5

3.7K 127 4
                                    

Canggung? Saat ini yang Kanaya rasakan saat berangkat bekerja. Bahkan tak sekali dua kali pipinya bersemu saat bertatapan dengan netra tajam milik Killian. Karna terbiasa dengan Killian mode dingin, tindakan seperti kemarin sangat berpengaruh pada debaran di dada Kanaya.

Kembali mendekati Killian, Kanaya memastikan tampilan pria itu sudah bagus untuk tampil di acara variety show sebagai bintang tamu. Tumben sekali juga Arlo manager mereka meminta Kanaya sebagai pengganti untuk mendampingi Killian.

Mereka menunggu diruang khusus artis yang sudah disiapkan. Killian juga sesekali melihat naskah, mengenai hal-hal apa yang akan dirinya bicarakan selama acara berlangsung.

Killian meraih lengan Kanaya yang sejak tadi berdiri didepannya agar duduk disebelahnya.

"Duduklah, aku lelah melihatmu berdiri terus." Killian berucap singkat, sebelum kembali membaca naskahnya.

Kanaya menuruti saja. Daripada Killian terus menatap tajam karna Kanaya yang membangkang. Lagipula kakinya juga perlu diberi istirahat.

"Apa tidurmu nyenyak semalam?" tanya Kanaya, ia terlampau penasaran. Keduanya memang sudah memiliki kontak masing-masing, namun untuk bertukar pesan atau berbasa-basi Kanaya merasa tak enak. Melihat perangai Killian yang tak banyak bicara. Lihat, bahkan sekarang ia mulai menyesal menanyakan hal yang tak penting pada Killian, pria itu terlihat tak ingin menjawab pertanyaannya.

"Nyenyak," balas Killian.

Satu kata, yang setidaknya mampu membuat hati Kanaya menghangat. Pria itu mau membalas kalimatnya.

Tak berselang lama staff stasiun televisi memanggil Killian untuk memasuki stage.

Sedangkan Kanaya, memilih menyibukkan diri dengan mengambil ponselnya. Melihat chanel milik stasiun televisi yang menyiarkan penampilan Killian.

"Hari ini, kita kedatangan spesial guest. Siapa lagi kalo bukan Killian!" Ucap Mc dari acara tersebut.

Killian melambaikan tangan dengan senyum ramahnya. Kanaya juga ikut tersenyum melihat Killian. Wah, wajah pria itu bahkan berubah 180° dari yang semula dingin dan tak tersentuh dibelakang kamera, kini menjadi ramah dan murah senyum didepan kamera. Hanya perubahan dari seorang yang tambak ekstorvert menjadi introvert.

"Hello semua aku Killian dari Everlast senang bertemu dengan kalian."

Lalu berlanjutlah acara tersebut. Kanaya menikmati wajah Killian yang terlihat murah senyum. Apa ia bisa melihat senyum Killian dibalik layar kamera. Menurutnya Killian bagaikan pemeran tsunder yang perhatian namun sikapnya dingin.

Hampir satu jam, Killian akhirnya selesai melakukan syutingnya. Kanaya dengan sigap memberikan minuman milik Killian, yang baru saja memasuki ruang artis.

"Capek?" Kanaya mengusap tisu dengan perlahan pada dahi Killian. Pria itu harus tetap tampil on poin selama di lingkungan stasiun tv.

"Ya, bisa duduk sebentar." Perintah Killian menunjuk pada ujung bagian sofa.

Ruangan ini hanya terisi mereka berdua. Mau tidak mau Kanaya duduk di sofa ujung. Ia hampir saja memekik saat kepala Killian yang direbahkannya pada paha Kanaya. Sebelum Kanaya melayangkan protes Killian lebih dulu memotong.

"Pinjam sebentar," ucap Killian.

Kanaya yang merasa kasihan pada Killian memilih membiarkan saja Killian beristirahat dengan meminjam pahanya sebagai bantal. Mereka masih memiliki waktu setengah jam sebelum kembali pulang. Tangan Kanaya gatal, ingin mengusap rambut Killian yang berwarna hitam legam. Memang untuk kali ini Killian mendapat warna rambut hitam. Yang memberikan kesan kuat dan lebih dominan.

KanaLianWhere stories live. Discover now