Bab 34

2.4K 168 13
                                    

Mimpi, semua orang ingin ini adalah sebuah mimpi, tapi sayangnya ini adalah kenyataan, semua benar-benar terjadi.

"Phu, kau mau disini sampai kapan? ayo makan." Mix membelai kepala putranya yang hanya diam menatap wajah damai seseorang dihadapannya.

"Kau masih marah pada Ayah? Ayah minta maaf, Ayah tidak bermaksud semua jadi seperti ini, ayah menyesal maafkan Ayah tolong jangan mengabaikan ayah seperti ini." Tampak penyesalan di wajah Earth yang sudah tidak muda lagi itu. Semua yang terjadi memang salahnya, harusnya dia lebih bisa memahami perasaan anak-anaknya.

"Pond tidak akan suka melihatmu seperti ini sayang." Mix masih mencoba merayu, tapi Phuwin tetap bergeming.

"Oke baiklah kalau itu maumu, kami akan memberimu waktu, kami keluar dulu. kalau kau butuh sesuatu segera beritahu kami." Kata Earth akhirnya menyerah mengajak Mix keluar, meninggalkan Phuwin yang tidak merespon.

"Kenapa kau tidak bangun-bangun, aku lelah dan juga lapar Pond, ayo cepat bangun dan makan bersama." Phuwin merebahkan tubuhnya dan akhirnya tertidur karena kelelahan.

.

.

Pond membuka matanya perlahan, yang pertama dilihatnya adalah ruangan remang-remang yang tampak familiar dan seseorang yang sedang tidur disampingnya.

"Lihatlah betapa baiknya Tuhan pada saya, di neraka pun Tuhan mengirimkan malaikat yang mirip sekali dengan anda Phu." Pond mengelus wajah yang sedang terlelap dinsampingnya itu. Hatinya begitu damai.

"Ini bukan neraka, ini di kamarku." Mata cantik itu terbuka perlahan, mengerjap-ngerjap imut lalu tersenyum manis.

" Mata cantik itu terbuka perlahan, mengerjap-ngerjap imut lalu tersenyum manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bahkan suaranya juga sangat mirip." Pond ikut tersenyum di lihatnya wajah yang selalu dipujanya itu lamat-lamat, begitu cantik.

"Pond ini memang aku Phuwintang." Phuwin membawa tangan Pond untuk menyentuh pipinya. Phuwin memejamkan mata lagi menikmati sentuhan lembut tangan Pond. Pond tersadar buru-buru bangkit mencoba untuk duduk.

"Aaakkhh." Pond merintih memegang kepalanya yang berasa sakit.

"Hati-hati." Phuwin membantu Pond duduk diatas tepat tidurnya. "Minumlah dulu." Phuwin menyerahkan segelas air putih yang diambilnya dari nakas tempat tidur. dan dihabiskan Pond dengan perlahan.

"Apa masih sakit?" Tanya Phuwin di elusnya kepala Pond lembut.

"Apa yang terjadi, saya tidak mengerti?" Tanya Pond seingatnya tadi dia berniat mengakhiri hidupnya sendiri dengan menembakkan pistol Tuannya ke kepalanya, harusnya dia sudah mati kan, kenapa dia masih hidup dan bernafas dengan baik.

"Kenapa bodoh mu tidak berkurang sih, kau membuatku hampir mati ketakutan tau." Phuwin memeluk Pond. Pond balas memeluk Phuwin, dengan masih sedikit bingung.

Phuwin's Birthday Present Where stories live. Discover now