🥀 Calon Tunangan

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana kabarmu, Nak?" tanya Caesa seraya menguraikan pelukannya.

"Aku sangat-sangat baik, Bunda. Dan aku sangat merindukan Bunda," balas Argio disertai senyuman hangatnya.

Caesa mengusap pipi putranya.

"Syukurlah kalau begitu. Sekarang ayo masuk. Bunda sudah lama menunggu kedatanganmu."

Caesa menarik tangan Argio, menggiringnya masuk ke Villa yang begitu megah.

"Seharusnya Bunda tidak perlu menunggu ku diteras, cukup duduk manis di dalam Villa."

"Tidak. Bunda tidak akan tenang sampai melihat langsung mobilmu masuk ke area Villa. Sekarang ayo kita ke ruang makan, ada seseorang yang sudah menunggumu."

Caesa membawa Argio ke meja makan dan di sana tampak seorang wanita mengenakan dress merah menyala yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih. Wanita itu tampak menyadari kehadiran Argio dan segera bangkit dari tempat duduknya. Senyuman manis menghias wajah cantiknya.

"Argio, akhirnya kamu datang juga."

Chelsea, wanita itu berhambur memeluk Argio. Wanita yang dulu mengejar dan berharap Argio menjadi kekasihnya kini telah berhasil jadi miliknya dan tak lama lagi akan menjadi suami.

Tubuh Argio diam terpaku. Sementara Chelsea begitu erat memeluk pria tersebut. Perlahan Argio membalas pelukan calon tungannya tersebut. Caesa yang melihat itu tidak bisa menyembunyikan senyum bahagiaannya dan sebentar lagi putranya akan bertunangan.

Chelsea tampak tersenyum malu-malu ketika pelukan mereka berdua terlepas ditambah ada calon ibu mertua yang memperhatikan. Mungkin ia akan menjadi wanita yang liar bila Caesa tidak ada diantara mereka berdua.

"Sekarang ayo duduk dulu."

Kini, ketiganya sudah duduk di kursi masing-masing. Dan di meja sudah terhidang beberapa menu makanan.

"Chelsea sudah lama menunggu kedatanganmu. Bahkan dia yang memasak makanan ini," ucap Caesa memuji Chelsea dihadapan Argio.

Respon Argio hanya tersenyum tipis menatap ke arah Chelsea.

"Tante bisa saja. Aku memang sudah biasa memasak," balas Chelsea.

"Bun, di mana Ayah?" Argio baru menyadari ketidakhadiran ayahnya, Arga.

"Ayahmu berada di taman belakang. Kamu tunggu di sini. Biar Bunda panggilkan."

Caesa bangkit dari tempat duduknya dan segera menuju ke taman belakang menyusul suaminya. Kini, diruangan itu hanya ada Argio dan Chelsea.

Tangan Chelsea tanpa ragu merambat menyentuh bagian paha Argio setelah Caesa benar-benar meninggalkan ruangan tersebut.

"Aku benar-benar tidak sabar kita segera menikah, Argio," ucap Chelsea terdengar sensual.

Argio menyingkirkan tangan Chelsea dengan kasar dari pahanya membuat wanita itu mendengus.

"Jaga tanganmu itu!"

Pria itu benar-benar tidak suka wanita yang terlalu liar dan agresif seperti Chelsea. Seharusnya ia tidak menyetujui permintaan bundanya untuk menjadikan wanita ini istrinya. Ia sudah dewasa dan mampu memilih wanita yang tepat menjadi istrinya namun perjodohan yang orang tuanya ciptakan tidak bisa ditolak.

"Aku calon istrimu dan tidak masalah menyentuh _"

Ucapan Chelsea terjeda ketika suara dering ponsel milik Argio yang berbunyi. Argio langsung mengangkat sambungan telpon.

"Ada apa?"

"Tuan, Nona Naya dilarikan ke rumah sakit," ucap Merry dari sambungan telpon. Suara Merry terdengar sangat panik.

Raut keterkejutan tampak jelas dari wajah Argio membuat sebelah alis Chelsea terangkat. Wanita itu tampak penasaran dengan apa yang dibicarakan Argio melalui sambungan telpon tersebut.

"Bagaimana bisa?"

"Saya tidak tahu, Tuan. Baru sebentar saya tinggalkan, Nona Naya sudah pingsan. Wajahnya juga terlihat sangat merah."

Argio mengusap wajahnya kasar. Baru ia tinggalkan beberapa jam masalah sudah terjadi menimpa wanita itu.

"Sekarang dia sudah di rumah sakit?"

"Sudah, Tuan. Sekarang sedang diperiksa dokter."

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Chelsea ketika sambungan telpon sudah Argio matikan.

"Tidak ada," balasnya singkat.

_____

Bagaimana dengan part ini? Mau lanjut?

See you di part selanjutnya, ya:)







Pelayan Perawan Milik Tuan MudaWhere stories live. Discover now