4

3.9K 137 1
                                    

Satu bulan sudah, Kanaya bekerja bersama Everlast. Ia mulai mengetahui beberapa sikap anggota Everlast yang sebenarnya, tak terlalu beda. Mungkin hanya menjadi lebih pendiam dibalik layar, atau hanya berbicara secukupnya.

Kanaya meraih tisu untuk mengelap dahi Killian, pria ini kenapa mudah sekali berkeringat. Memang terlihat makin tampan jika berkeringat, Killian bisa merusak make upnya, hah! Meski waterproof, tapi huhuhu, ingin menangis rasanya Kanaya jika berhubungan dengan Killian.

"Keringatnya banyak banget," gumam Kanaya.

"Kenapa? Gak seneng," balas Killian yang mendengar gumaman Kanaya. Ia bisa melihat segala ekspresi Kanaya dari atas, tinggi mereka yang berjarak 20 cm memudahkan Killian melihat segala gerutu dan ekspresi dari Kanaya.

"Eh, enggak." Kanaya terlihat gelagapan, ia kembali mengambil make up untuk menyamarkan garis yang terlihat. Meski terlihat komat kamit ia tetap menjalani tugasnya dengan senang hati.

"Udah, sana balik lagi." Pria itu mengusir Kanaya.

Killian berlalu kembali menyapa penggemarnya. Sementara Kanaya kembali kebelakang setelah memastikan tampilan mereka semua bagus.

"Sabar, Kanaya. Killian emang gitu," ucap Alora yang menjadi rekan kerjanya. Wanita itu sudah menemani Everlast sejak debut, Alora juga berkata ia sudah lelah bergonta ganti rekan kerja.

"Iya, tapi aku tetap suka. Kamu tenang aja," balas Kanaya. Ia mengerti perasaan Alora yang lelah menjelaskan dan menjaga rekan kerjanya agar awet. Meski Alora sudah lama bekerja, Alora tidak bersikap senior, Alora malah terlihat berteman baik dengannya.

"Kamu nanti mau makan siang apa?" Tanya Alora. Wanita dengan rambut sebahu itu, usianya hanya selisih satu tahun lebih tua dari Kanaya.

"Belum tau," balas Kanaya.

"Kemarin aku habis ke cafe baru didekat Miu Mart. Disana makanannya enak-enak. Kamu mau pergi kesana sama aku?" Tawar Alora.

"Boleh, disana ada cafe baru, ya? Aku baru tau," balas Kanaya.

"Ya disana ada cafe baru dan aesthetic, nanti kita kesana buat makan siang."

***

Disinilah keduanya, Kanaya dan Alora. Duduk di kursi dekat jendela dan sudah memesan dua buah spaghetti.

"Kanaya, kamu sebelumnya kerja dimana?"

"Jadi tukang make up panggilan. Kalau ada wedding, engagement, graduation. Gitu-gitu aja, sama sesekali bikin konten make up."

"Wah, sibuk. Aku mau lihat nama akun kreator kamu, aku bakal jadi salah satu followers kamu." Alora terlihat binar penasaran. Ia juga make up artis, namun tak pernah sekali berminat tampil sebagai beauty kreator, namun ia suka melihat konten make up.

"@ k.jasmine itu akunku."

Alora membuka akun Kanaya, matanya melebar menatap Kanaya dan layar ponselnya berulang dengan decakan tak percaya.

"Ini beneran?"

"Iya, kenapa? Aneh, ya?" Kanaya terlihat meringis, takut-takut kontennya terlihat cringe.

"Aneh? Ini lebih disebut gila! Kanaya 50k+ followers dengan like hampir tembus 1 juta. Kalo gue mending kerja bebas. Apalagi harus ketemu Killian tukang ngomel tiap hari." Alora lalu mengklik follow dan melihat satu konten Kanaya. Ia tak menyangka Kanaya sebisa itu memanfaatkan segala peluang.

KanaLianOù les histoires vivent. Découvrez maintenant