Bab 47

1.9K 125 8
                                    

"Louis." Neo mencekal tangan Louis.

"Ada apa tuan Neo?" Louis berbalik bertanya pada orang yang menghentikan langkahnya. Menekankan kata "Tuan Neo" dengan wajah yang sama sekali tidak ramah.

"Aku bisa jelaskan ini nanti." Ya nanti yang terpenting sekarang adalah adiknya Phuwin.

"Saya rasa semuanya sudah jelas Tuan, silahkan kita akan segera berangkat." Jawab Louis dingin. Mempersilahkan Neo naik ke helikopter yang akan membawa mereka ketempat dimana Phuwin berada.

Dengan berat hati Neo melepaskan tangan Louis, naik ke helikopter diikuti Pawin. Nanti setelah semua ini beres dia pastikan akan membereskan juga urusannya dengan Louis harus. Louis mengemudikan helikopter itu sendiri agar lebih cepat sampai ke tempat tujuan yang Louis tau persis dimana itu tepatnya.

 Louis mengemudikan helikopter itu sendiri agar lebih cepat sampai ke tempat tujuan yang Louis tau persis dimana itu tepatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tunggu bisakah aku ikut? mungkin aku bisa sedikit membantu." Tanya Perth yang entah muncul dari mana. Perth juga sangat ingin segera menemukan Chimon, khawatir.

"Naiklah." Jawab Neo singkat, setau Neo Perth adalah teman terdekat Chimon saat ini, mungkin saja dia bisa membantu mengatasi Chimon, jadi Neo tidak perlu menyakiti sepupunya itu bila terjadi masalah nanti.

.

.

Kamar mewah itu hening, detakan jantung Phuwin begitu kencang, seperti sedang menunggu kematian, saat salah satu anak buah Chimon berusaha melepaskan kain hitam yang menutupi kepala orang yang tergeletak di lantai itu, Perlahan wajah itu terlihat jelas saat kain terbuka dan jantung Phuwin serasa berhenti berdetak seketika.

"Pond!" Ketakutan Phuwin benar terjadi, orang itu benar-benar Pondnya. Rasanya ingin segera melepaskan diri dan membantu Pond, tapi Phuwin harus tenang menghadapi orang seperti Chimon, dia harus mengunakan otaknya bukan ototnya.

"Bagaimana kau suka hadiahku, Phu?" Tanya Chimon bahagia.

"Kenapa kau bawa dia kemari?" Tanya Phuwin dengan wajah malas.

"Kan aku sudah bilang aku akan menyingkirkannya dari muka bumi agar aku bisa memilikimu." jawab Chimon.

"Lakukan saja."

"Kau tidak keberatan?"

"Tentu tidak, aku sudah berubah pikiran, dia selalu aja membuat masalah untukku, aku tidak lagi mencintainya."

"Ouu benarkah?"

"Hem..Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Phuwin dengan wajah datar seperti tidak berminat.

"Tidak ada, dia hanya terlalu berisik, orang orangku hanya membuatnya pinsan."

"Ku kira dia sudah mati." Kata Phuwin enteng.

"Tidak, hei kau, bangunkan dia." Chimon memberi perintah, seorang penjaga mengambil segelas air yang berada di meja nakas tempat tidur dan menyiramkannya ke wajah Pond.

Phuwin's Birthday Present Where stories live. Discover now