❄️Bagian 37❄️

484 80 30
                                    

Wanita berambut putih itu mengeratkan scraf yang sedikit melorot di atas pundaknya. Saat bangkit dari ranjang, gaun soft pink yang Elsa kenakan tergerai indah kemudian melangkah ke arah cermin rias. Ia mengepang rambut putihnya yang kusut lalu sedikit memoleskan perona ke wajahnya. Sejenak Elsa terdiam, memandang hampa bayangan dirinya dalam cermin. Manik mata biru esnya bergulir ke leher, lebih tepatnya berhenti pada kalung yang menggantung indah di sana.

Elsa menggenggam erat kalung itu lalu membuang napas panjang. Ketukan pelan mengalihkan perhatiannya, perlahan daun pintu terbuka. Sebuah wortel tampak mengintip diikuti dengan kepala si Manusia Salju, Olaf berjalan mendekati Elsa dengan senyuman yang mengembang. "Elsa, kenapa lama sekali? Anna dan yang lainnya sudah menunggumu cukup lama di ruang makan," tanya Olaf.

"Aku sedang tidak berselera, Olaf." Suaranya lemah, pelan Elsa mendudukkan dirinya di lantai sembari menyandarkan punggung ke kaki meja rias.

Melihat wajah Elsa yang murung membuat Olaf juga ikut duduk di samping wanita itu. "Baiklah, aku akan menemanimu di sini," katanya kemudian sambil menepuk-nepuk kakinya yang berbentuk bola salju. Belum beberapa detik ia duduk, Olaf sudah mulai merasa bosan."Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Ia mendongak pada Elsa.

Elsa tak menjawab malah lebih memilih meringkuk sembari memeluk kedua kakinya. Merasa diabaikan, Olaf hanya bisa mendesah kecewa. Pandangannya bergulir ke sekeliling, mungkin menatap seisi kamar bisa menghalau kebosanan yang sedang melandanya. Namun bola matanya membulat sempurna saat menangkap sesuatu yang terletak di atas meja.

Lantas Olaf berdiri meninggalkan Elsa yang sibuk menyendiri. "Wow, keren! Benda apa ini?" Tangannya naik ke atas meja dan menyentuh 3D manuver gear yang tergeletak. Seingatnya, kemarin ia tidak melihat benda itu di sana atau mungkin ia yang tidak terlalu memperhatikan?

Tanpa berpikir panjang lagi, Olaf segera menarik benda itu tapi karena ukuran dan beratnya yang lumayan besar malah langsung menimpanya. Mendengar suara benda jatuh seketika menyadarkan Elsa. Ia mendongak dan menemukan Olaf terbaring ditimpa 3D manuver gear miliknya. Kepala Manusia Salju itu terlepas, sedikit menggelinding lalu menatap Elsa.

Ia tertawa geli, "Ternyata benda ini berat juga, ya?" Olaf menggerakkan tangan rantingnya hendak menyingkirkan benda itu. Namun tidak berhasil. Elsa hanya tersenyum, bangkit lalu memindahkan 3D manuver gear dari atas si boneka salju. Kemudian kembali memasangkan kepalanya.

"Terimakasih, Elsa. Sekarang aku kembali sempurna," katanya senang.

"Apa yang kau lakukan, Olaf?" Elsa tersenyum tipis sembari kembali meletakkan 3D manuver gear itu ke atas meja. Sejenak ia menatapnya sebelum beralih pada teman saljunya.

"Maaf, Elsa. Aku hanya ingin melihat benda itu saja." Olaf menunduk sambil mengayunkan kedua tangannya tampak seperti anak kecil yang gugup. Mendadak Elsa mendapatkan sebuah ide. Tersenyum cerah kemudian sedikit membungkuk menyamai tinggi si Manusia Salju.

"Apa kau ingin terbang?" tanyanya bersemangat.

Belum sempat Olaf mengiyakan ajakan Elsa. Suara pintu berderit mengalihkan perhatian mereka. Anna berjalan masuk dengan membawa sebuah nampan. Wajah cerah sang adik seketika berubah saat melihat kakaknya berdekatan dengan 3D manuver gear.

Gegas Anna mendekati saudarinya lalu meletakkan nampan itu di atas meja. "Karena kau tidak kunjung turun, Elsa. Aku berinisiatif membawakan sarapanmu ke sini. Langsung dimakan ya," ujarnya lembut kemudian mengambil alih 3D manuver gear dan seragam milik Elsa tanpa permisi.

"Benda ini sedikit kotor. Akan kuberikan kepada para pelayan untuk dibersihkan." Dengan wajah senyum yang dibuat-buat, Anna berjalan keluar kamar sambil membawa kedua benda itu. Sebenarnya ia hanya berkilah saja, Anna berniat menyimpannya di loteng istana agar sang kakak perlahan sembuh dari trauma dan lupa dengan kejadian yang telah dilaluinya di sana.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Where stories live. Discover now