30. BERJODOH

18.1K 1.2K 1K
                                    

Vote dulu nanti lupa!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

30. BERJODOH

----

Rasanya ada yang kurang jika saudara kembar ini tidak ribut memperdebatkan kesalahan yang di buat oleh saudaranya yang lain. Lihat saja cara Jihan memarahi Dewangga karena laki-laki itu salah mendengar apa yang Jihan ucapkan. Tadi Jihan sempat meminta bantuan Dewangga untuk mengantarkannya berkunjung ke rumah Yasmine. Namun Dewangga salah mendengar dan justru mengantarkannya ke rumah Starla. Sebenarnya Jihan juga termasuk salah karena selama di perjalanan memilih tidur karena semalam ia lembur mengerjakan tugas kuliah. Ketika Dewangga membangunkannya dan mengatakan bahwa sudah sampai ternyata alamat yang di tuju salah. Alhasil keduanya memutar arah karena kebetulan Starla sedang tidak ada di rumah.

"Makanya telinga itu di bersihin. Orang bilangnya kemana perginya kemana." Jihan terus menggerutu akibat kesalahan yang di perbuat Dewangga.

"Mikinyi tilingi iti di birsihin. Iring bilingnyi kimini pirginyi kimini," cibir Dewangga menirukan ucapan Jihan.

Jihan memukul lengan Dewangga. "Nyebelin banget sih lo!"

Dewangga meringis lantaran pukulan yang di layangkan Jihan di lengannya lumayan terasa sakit. "Sakit, Han."

"Bodoh amat!"

Matanya melirik Jihan yang memalingkan wajahnya melihat luar kaca. "Tadi pas lo ngomong gue emang salah denger. Gue kira anterin ke rumah Starla ternyata ke rumah Yasmine. Lo tau sendirikan kalo gue tidur gimana." 

Jihan tidak menghiraukan ucapan Dewangga. Ia terlanjur kesal dengan laki-laki itu.

"Han?" Dewangga terus mencoba memanggil Jihan.

"Apa?"

"Maafin gue."

"Males. Lo nyebelin. Nyesel banget punya kembaran kayak lo!" ucap Jihan.

"Gue lebih nyesel punya kembaran kayak lo. Udah cerewet, banyak ngatur!" Dewangga membalas ucapan Jihan.

"Apa lo bilang!?"

Dewangga menyengir lebar. "Becanda."

"Gue cerewet juga demi kebaikan lo. Aturan yang gue buat juga demi kebaikan lo. Gue bela-belain masuk fakultas kedokteran juga demi lo. Sorry deh kalo gue sebagai saudara banyak ngatur hidup lo," ujar Jihan.

Dewangga menghentikan laju mobilnya. Ia merasa bersalah telah berucap seperti itu. Sedangkan selama ini Jihan yang selalu perhatian kepadanya menggantikan peran ibu yang sejak kecil tidak pernah ia dapat. "Han, gue nggak bermaksud kayak gitu."

"Besok kalo lo nggak mau minum obat nggak papa. Urusin sendiri hidup lo," ucap Jihan.

Dewangga menggeleng cepat. "Gue rajin minum obat."

ALASKA : MARRIED WITH BESTFRIEND [ TERBIT ] Where stories live. Discover now