54 | something beautiful died

55 9 1
                                    

Kalah cerdas cermat itu bukan akhir bagi kelas Sagara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalah cerdas cermat itu bukan akhir bagi kelas Sagara. Masih ada cabang olahraga lain yang Sagara pegang dan laki-laki itu yakin bahwa ia yang akan memenangkan pertandingan itu. Bahkan kelasnya bakalan mendapat juara 1 nanti. Santai saja. Setelah menjawab asal di soal terakhir, Sagara sama sekali tidak dimaki oleh teman kelasnya. Iyalah, mereka mana berani. Yang berani hanya Dicky, itu pun hanya memaki sambil bercanda. Kalau Hani, dia sangat santai karna sejak cerdas cermat dimulai, Sagara dan Dicky lah yang lebih unggul. Hani seperti hanya mengisi kekosongan dalam tim.

Tapi ada satu orang yang benar-benar marah padanya saat pertanyaan terakhir Sagara jawab asal, Aluna.

"Selamat ya, kelas lo keren."

Aluna berdecak, berusaha berjalan menjauh dari Sagara. Tapi Sagara masih saja mengikuti langkah kecil Aluna dari belakang. "Udah sana! Jangan ngikutin!"

"Kenapa sih?"

Aluna menghentikan langkahnya, berbalik menatap Sagara. "Gue tau lo tau jawaban benernya apa. Tapi kenapa lo sengaja jawab salah?!"

"Gue nggak tau," jawab Sagara jujur, "lagian kenapa lo marah? Harusnya kan seneng, kelas lo menang."

"Bohong! Lo pasti tau jawabannya."

Sagara berdecak. "Gue nggak tau."

"Tadi malam tidur dimana?"

"Dicky," jawab Sagara pelan, "abis tanding basket, gue ke coffee shop. Lo jangan macem-macem."

"Iya."

Aluna benar-benar tidak macam-macam kok. Ia hanya menonton temannya bertanding futsal melawan kakak kelasnya dan juga menonton pertandingan Yania dan teman-temannya yang lain. Sementara Sagara sibuk mengurus dokumen di kantor notaris, Aluna sibuk memilih menu hendak makan apa.

Ini sudah tiga minggu setelah kejadian ia dan Bundanya bertengkar, sampai sekarang Aluna belum juga mau membalas pesan yang Bundanya kirimkan atau bahkan mengangkat telfon. Aluna belum siap dengan hal itu. Rasanya ia mau seperti ini terus saja daripada memikirkan hal yang akan membuatnya sakit nantinya.

Akhirnya, setelah bingung menentukan menu apa yang akan ia makan untuk makan siangnya. Aluna memilih untuk memakan nasi goreng seafood saja. Sementara Yania memesan ramen dan Aqila makan baked salmon dengan kentang goreng. Mereka bertiga makan di kantin sembari berbincang kecil, menunggu teman-temannya yang lain datang.

"Lo deket banget sama Dicky, La?"

Aqila mengangguk. "Bokap gue sama bokap Dicky tuh temen SMA. Jadi mereka sering main ke rumah gue."

"Kalo lo sama Yania?" tanya Aluna.

"Kalo gue sama Yania emang satu sekolah. Tapi kita nggak terlalu dekat, karna nggak sekelas," jelas Aqila, "kita kenalnya karna sama-sama olimpiade sains waktu itu."

Aluna mengangguk paham. "Kalo Sagara?"

Kali ini Aqila menggeleng. Ia tidak tau asal-usul laki-laki itu. Aqila sebenarnya sering sih melihat wajah Sagara di postingannya Dicky, tapi karna lewat-lewat saja dan tidak terlalu penting, Aqila sama sekali tidak pernah mengetahui tentang hal itu.

love me wellWhere stories live. Discover now