53 | head in the clouds

48 8 0
                                    

Ternyata hal yang Ayahnya ingin bicarakan tadi malam adalah hal yang paling Sagara tak mau dengar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ternyata hal yang Ayahnya ingin bicarakan tadi malam adalah hal yang paling Sagara tak mau dengar. Bahkan Sagara sampai berpikir ia tak akan menginjakan kakinya di rumah itu lagi karna ia benar-benar marah setelah Ayahnya menyampaikan hal itu padanya. Kini Sagara menatap ponselnya—lebih tepatnya menatap saldo di rekeningnya yang sudah diisi ulang oleh Ayahnya pagi ini. Seingat Sagara, sisa uang di rekeningnya itu sisa 1 juta. Tapi pagi ini angka nolnya bertambah dua.

Karna hal itu, Sagara jadi berpikir dua kali. Apakah ia bisa marah sama Ayahnya sampai tidak mau menginjakan kaki di rumah lagi, sementara Sagara masih butuh dibiayai oleh Ayahnya.

"Anjing duit apaan tuh?"

Sagara berdecak, memasukan ponselnya ke saku. "Ngintip mulu lo, bintitan aja!"

"Kan bukan ngintipin orang mandi," Dicky duduk di samping Sagara, mereka berdua sedang menunggu cerdas cermat dimulai lima menit lagi, "Billa titip salam sama lo. Katanya makasih, selama di sini dia seneng."

"Bagus deh kalau gitu."

Dicky menghela nafasnya pelan. "Terus tuh anak mau diapain ya Gar? Kalau dia nggak mau gugurin kandungannya."

"Nggak tau, kenapa tanya gue? Itukan urusan dia."

"Gue sih sebenernya setuju sama lo. Namanya juga aib, pasti kita cari cara buat nutupin," Dicky menatap kosong ujung sepatunya, "tapi janin itu udah punya nyawa, Gar. Billa juga keliatannya sayang banget sama janin itu."

"Yaudah biarin aja. Kirimin aja duit terus," Sagara menatap Aluna yang sudah memasuki ruangan, "lagian dia juga nggak aneh-aneh Anaknya."

Cerdas cermat dimulai dengan pertanyaan pertama yang bisa dijawab dengan cepat oleh Mipa 4—kelas Louis dan Sultan. Sagara kira, Louis bercanda saat mengatakan ia yang mewakili kelasnya di cerdas cermat. Tapi saat melihat Louis bahkan Sultan duduk di sana, Sagara baru percaya. Dari belakang, Logan datang dengan senyuman khasnya, duduk di samping Sagara.

"Gar, pinjem seratus."

"Anjing, merinding gue."

Logan berdecak malas. "Emangnya gue setan?"

"Buat apaan?"

"Beli narkoba," jawab Logan asal, "yakali, ban motor gue bocor."

Daripada diganggu oleh Logan, mendingan Sagara memberi uang berwarna merah itu padanya dan lanjut menonton. Sementara Dicky tertawa kecil melihat kelakuan Logan yang datang dan hanya meminta uang pada Sagara. Seperti anak kecil minta uang buat beli permen saja.

"Kita sering mendengar kata tim SAR, kepanjangan dari SAR ialah?"

"Search and Rescue," jawab Sagara.

"Search and Rescue."

"Benar!"

Berada di dekat Sagara itu seperti berada di samping wikipedia. Selain itu Sagara juga seperti kamus berjalan. Oh ya, selain bahasa inggris, Sagara juga pintar bahasa perancis dan spanyol. Jangan heran, dulu Sagara pernah tinggal di perancis tiga bulan sebelum akhirnya masuk SD.

love me wellWhere stories live. Discover now