❄️Bagian 12❄️

1.7K 280 20
                                    

Selamat membaca

Beberapa hari telah berlalu sejak kunjungan Erwin Smith dan Levi ke penjara bawah tanah. Sejak hari itu pula, kedua petinggi pasukan pengintai itu tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya pada kedua tahanan itu. Ataupun sekedar mengutus orang lain untuk menyampaikan perkembangan pembebasan keduanya.

Di penjara bawah tanah.

Cahaya remang remang dari beberapa obor menemani Elsa dan Eren didalam bilik pengap yang masing-masing mereka tempati.
Dua orang prajurit yang selalu berjaga di sekitar kurungan mereka, telah pergi beberapa menit yang lalu dan belum ada tanda-tanda prajurit lain yang datang untuk menggantikan.
Suara lembut sang ratu salju terdengar mendominasi seisi penjara karena saking lengangnya. Walau sesekali si pemuda titan juga ikut bersuara.

"Kau tahu Eren,"kata Elsa menggantungkan kalimatnya. Bibir Elsa tampak tersenyum dibalik dinding yang membatasinya dengan Eren. Ia sengaja melakukannya agar pemuda disebelah kurungannya menjadi sangat penasaran.

Eren yang sedang mendengarkan Elsa sedari tadi lantas mengernyitkan alisnya. Pemuda bersurai brunette yang duduk manis di atas kasurnya sambil menghadap dinding batu bata—yang memisahkannya dengan Elsa— Nampak sangat penasaran hingga air mukanya berubah menjadi sangat serius. "Apa itu nona Lorentzen?"sahutnya dengan suara yang sangat antusias.

"Lautan itu bukan hanya sekedar air asin dalam jumlah yang sangat banyak .... Ada bagian dari lautan yang sangat dingin, sunyi, dan gelap gulita. Di karenakan cahaya matahari tidak bisa menjangkaunya."

"Wah ...,"ucapnya terkagum kagum dengan kedua matanya yang membulat sempurna bak anak kecil yang mendengarkan sebuah dongeng.

"Didalam sana, ada spesies mahluk hidup yang berbentuk seperti monster bahkan lebih menyeramkan dari pada titan. Mereka hidup di kedalaman beribu-ribu meter dari permukaan laut, yang sangat mustahil mahluk hidup lain untuk hidup. Selain itu, mereka juga bisa menciptakan cahaya mereka sendiri,"lanjut Elsa yang membuat Eren semakin sangat kagum.

Netra emeraldnya berbinar binar dengan senyum manis yang tidak pernah luntur dari wajahnya. Selama Elsa bercerita, Eren selalu mengimajinasikan hal hal yang diceritakan oleh wanita berambut putih itu. Jantungnya berdebar cepat karena saking antusiasnya mendengarkan semua cerita Elsa tentang 'dunianya'. Sejak perbicangan mereka beberapa hari yang lalu. Kedua orang berbeda usia sekaligus gender itu telah menjadi sangat akrab.

Eren Jaeger. Kadet muda dengan emosi yang masih sangat labil, berubah menjadi sosok yang sangat ingin tahu bahkan lebih parah dari seekor anak kucing yang penasaran. Pemuda itu selalu menanyakan banyak hal pada Elsa. Mulai dari 'kenapa langit berwarna biru, apakah bumi itu datar atau bulat, kenapa benda-benda jatuh ke bawah dan bukan ke atas', dan beberapa pertanyaan random yang bisa membuat orang menjadi sakit kepala.

Beruntung. Elsa bisa mengatasinya berkat pengetahuannya yang luas. Ketika Elsa masih anak-anak, ia di isolasi dari dunia luar bahkan dijauhkan dari orang orang terdekatnya. Disebabkan ia belum mampu mengendalikan sihirnya. Semenjak itu, Elsa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku-buku. Ditambah dengan wawasannya ketika masih memegang tahta kerajaan arendelle. Serta beberapa pengetahuan yang ia dapatkan dari suku northuldra tentang sihir dan alam, yang membuatnya dengan mudah menjawab semua pertanyaan Eren.

Wanita bersurai putih itu sama sekali tidak merasa kerepotan dengan semua pertanyaan pemuda itu. Malah Elsa sangat senang karena masih ada orang asing yang mau menjadi temannya setelah mengetahui ia berbeda dari orang biasa. Perlahan, senyuman sang pemuda mulai luntur dengan tatapannya yang menyendu. Hatinya membuncah diikuti kepalanya yang menunduk dalam. "Nona Lorentzen ...,"panggilnya dengan suara yang lirih.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Where stories live. Discover now