19. 🕵‍♂️

538 45 0
                                    

Samudra masuk kedalam kelas setelah mengganti seragam di toilet, tatapan sinis masih terlihat jelas dari teman kelasnya, meja sudah di penuhi kotoran, cowok itu menghembuskan nafas menahan amarah melangkah, "iuuuhhh ada yang bauu, tapi bukan bau k...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samudra masuk kedalam kelas setelah mengganti seragam di toilet, tatapan sinis masih terlihat jelas dari teman kelasnya, meja sudah di penuhi kotoran, cowok itu menghembuskan nafas menahan amarah melangkah, "iuuuhhh ada yang bauu, tapi bukan bau kentut ehh ternyata bau pembunuh cuaaakksss", teriakan Nabila menghentikan langkah Samudra.

"Sam, meja lo ganti sama meja ini", ujar Dimas tepat di ambang pintu membawa meja juga kursi, Samudra berbalik menganggukan kepala meraih membawa ke belakang, Nabila mengigit bibir bawah kesal tidak di tanggapi.

Samudra duduk di kursi meraih ponsel membuka pesan dari Dirga, juga pesan dari Biru, cowok itu lebih memilih membuka pesan Biru terlebih dahulu.

Sabiru : Sam, lo tidak apa-apa kan ? Vidio rekaman CCTV sekolah tersebar namun anehnya vidio itu sudah di edit, cek vidio yang gue kirim.

Samudra menyeritkan dahi bingung bukannya CCTV sekolah rusak total waktu itu kenapa tiba-tiba ada vidio yang tersebar, penasaran cowok itu membuka dua vidio yang di kirim oleh biru, cowok itu meremas ponsel kuat menatap perbedaan dua vidio di sana, kini Samudra paham kenapa satu sekolah sampai menunggu di koridor, vidio kedua hanya menampilkan Samudra yang datang berjongkok sebelum berdiri bahkan vidio itu sama sekali tidak menampilkan Naomi juga pelaku yang kabur seperti vidio pertama.

Pak Dirga : waktu kita tinggal satu minggu Samudra, ini kesempatan terakhir dari pak Arhan.

Samudra menghembuskan nafas setelah membuka pesan dari Dirga, beberapa menit seorang guru masuk kedalam kelas memulai pembelajaran.

Biru yang masih sibuk dengan labtop terlonjak kaget mendengar pintu tiba-tiba terbuka, melihat dokter Tarra di sana cowok itu menghela nafas lega, "masih belajar ?", tanyanya mendekat menyuntikan cairan di selang infus cowok itu.

Biru menggeleng, "pelajaran pertama tidak masuk dokter, saya tengah mengotak atik vidio rekaman CCTV sekolah yang di edit, mau cari sumbernya dari mana", ujarnya melirik sejenak.

Tarra menyerit melihat memperhatikan layar kecil labtop yang sengaja cowok itu bagi dua, "itu bukan rekaman dari CCTV tapi itu dari handycam", celetuknya membuat Biru langsung menoleh.

"Dari mana anda tahu___", ucapan cowok itu terhenti melihat Tarra terkekeh, "itu adalah hal yang mudah untuk kita tahu, coba kamu perhatikan vidionya, hasil CCTV harusnya diambil dari atas tidak mungkin CCTV di letakan di bawah, sedangkan vidio yang kamu lihat di layar labtop terlihat di ambil dari bawah, tidak mungkin juga di ambil dari kamera ponsel", jelasnya membuat Biru membelalak.

Cowok itu menoleh memperhatikan layar labtop, meraih ponsel menghubungi nomor yang mengirim vidio pada cowok itu, Tarra menepuk pundak cowok itu keluar dari ruangan.

"Halo Mala, lo dapat vidio rekaman yang lo kirim itu dari mana ?", tanya Biru langsung setelah sambungan terhubung.

"Ssstt jangan bilang-bilang ya Ru, vidio itu tidak sengaja terekam melalui handycam gue yang tertinggal di lantai dua tepat di dekat jendela tempat kita nongkrong sebelum pulang setelah selesai belajar kesenian".

"Kenapa lo baru kirim ?", tanya Biru lagi bingung.

"Gue baru saja menyalin semua vidio ke lebtop iseng nonton semua tapi gue kaget setelah melihat rekaman kematian Vania, gue langsung kirim ke lo kok", bisik Mala di seberang sana.

Biru mematikan panggilan setelah berpamitan pada teman kelasnya itu, mengusap wajah kasar, menghembuskan nafas memijit pelipis mengotak atik labtop di depannya.

Dirga yang kini berada di dalam ruangan mengacak rambut frustasi melihat rekaman vidio yang sudah menjadi trending topik di twitter, "sialan, semakin yakin pelindung pembunuh ada di antara kami, betul kata dokter Tarra, yang harus di selidiki terlebih dahulu adalah orang dalam".

Dreettt

Pria itu terlonjak mendengar getaran dari meja menyeritkan dahi melihat nama Biru terpampang di layar mengirim sebuah pesan.

Biru : pak Dirga saya mendapatkan alamat penyebar vidio

Dirga memperhatikan alamat penyebar vidio menyeringai, sangat hapal alamat yang dikirim Biru padanya, tanpa membalas pria itu memasukan ponsel ke dalam saku celana keluar dari ruangan, pak Haikal yang tidak sengaja melihat menyeritkan dahi mengangkat bahu acuh melanjutkan pekerjaan.

Hanya beberapa menit Dirga sudah sampai di tempat, mendobrak pintu membuat seorang pria seumuran Dirga terlonjak kaget, terlihat banyak komputer yang menyala di dalam ruangan, "ngapain lo ke sini ? Gue sibuk", usir pria itu.

Dirga terkekeh sinis, "lo sibuk dengan vidio yang lo sebar, Bobi jawab lo dapat dari mana vidio itu hah ?", tanyanya, Bobi menghembuskan nafas berhenti mengotak atik komputer

"maaf Dirga, gue akui gue salah, hanya saja gue butuh duit biaya operasi adik gue, jadi gue terima semua permintaan demi mengumpulkan uang, dan seorang mengirim vidio itu meminta gue menyetting hanya memperlihatkan cowok di dalam vidio saja dengan imbalan yang bisa gue gunakan membayar biaya rumah sakit, gue sama sekali tidak tahu siapa pengirim vidio itu", ujar Bobi menyodorkan ponsel memperlihatkan chatnya bersama orang di seberang sana.

Dirga memperhatikan setelah mematikan alat perekam suara di dalam kantong celana, menyeritkan dahi sama sekali tidak mengenali nomor di sana.

¤¤¤

The Search 🕵‍♂️Where stories live. Discover now