❄️Bagian 40❄️

579 70 26
                                    

"Akhirnya, kau datang juga."

Mendengar suara seseorang, Eren berbalik dan menemukan Zeke sedang duduk di atas pasir. Ia semakin tercengang melihat leher kakak laki-lakinya berkalungkan rantai besi yang menyatu pada pasir di bawah.

"Ini adalah tempat di mana semua jalur bertemu. Aku sudah lelah menunggu, Eren. Tinggal di sini rasanya seperti bertahun-tahun. Kepalamu dipenggal oleh Gabi tapi kita telah berhasil mendapatkan kekuatan Titan Perintis," jelas Zeke sembari menunduk, tangannya mengambil pasir di bawahnya. "Setiap kali kita menginginkan kekuatan titan, sang Perintis akan menciptakannya menggunakan pasir ini dengan waktu yang tak terbatas."

Eren terkesiap ketika menyadari langkah pelan seseorang. Kepalanya menoleh, mendapati seorang gadis kecil dengan kepala tertunduk berjalan ke arah mereka. Pakaiannya usang dan ada robekan di beberapa bagian. Tangan serta rambut pirangnya kotor ditempeli pasir. "Dia selalu sendirian di sini ...." Eren berkata lirih.

"Dia adalah Ymir, sang Titan Perintis. Leluhur para titan. Rantai di leherku adalah sumpah meninggalkan perang. Eren, hanya kau yang bisa berbicara dan bergerak bebas di sini. Katakan padanya untuk membuat para Eldia berhenti memiliki anak. Setelah ini, tak masalah jika kau ingin menggunakan gemuruh untuk menghancurkan pihak musuh."

Mendengar ucapan kakaknya membuat Eren muak. Kepalanya menoleh, tatapan pemuda berambut gondrong itu berubah nyalang. "Maaf, kakak. Aku tak pernah ikut dalam rencana itu. Alasanku mengikutimu hanya karena tempat ini." Eren berjalan meninggalkan Zeke yang kecewa di belakang sana.

"Kenapa Eren? Kenapa kau tidak mendengarkan kakakmu?"

"Karena aku terlahir ke dunia ini. Meskipun kau kakak kandungku, tapi yang peduli dan memahamiku hanya Elsa," jawabnya, kini ia telah berpapasan dengan Ymir. "Sang Perintis. Tolong berikan aku kekuatanmu." Namun gadis kecil itu mengabaikannya, terus berjalan lurus hingga ia berhenti dan berlutut di hadapan Zeke. Seketika mata hijau Eren melebar saat Zeke berdiri kemudian meremukkan rantai yang membelenggu lehernya menjadi serpihan pasir.

"Ayah sudah sangat jauh mempengaruhimu, Eren. Aku menyadari satu hal, sang Perintis bisa menciptakan apa pun dengan pasir ini. Bahkan rantai ini juga, sesuai dengan keinginan si pemilik darah bangsawan. Ymir hanyalah budak yang terus-menerus mengikuti perintah tuannya."

Mendadak Eren tersadar ketika merasakan kedua tangannya telah terbelenggu rantai. Entah sejak kapan, Ymir telah berdiri di belakangnya sambil memeluk seember pasir. "Meskipun aku juga keturunan bangsawan, tapi sumpah raja dinding tidak berlaku bagiku. Eren, kau tidak bersalah. Aku akan menyembuhkanmu dengan kekuatan sang Perintis."

"Hentikan, itu percuma!" Eren berteriak saat Zeke mendekatinya. Kemudian pria berjanggut itu menempelkan keningnya pada kening Eren. Seketika gelombang kejut mengalir di antara mereka. Saat keduanya membuka mata, mereka telah berada di masa lalu ayah mereka, Grisha Jaeger.

Zeke berjalan memandu Eren melihat-lihat masa lalu Grisha bersama istrinya dengan Eren yang masih bayi. Tak ada hal yang mencurigakan, hanya kebahagiaan keluarga kecil yang terlihat. Namun Zeke merasa jijik melihat sosok ayah mereka. Kemudian keduanya membuka pintu. Sebelum pergi, Eren menyempatkan memandang sebentar ke belakang sana. Di mana ayah dan ibunya masih ada dan tampak bahagia.

Lalu keduanya beralih pada Grisha yang sedang merawat seorang bangsawan dinding. Zeke terus mengatakan hal-hal buruk tentang ayah mereka, membuat Eren jenuh mendengarnya. Kini Zeke dan Eren beralih pada makan malam hangat keluarga kecil Grisha. Tampak di kursi kecil, duduk seorang balita berpipi gembul sedang berusaha menyendok sup ke dalam mulut mungilnya yang belepotan.

Kembali kedua saudara itu beralih pada ingatan Grisha yang lain, ayah mereka sedang berdiri menatap sebuah gereja. Langsung pria itu masuk ke dalam sana diikuti Zeke dan Eren. Tampak Grisha telah menemukan sebuah pintu rahasia, wajahnya dipenuhi keringat dengan kedua tangan gemetaran. Sejenak ayah mereka terdiam lalu kembali menyembunyikan pintu rahasia itu.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin