❄️Bagian 14❄️

2.2K 306 59
                                    

A/N : Maaf ya reader-san 🙏, saya hilangnya lama dan baru update. Jaringan internet di daerah saya lagi diperbaiki karena cuaca buruk belakangan ini. Niatnya mau double up sih, tapi karena terlalu nyantai jadi 1 chapter lagi belum kelar deh. So, sekian dulu ya. Saya gak minta kritik dan sarannya lagi, cukup dibaca dan divote sama reader-san saya udah seneng. Perhatian ada sedikit spoiler Frozen 2. Kalau belum nonton jangan dibaca.

Selamat membaca

Tak ada obrolan apapun diantara para penunggang kuda yang terdiri dari 7 orang itu. Selain suara langkah tapak kaki kuda yang terdengar saling bersahut-sahutan mengiringi perjalanan mereka menuju distrik Trost. Sesekali angin berhembus memainkan jubah hijau yang mereka kenakan. Sang kapten divisi khusus, Levi berkuda paling depan. Tak jauh dibelakangnya, terlihat Elsa dan Eren yang berkuda dengan kecepatan pelan. Dan sisanya, mengawal disekitar keduanya.

Mereka hanyut dalam samudera pikiran yang tanpa batas. Hingga sang kapten yang memimpin jalan, menarik tali kekang kudanya secara tiba-tiba. Membuat kuda gagah itu spontan berhenti dengan meringkik, yang langsung menginterupsi mereka semua dari pikirannya masing-masing. Lantas mereka mengikuti apa yang dilakukan oleh Levi. Pria undercut itu menurunkan tudung jubah hijaunya sembari menoleh ke belakang. Iris abu abu itu seperti biasa menampilkan tatapan datar yang sangat mengintimidasi.

"Oi, yang disana. Keluarlah. Berhenti menguntit kami,"ucapnya datar. Refleks semua anggotanya melihat kearah mana yang Levi maksud.

Sejauh mata memandang, tidak terlihat ada siapapun. Hanya pemandangan yang masih gelap karena sang mentari belum terbit. "Keluar, atau kutebas!" Levi menghunuskan kedua bilah pedangnya diikuti oleh para bawahannya yang sudah siap siaga ditempat.

Tak berapa lama, seseorang keluar dari persembunyiannya sambil mengangkat kedua tangannya keatas, tanda menyerah. Diikuti seorang lagi yang lebih tinggi dari orang pertama tetapi tidak mengangkat tangan. Perlahan tapi pasti, kedua orang itu mendekat ke arah pasukan Levi. "Maaf, kami tidak bermaksud jahat!!"seru orang yang mengangkat tangan.

"Suara itu ...,"gumam si gadis bersurai karamel a.k.a Petra Ral.

Seketika Levi dan pasukannya menurunkan senjata mereka, karena kedua orang itu bukanlah ancaman yang berarti. Wajah keduanya kini nampak jelas setelah sampai dihadapan mereka, yang ternyata adalah Hanji dan Moblit. Wanita berkacamata itu cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang ditutupi tudung jubah. "Ah, maaf. Seharusnya aku tidak melakukan itu,"katanya masih cengengesan.

"Mata empat sialan, bukannya kau disuruh Erwin untuk mengurus kedua titan menjijikkan itu,"ketus Levi sembari menyarungkan kembali kedua bilah pedangnya.

Elsa yang belum terbiasa mendengar cara bicara Levi hanya menatapnya datar dengan sebelah alis yang terangkat. Ia menghela nafas panjang, membayangkan hari harinya ke depan akan sangat melelahkan setiap kali mendengar ucapan kasar yang terlontar dari mulut pria itu.

Kembali ke Hanji, wanita itu masih cengengesan dengan netra coklatnya yang memandang ke arah lain. Terlihat seperti sedang mencari alasan. Hingga Moblit yang berdiri disebelahnya, lebih dulu bersuara. "Mayor hanya ingin melihat raksasa salju itu untuk terakhir kalinya saja sebelum mereka menghilang. Setelah itu, mayor akan kembali melanjutkan tugasnya,"jelas Moblit.

"Levi!, biarkan aku ikut. Aku berjanji tidak akan merepotkanmu." Hanji memohon dengan air muka yang dibuat sememelas mungkin. Matanya membulat sempurna dan jangan lupakan tatapan berkaca-kacanya. Dengan bibir yang dilengkungkan ke bawah. Bukannya membuat iba atau kasihan, malah Levi lebih merasa muak melihatnya.

Snow Queen And Wings Of Freedom [On Going]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon