1

11.4K 182 4
                                    

Seorang perempuan tengah duduk menatap layar laptopnya. Ia tengah menonton siaran dari acara musik di salah satu stasiun televisi.

Matanya sejak tadi berbinar, melihat sekumpulan pria yang terus bergerak mengikuti musik dan bernyanyi. Mereka bisa disebut idol, para manusia yang bekerja di dunia hiburan.

Kanaya, ia terus menatap salah satu pria diantara kelimanya. Pria dengan rahang tegas, kulit putih dengan alis tebal. Tak lupa pria itu memiliki tatapan setajam runcing es Elsa.

"Killian ganteng banget, hari ini." Decak Kanaya dengan kekaguman. Ia sudah menjadi penggemar Killian sejak satu tahun yang lalu, melihat dari balik layar kaca dan sesekali mendatanginya di acara musik. Kanaya belum pernah berkontak mata secara face to face atau biasa disebut fanmeet. Ia selalu kalah setiap diadakannya undian jumpa penggemar.

"Andai gue bisa ikut disetiap Killian ada acara, pasti seneng banget. Sayangnya gue gak pernah berjodoh dengan lowongan mereka."

Kanaya Jasmine, perempuan berusia 23 tahun yang bekerja sebagai makeup artist Selepas pendidikannya ia mengikuti kelas kecantikan dan mendapat sertifikat make up.

Wajah Kanaya yang cukup menjual juga menjadi daya tarik dalam setiap video konten make up nya. Kulit putih, rambut coklat, bibir tipis dengan dua buah lesung diujung bibirnya tiap kali tersenyum. Tingginya hanya sekitar 160, tubuh yang sesuai porsinya dan terkesan seksi, sudah termasuk bagus untuk dirinya yang tinggal seorang diri. Ia memang tak memiliki orang tua, Ayahnya sudah meninggal sejak ia kecil sedangkan ibunya menyusul saat Kanaya selesai sekolah menengah atas. Menyisakan beberapa aset dan rumah tinggal.

Lalu ia mengalihkan rasa sepinya dengan menjadi fangirl. Melihat para pria yang hanya bisa ia sentuh dari layar ponsel.

Kanaya melirik jam di ponselnya, ia hari ini memiliki jadwal merias untuk acara pertunangan. Untung saja peralatannya sudah ia siapkan, jadi Kanaya tinggal menunggu jam saja.

Setelah melihat hingga selesai penampilan Killian barulah Kanaya beranjak pergi. Ia meraih tas make upnya lalu keluar dari unit apartemennya.

Kanaya memesan taksi, lalu menyebut tempat tujuannya. Ia tiba didepan gedung tepat waktu. Kanaya masuk ke dalam sana dan langsung diarahkan menuju tempat kliennya.

"Selamat sore Nona Samantha, saya Kanaya makeup artist yang akan merias anda."

"Selamat datang, Kanaya. Mohon bantuannya, ya." Ucap Samantha.

"Make up seperti apa yang Nona inginkan?"

"Fresh dan elegan namun jangan terlalu memakai make up yang menonjol." Balas Samantha.

"Baik, sesuai permintaan anda."

Kanaya mulai membersihkan wajah Samantha, lalu berlanjut menyapukan satu persatu alat make upnya. Tak butuh waktu lama sapuan ajaib tangan Kanaya merubah Samantha sesuai keinginan wanita itu.

"Sudah selesai, Nona."

Samantha membuka matanya dan melihat pantulan dirinya didepan kaca. Ia sampai tak bisa berkata-kat lagi. Sentuhan tangan Kanaya membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih cantik.

"Pasti tunangan anda akan langsung menbawa kedepan pendeta karna tidak tahan melihat kecantikan anda, Nona." Puji Kanaya. Seorang yang bekerja dibidang pelayanan harus bisa dengan pintar menarik hati pengguna jasanya. Memuji dan menyenangkan hati orang tak akan merugikannya.

"Kamu bisa saja, Terima kasih Kanaya, ini sangat bagus." Tak ayal wajah Samantha terlihat salah tingkah.

"Bayaranmu sudah aku transfer Kanaya, sekali lagi terima kasih."

KanaLianWhere stories live. Discover now