Chapter 10 : Satu Kasur

18.7K 138 3
                                    

Update lagi!!! Jangan lupa bacanya sambil dengar lagu Bazzi-Beautiful, so lagunya sesuai sama isi hati Pak Arven

Hati-hati part ini bikin gigit bantal dikit😭🙏🏻

Baiklah mari kita saksikan kegombalan pak Arven di part ini

Baiklah mari kita saksikan kegombalan pak Arven di part ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Assalamualaikum, Pak Arven buka pintunya ini Mara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Assalamualaikum, Pak Arven buka pintunya ini Mara."

Asmara buru-buru mendatangi apartemen Arven dan berharap pria itu tidak apa-apa. Dipencetnya bel berulang kali tetapi tak kunjung ada sahutan. Bukan dia meragukan kelihaian Arven dalam menjaga diri. Namun ia tahu betapa bahayanya ancaman Haris.

Napasnya memburu sehabis berlari kencang, nadinya berdenyut tak karuan. Khawatir bukan main mengingat hal ini menyangkut nyawa seseorang. Dan Asmara tidak akan tenang sebelum dia melihat Arven dalam keadaan baik-baik saja.

Sementara di dalam, suara bel menganggu Arven yang tengah berbaring di ranjang. Pria dengan kaos abu dan celana hitam selutut itu pun terpaksa bangun lalu menyibak selimut padahal kepalanya terasa sangat pening.

Kurang ajar!

Siapa yang berani bertamu malam-malam begini?

Sesaat membuka pintu, didapatinya Asmara berdiri dengan wajah lugu.

"Ma-malam... Tadi ada yang bertamu ke sini nggak, Pak?" Syukurlah dia baik-baik saja.

Sejenak kedua alisnya terangkat, Apakah gadis ini sengaja mencari masalah? Ia pun spontan menarik tangan Asmara hingga tubuh gadis itu mentok ke dadanya.

"Eh-eh." Alhasil Asmara tergelak.

"Lo datang tanpa izin berarti lo tamu pertama gue malam ini," lirih Arven bergegas mengunci pintu. Senyum jahilnya terbit. "Dan nggak bakal gue izinin lo pulang sebelum lo merawat gue."

Merawat? Maksudnya?

"Bapak sakit?" Mendongak, menempelkan punggung tangan ke dahi Arven. Benar saja suhu tubuhnya cukup tinggi. "Ya ampun bapak ternyata demam. Pasti gara-gara kerja terlalu keras. Bapak nggak ada cuti minggu ini?"

Boyfriend With BenefitsWhere stories live. Discover now