6. Kilas Balik

597 61 14
                                    

Vote, comment, dan follow akun ini dulu ga sih? Hehe.

***

Kebencian ini sudah mengakar. Sampai jalan damai sulit dideteksi oleh radar. Yang kutahu, kehadiranmu juga cukup mengacaukan sadar.

****

Tak sampai detik berlalu, Jean sudah bergegas lari. Meniti anak tangga untuk sampai pada lantai atas klub lalu bergerak keluar klub diikuti teman-temannya. Mengumpat sesekali pada banyak orang yang menghalangi jalan terburu-burunya. Rasionalitasnya mendoktrin pada kemungkinan positif.

Yang sejerumus kemudian tidak berguna sebab saat telah sampai ke luar klub, Jean mendapati banyak orang tengah menyaksikan bagaimana teman-teman rivalnya itu sedang menghabisi seseorang yang sudah terkapar di atas tanah. Tidak ada yang berniat membantu. Sekadar mengobservasi dan berbisik-bisik penasaran atau mengomentari. Pun dua penjaga klub tampak abai dan sibuk melanjutkan perkejaan mereka untuk mengecek pengunjung yang akan masuk.

Seukuran dunia malam, penuh sisi liar tak terbendung, hal ini sudahlah biasa. Manakala semua manusia saling abai pada urusan yang tak dianggapnya penting bagi mereka. Penindasan dan permainan kotor kekuasaan bukanlah hal baru. Bersikap jahat dan individualis. Saling menerkam untuk yang kuat dan diterkam untuk yang lemah.

Sekiranya itu sudah biasa bagi Jean. Jikalau ia tidak melihat sosok yang ditendang dan meringkuk kesakitan itu adalah Nara. Sosok dengan mulut dan hidung mengeluarkan dan dengan kondisi mengenaskan itu adalah kakanya. Sosok lemah tidak kuasa melawan pun sanggupnya sekadar keluarkan rintihan di wajah penuh luka itu adalah saudara kandungnya.

Mendengar beberapa pasang kaki beberapa mendekati mereka, Rezan menoleh. Saksikan bagaimana sosok paling dinantikan telah tiba. Ia mengangkat tangannya, pertanda menyuruh teman-temannya berhenti memukuli Nara yang nyaris terenggut kesadaran. "Guys, lihat ada yang datang."

Rezan menyeringai. Menunggu langkah Jean tertuju sampai padanya. Dengan kepongahan tanpa tersirat di wajah. Seolah sudah mengalahkan sebab tatap dingin itu menusuknya dari kejauhan. Perlahan kian jelas seiring terkikisnya jarak pun mengumbar bukti tatap itu terkandung amuk amarah.

"Yo, what's up, yang dicari-cari datang juga akhirnya," Rezan maju selangkah. Menyambut Jean dengan hendak menepuk bahu Jean manakala Jean menyerongkan bahu kanannya ke belakang hingga tepukan Rezan hanya mengambang hampa di udara dinginnya malam.

Sementara Jean dan Rezan berbalasan tatap, teman-teman Jean yaitu Johan, Haidan, Lingga dan Kavian lebih mengerti untuk memutuskan mengurus Nara yang tergeletak tak jauh dari sana. Lingga dan Haidan mendorong dan menyuruh mundur kawanan Rezan. Sedangkan Kavian dan Johan membantu memapah Nara untuk dirangkul agar bisa menopang kedua kakinya berdiri. Kondisi Nara sudah sangat menyedihkan, kelopak matanya lebih banyak terpejam dan tak bisa keluarkan suara selain rintihan.

"Lo datangnya kelamaan, sih, tuh liat, udah sekarat kan—"

"Maksud lo apa?" Jean menyela, suara beratnya terlalu membekukan tulang-tulang bermental lemah. Akan tetapi, Rezan justru melebarkan senyum bermakna lain.

Cowok itu seolah bersikap ramah seperti teman. Kontradiktif sekali dengan raut wajahnya yang angkuh dan sinis. "Gue? Gak maksud apa-apa. Gue malah baik, bantuin dia yang minta tolong untuk cariin lo."

Dua orang itu masih bersitegang. Dan yang lainnya sepertinya membiarkan dengan memberi ruang, barangkali kemungkinan tiba-tiba lemparan bogem satu sama lain sudah tersangkut di benak masing-masing.

Jean dan Rezan adalah musuh. Tidak. Lebih tepatnya Rezan yang kerap kali mencari masalah. Jean hanya membalas sesuatu yang sudah dimulai lebih dahulu jika itu sifatnya merugikan dan mengusiknya. Sejauh ini, Rezan selalu terang-terangan membencinya semenjak kekalahannya di ring kali pertama pertemuan mereka. Sebelum Jean masuk ke dunia malam, menggeluti hobi sekaligus menjadi idola di atas ring, posisi Rezan sebagai pemain termuda dan dibanggakan tiba-tiba dengan mudah digantikan oleh Jean. Rezan kalah telak. Dan tidak pernah lagi difavoritkan. Jean merebut segalanya darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sejenak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang