Chapter 14 : Terjebak

7.4K 104 7
                                    

Update lagi!! Jangan lupa tap vote dan komen yaaa❤

Tepat pukul tujuh malam mereka tiba di party bisnis milik keluarga Narasatya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tepat pukul tujuh malam mereka tiba di party bisnis milik keluarga Narasatya.

Arven mengatakan padanya bahwa pesta ini bukan sekedar pesta biasa, melainkan pertemuan penting antar pemilik perusahaan Narasatya dengan perusahaan lain sebelum melakukan kerja sama.

"Rame banget ya, Pak," Dan Asmara kaget saat pintu lift terbuka menampilkan pemandangan teras ballroom yang ramai oleh para tamu.

Menakjubkan.

Baru luarnya saja sudah seriuh itu bagaimana jika masuk ke dalam?

"Ssstt, panggil aku dengan nama," bisik Arven memperingatkan rules mereka, sebab bisa gawat bila ada yang curiga.

"Eh sorry Mara hampir lupa." Asmara menyengir lucu.

Arven mengangguk, pria berjas abu itu mengulurkan lengan. "Ayo. Supaya kita terlihat seperti kekasih sungguhan."

Dengan senang hati Asmara menerima uluran lengan Arven, dia pun menautkan lengan mungilnya di lengan kekar pria itu lalu mereka bergandengan memasuki ballroom.

Berbagai macam ekspresi tertuju pada keduanya, ada yang menyunggingkan senyum tipis, kaget, bahkan banyak tamu wanita melemparkan tatapan sinis.

Arven tersenyum simpul sebab dia cukup mengenal para wanita muda itu adalah anak rekan bisnis Satya dan yah mereka pasti terkejut melihatnya menggandeng seorang perempuan. Pertanda besar bahwa pria menawan incaran mereka sejak lama sekarang sudah memiliki kekasih, sial! Ini adalah kabar buruk.

Asmara mendongak lalu berbisik, "Arven... mereka ngeliatin aku gitu banget Mara jadi takut."

"Nggak apa-apa... tenang aja mereka cuma sirik karena pertama kalinya liat aku gandeng perempuan ke pesta." Arven menenangkan gadis itu namun Asmara masih tampak khawatir.

"Pasti dipikiran mereka Mara jadi pacar kamu beneran."

"Ya emang kita pacaran, kan?"

Asmara menunduk bersemu tapi pias wajahnya mengisyaratkan gadis itu kaget.

"Maksud aku pacar kontrak siput," ralat Arven berbisik membuat Asmara tampak menghela lega.

"Kenapa? Kamu takut kita pacaran sungguhan?"

Ia menggeleng kecil. "Kenapa harus takut? Aku udah tau sedikit banyak sifat kamu."

"Oh yaa, apa aja yang kamu tau hm?" tanyanya seraya mereka melangkah beriringan ke salah satu meja, Arven tidak ingin Asmara merasa terusik oleh tatapan sinis para wanita tadi jadi lebih baik mereka menjauh.

"Kamu orangnya suka dicium."

"Lalu?"

"Kamu juga suka dipijat."

Boyfriend With BenefitsWhere stories live. Discover now