🥀 Perkara Buah Nanas

Start from the beginning
                                    

"Kenapa diam? Apa kamu bisu?" ucapnya terdengar ketus. Raut wajah Chelsea merenggut.

Naya tetap diam tak ingin menjawab namun memperhatikan lekat wanita dihadapannya yang terlihat sangat cantik dengan kulit putih pucat dan rambutnya yang berwarna pirang keemasan. Dari sisi manapun Chelsea terlihat cantik di mata Naya.

Lantas, alasan apa Argio menolak wanita secantik Chelsea untuk menjadi istrinya, pikir Naya.

"Kenapa dia diam saja? Apa dia benar-benar bisu?" gerutu Chelsea pada Merry lalu kembali menatap Naya.

"Sepertinya Nona Naya tidak enak badan," balas Merry sekenanya.

"Apa hubungannya dia tidak enak badan?"

Sengit. Merry tampak was-was dengan Chelsea. Dari awal pertemuan, Merry sudah melihat ketidaksukaan Chelsea pada Naya.

"Sepertinya Nona Naya harus kembali ke kamar. Ayo kita ke kamar Nona."

Merry mengajak Naya kembali ke kamar, tentu untuk menjauh dari Chelsea. Dari perangainya saja pelayan itu bisa menebak sifat calon tunangan tuan mudanya itu seperti apa.

Naya yang memang tidak memiliki jawaban untuk menjawab pertanyaan Chelsea segera mengikuti ajakkan Merry. Namun, baru hendak melangkah Chelsea mencekal pergelangan tangan Naya. Chelsea menekan kuku-kukunya ke kulit Naya yang terlihat meringis kesakitan.

"Aku tidak tahu kamu siapa dan alasan apa hingga kamu bisa tinggal di mansion ini. Tapi yang jelas jangan berani-beraninya menggoda dan mendekati calon suamiku, Argio!" peringat Chelsea penuh ancaman.

Setelah mengatakan hal tersebut wanita itu melepaskan cekalan tangannya yang meninggalkan bekas kemerahan pada pergelangan tangan Naya lalu melengos pergi dari sana.

"Nona tidak apa-apa?" tanya Merry menatap khawatir sambil memeriksa pergelangan tangan Naya yang lecet.

Naya menggeleng disertai senyuman tipis."Aku tidak apa-apa, Bi."

Sepertinya kehadiran calon tunangan Argio akan membuat Naya tidak akan betah di mansion. Di tambah kehadiran kedua orang tua Argio membuat Naya semakin tak nyaman. Seharusnya ia tidak berada di tempat ini.


Mobil sedan hitam berhenti di depan pelataran mansion. Argio keluar dari mobil tersebut setelah seharian bergelut dengan pekerjaan yang menguras pikirannya. Pria itu melangkah lebar memasuki mansion.

Senyuman Argio tersungging ketika melihat sang bunda duduk santai bersama Chelsea. Dua wanita itu tampak sibuk mengobrol perihal acara pertunangan yang akan segera terlaksana termasuk apa saja yang akan mereka persiapkan.

"Bunda!"

Argio melangkah menghampiri Caesa yang tersenyum hangat menyambut kedatangan putranya. Argio mengecup pipi Caesa penuh sayang. Chelsea yang melihat itu tampak tersenyum. Ia membayangkan Argio memberikan kecupan yang sama seperti pada Caesa.

"Kenapa kamu pulang terlambat hari ini?" tanya Caesa.

"Hari ini pekerjaan sangat banyak, Bun. Di mana Ayah?"

"Bunda tidak tahu, tapi kalau tidak salah ayahmu pergi dengan Hendrik keluar tapi Bunda tidak tahu ke mana."

Argio mengangguk samar dengan jawaban sang bunda.

"Argio, lihatlah foto gaun-gaun ini. Menurutmu aku cocok yang mana untuk acara pertunangan kita berdua nanti?"

Chelsea dengan wajah berbinar memperlihatkan foto-foto gaun yang akan ia pilih di ponselnya.

"Semuanya bagus," jawab Argio datar dan singkat.

Chelsea mengerucutkan bibirnya."Semuanya memang bagus. Tapi menurutmu salah satu diantara gaun di foto ini mana yang paling bagus?"

Argio menghela napas berat."Yang akan memakai gaun itu adalah kamu jadi pilihlah yang menurutmu paling bagus!"

"Argio, jangan seperti itu pada Chelsea." tegur Caesa.

"Aku sangat lelah. Aku ke kamar dulu."

Tanpa ingin memperpanjang perdebatan yang tidak ada gunanya Argio memilih ke kamar. Chelsea mendengus melihat pria itu pergi begitu saja tanpa memilih salah satu gaun untuknya. Kenapa Argio tidak bisa menampilkan sikap manis padanya?

Saat sudah menaiki lantai atas kedua kaki Argio melangkah mendekati kamar Naya. Tanpa ragu ia memutar tuas pintu tersebut. Kerutan halus muncul di kening Argio melihat Naya tampak lahap memakan sesuatu. Wanita itu tengah duduk menghadap balkon kamar. Tanpa Naya ketahui Argio melangkah masuk ke kamar itu.

"Apa yang kamu makan?"

Pertanyaan tiba-tiba Argio membuat Naya yang tampak menikmati buahan yang ia makan terkejut dan hampir menjatuhkan piring yang ia pegang. Ia menoleh ke samping dan mendapati Argio berdiri di sampingnya.

Naya tak langsung menjawab melainkan memperlihatkan isi piring yang terdapat buah nanas. Sontak hal tersebut membuat kedua mata Argio membulat.

"Siapa yang menyuruhmu makan nanas!" Nada suara Argio terdengar sangat marah.

"Me-memang kenapa? Aku sangat menyukai buah ini ..." Naya menjawab dengan mulut yang penuh buah nanas.

Prang!

Dengan gerakkan tak terduga Argio membanting piring yang Naya pegang yang kini sudah pecah di lantai dan buah nanas berserakan di lantai. Naya tampak ketakutan melihat wajah Argio yang terlihat sangat menyeramkan.

Apa kesalahannya?

______

Penasaran dengan kelanjutannya? Jangan lupa komen 🥰


Pelayan Perawan Milik Tuan MudaWhere stories live. Discover now