuh kasih.

"Baik, Mah." Lucianna tersenyum senang.

"Nyonya Kanaya?" Panggil salah satu pria yang menjadi ayah dari murid tk. Pria itu sudah berdiri didekat Kanaya dengan tangan yang menggandeng putrinya.

"Oh, Hai Tuan Cleo." Kanaya mencoba bersikap ramah, ia memang tau Cleo salah satu orang yang pernah menjadi kliennya.

Lucianna yang melihat teman sekelasnya dan ayahnya menghampiri mereka, melangkah mencoba merapatkan diri pada Kanaya. Lolita, teman sekelasnya itu sering mengganggu Lucianna.

"Saya baru tau jika anak anda sekolah disini," balas Cleo berbasa-basi.

"Ya, seperti yang Tuan lihat." Kanya menyadari sikap Lucianna putrinya yang kurang nyaman.

"Kamu bisa masuk dulu sayang," suruh Kanaya.

"Bye, Mah dan Om Cleo." Lucianna melambaikan tangan lalu bergegas masuk ke dalam sekolah.

"Lolita kamu bisa masuk dulu, Papa mau berbincang dengan Tante Kanaya." Cleo juga menyuruh putrinya masuk.

"Oke," balas Lolita acuh lalu pergi masuk sekolah dengan wajah jutek dan tatapan permusuhan pada Kanaya.

"Ada yang ingin anda bicarakan lagi Tuan Cleo?"

"Saya berniat mencari gaun untuk anniversary pernikahan saya, jadi saya berniat meminta beberapa contoh gaun yang cantik untuk istriku dan putriku, saya tau butik anda memiliki pelayanan yang sangat bagus." Cleo menjelaskan tujuannya.

"Tuan Cleo bisa datang ke butik untuk hal itu," balas Kanaya.

"Ah, baiklah. Kalau begitu saya permisi." Cleo pergi menuju kendaraannya.

****

Didalam sebuah mobil seorang pria duduk di kursi penumpang bersama sekretarisnya.

"Berapa lama lagi kita tiba ditempat perjanjian?" Tanya Killian.

"Dua puluh menit lagi, Pak."

Killian mengangguk lalu kembali fokus dengan tabnya. Hari ini ia melakukan perjalanan bisnis keluar kota dengan salah satu perusahaan. Ia yang awalnya berniat menugaskan sekretarisnya saja, menjadi gagal karna pihak mitra meminta kehadirannya dan beberapa pembahasan yang ternyata masih belum menemukan titik temu. Jadi Killian harus turun tangan dan mendatangi tempat yang sudah mereka janjikan.

Keduanya tiba disebuah gedung perusahaan. Killian melangkah memasuki gedung tersebut. Ia langsung diarahkan menuju sebuah ruang rapat.

KanaLianWo Geschichten leben. Entdecke jetzt