Bab 35

2.1K 161 1
                                    

"Pond!" Phuwin berteriak, terbangun dari tidurnya mengatur napasnya yang terengah-engah, mimpi buruk itu datang lagi, mimpi dimana Pond menembak kepalanya sendiri sampai mati, masih kerap kali hadir di dalam tidurnya yang lelep. Dilihatnya sekeliling mencari keberadaan kekasihnya, Ketakutan makin menjadi saat tidak di temukannya Pond disampingnya.

"Pond...Pond.." Phuwin menyibak selimut dan bangkit dengan terburu. dia terus memanggil nama Pond seperti orang gila, dimana Pondnya, apa Pond benar-benar mati bunuh diri, apa hubungannya yang direstui dan pertunangannya yang kurang seminggu lagi itu hanya mimpi. Phuwin bingung berjongkok mengacak kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing, matanya berkaca-kaca mulai menangis dan terus memanggil nama Pond.

Dari arah toilet Pond berlari saat mendengar teriakan dan tangisan Phuwin, Pond meraih rubuh Phuwin dan langsung memeluknya.

"Ada apa,. .ada apa, apa anda baik-baik saja?" Pond melihat wajah Phuwin yang berlinang air mata. Kejadian waktu itu membuat Phuwin trauma dan bermimpi buruk.

"Dari mana saja, aku takut sekali, aku mimpi buruk." Phuwin memeluk Pond sangat erat seolah-olah Pond akan hilang jika dia lengah sedikit saja.

"Maaf maafkan saya tiba-tiba saya sakit perut dan ke toilet, saya tidak kemana-mana." Pond menepuk nepuk punggung Phuwin mencoba menenangkannya.

"Ku rasa aku harus bertemu Paman Arm, aku tidak bisa seperti ini terus" Kata Phuwin yang sudah sedikit tenang.

"Ya besok kita kesana, sekarang ayo tidur lagi." Pond membawa Phuwin ke tempat tidur lagi dan memeluknya.

"Lihat hidung anda merah," Pond mencium hidung Phuwin yang memerah karena menangis.

"Salah siapa aku jadi seperti ini." Phuwin cemberut malu.

"Ya saya yang salah, tolong jangan menangis lagi, anda ingat kita akan bertunangan lalu suatu saat akan menikah dan tidak akan terpisah lagi. Jadi tolong jangan takut lagi." Pond mencium kedua kelopak mata Phuwin yang masih merah.

"Ya tentu kita tidak akan terpisah lagi."

.

.

Pertunangan yang tinggal seminggu lagi itu adalah kenyataan, walau mereka sepakat untuk membuat pesta dengan sederhana dengan keluarga dan kolega dekat saja tapi tetap saja butuh banyak persiapan dan waktu seminggu adalah waktu yang sangat singkat untuk melakukan semua itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan Pond?" Tanya Bibi Nam yang tidak sengaja melihat Pond  duduk sendirian dengan wajah yang tidak bersemangat saat melewati tangga di bagian belakang rumah keluarga Pirapat yang sepi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang sedang kau pikirkan Pond?" Tanya Bibi Nam yang tidak sengaja melihat Pond  duduk sendirian dengan wajah yang tidak bersemangat saat melewati tangga di bagian belakang rumah keluarga Pirapat yang sepi.

"Tidak ada Bibi." Jawab Pond memaksakan senyumannya.

"Jangan berbohong pada Bibi, wajahmu tampak jelas sekali."

Phuwin's Birthday Present Where stories live. Discover now