4. 🕵‍♂️

741 62 0
                                    

Samudra masuk kedalam kelas menghembuskan nafas melihat bangkunya sudah di penuhi sampah, cowok itu mengambil tempat sampah kecil di pojok membersihkan sebelum duduk, Nabila melirik menghebuskan nafas tidak sengaja bersitatap dengan Dimas sebelum ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samudra masuk kedalam kelas menghembuskan nafas melihat bangkunya sudah di penuhi sampah, cowok itu mengambil tempat sampah kecil di pojok membersihkan sebelum duduk, Nabila melirik menghebuskan nafas tidak sengaja bersitatap dengan Dimas sebelum keduanya sama-sama menatap kedepan bertepatan seorang guru masuk kedalam kelas.

"Baik anak - anak, buka buku paket halaman 75", ujar guru di depan mulai menjelaskan materi, Samudra diam menatap kedepan dengan pandangan kosong tidak memperhatikan penjelasan guru di depan, pikiran di penuhi dengan cara menemukan pelaku dalam kurun waktu 3 minggu.

Tidak terasa bel pulang berbunyi membuat para murid di dalam kelas berhamburan keluar, namun tidak dengan Samudra cowok itu sengaja keluar paling terakhir, cowok itu menarik tas di dalam laci menyeritkan dahi melihat roti dan juga minuman kaleng sudah ada di atas tas.


"Jangan lupa di makan, gue tahu rasanya di perlakukan seperti yang lo rasakan, jangan pernah berpikir untuk menyerah".


Senyuman tipis terlihat di wajah cowok itu, sangat mengenali siapa pemilik tulisan di sana, Samudra menyimpan di dalam tas keluar dari kelas menuju parkiran, kepalan tangan cowok itu mengepal kuat dada kembang kempis memejamkan mata mencoba meredakan emosi melihat motornya, ban sudah terpisah, coretan merah memenuhi motor.

Hati cowok itu benar-benar sakit, motor satu-satunya peninggalan orang tuanya sudah hancur sekarang, pertahanan cowok itu hancur seketika, air mata keluar membasahi pipi.

Tuk

Samudra tersentak merasakan tepukan sekilas di bahu, cowok itu menghapus kasar air mata menoleh menatap Biru sudah berdiri di sana, "pulang bareng gue", ajaknya menatap cowok itu dengan tatapan tidak terbaca, Samudra mengigit bibir bagian dalam menatap penuh kesakitan ke arah motor akhirnya menganggukan kepala.

Biru membawa motor dengan kecepatan sedang menuju rumah Samudra, "sudah sampai", celetuknya menghentikan motor di depan rumah sederhana yang tidak berubah setelah terakhir kali dia melihatnya.

"Makasi Ru", ujar Samudra.

Biru menganggukan kepala bergegas pergi meninggalkan rumah sederhana milik Samudra kembali ke sekolah, sampai di sana Biru masuk kedalam menatap nanar motor Samudra kepalan tangan cowok itu menguat merogoh ponsel di salam saku celana.


"Datang ke SMA Wisteria sekarang juga, ambil motor Samudra perbaiki sama seperti sebelumnya, gue sudah kirim gambar, soal bayaran tidak perlu khawatir", ujarnya, setelah mendapat balasan dari sana cowok itu mematikan panggilan.


Biru menyeritkan dahi melihat Dirga keluar dari sekolah berjalan menuju parkiran, "eh masih ada murid di sekolah, kamu ngapain ?", tanyanya menatap curiga, Biru menunjuk motor Samudra.

Dirga menoleh membelalak kaget, "kenapa motor Samudra hancur begini?", tanyanya kaget, "anda kenal dengan Samudra ?", tanya Biru terlihat bingung campur penasaran tidak menjawab pertanyaan dari pria itu.

Dirga menganggukan kepala menatap Biru tersenyum tipis, "bahkan saya kenal dengan kamu", ujarnya, membuat cowok itu semakin bingung, dari mana pria itu mengenalnya bahkan Biru baru pertama kali bertemu pria itu.

"Kamu mungkin bingung, kita bertemu saat kebakaran terjadi di rumah kamu", ujar Dirga mengingatkan cowok itu tentang kejadian mengenaskan yang merenggut keluarga besarnya, dada Biru sesak kejadian itu pula yang membuat persahabatan Samudra dan Biru hancur.

Dirga menepuk pundak Biru pelan tersenyum tipis, "Kamu beruntung Biru punya sahabat seperti Samudra, kamu tahu sebelum kejadian, Samudra sudah datang lebih dulu ke kantor polisi meminta agar kami menuju ke sana mengungsi keluarga kamu, namun saat itu Samudra harus menelan pil pahit tidak ada yang mau membantu malah menganggap Samudra gila dan saya pun waktu itu hanya seorang polisi magang yang tidak bisa melakukan apa pun".


Deg


Biru meringis, merasakan sakit yang luar biasa, cowok itu sampai mundur menggelengkan kepala, "maksud anda apa ? Bagaimana mungkin Samudra waktu itu mendatangi polisi ? Kenapa bisa Samudra yakin jika kebakaran itu akan terjadi ?", tanyanya tanpa jeda.

Dirga terdiam kini paham Samudra belum mengatakan pada Biru soal kemampuan yang dia miliki, pria itu tersenyum tipis, "tanyakan semuanya pada Samudra, saya yakin sekarang dia siap mengatakan semuanya pada kamu, saya balik duluan", ujarnya bergegas menjauh bertepatan saat seorang yang Biru panggil datang mengambil motor Samudra untuk di perbaiki.

¤¤¤

The Search 🕵‍♂️Where stories live. Discover now